Suara.com - Sekretaris Daerah Kerja (Daker) Bandara Petugas Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Asep Rohadian mengimbau jemaah untuk selalu membawa kartu identitas atau smart card ke mana saja saat beraktivitas.
Imbauan tersebut disampaikan untuk memudahkan pelacakan jemaah haji yang tersesat ketika berada di Arab Saudi saat di luar penginapan.
"Kami mengimbau untuk jemaah calon haji jangan pernah melepas atau selalu membawa kalung jemaah yang selama ini menempel ke jemaah haji. Karena kalung itu berisi identitas jemaah yang diperlukan mereka ketika ada permasalahan di lapangan," ucapnya di Madinah, Jumat (17/5/2024).
Lantaran itu, ia mengimbau kepada jemaah haji agar kartu tersebut dikalungkan di leher agar tidak hilang dan bisa melacak hotel tempat menginap.
Baca Juga: Jemaah Haji Wajib Tahu! Ini Deretan Larangan dari Pemerintah Saudi
Pernyataan Asep tersebut merespons temuan petugas PPIH yang banyak menemukan kartu identitas jemaah tercecer di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) atau tertinggal di dalam pesawat.
"Misalkan ada yang tersesat di jalan, petugas bisa melacak jemaah tinggal di hotel mana," ujarnya.
Selain kartu Identitas, jemaah juga diingatkan hanya membawa barang penting ke tanah suci.
Tak hanya itu, jemaah dilarang membungkus barang bawaan dengan isolasi lakban (perekat) yang justru bisa mencurigakan petugas bandara.
"Kami juga mengimbau kepada para Jemaah haji untuk tidak terlalu membawa banyak barang bawaan termasuk melakban barang bawaan untuk memudahkan petugas saat bongkar muat di bandara," katanya.
Baca Juga: Bagaimana Makanan Katering Haji 2024? Begini Pengakuan Jemaah Haji Indonesia
Untuk informasi, hingga hari keenam kedatangan Jemaah Haji Indonesia di Madinah, sudah lebih 30 ribu jemaah yang berasal dari 83 kloter telah tiba.
Jumlah tersebut sudah 30 persen jemaah yang tiba di Madinah dari total 90 ribu jemaah Indonesia yang akan tiba pada gelombang pertama.