Suara.com - Khairiyah terkejut bukan main saat mendengar ledakan dari salah satu sayap pesawat yang ditumpanginya menuju Arab Saudi, Rabu (15/5/2024).
Pesawat milik maskapai Garuda Indonesia yang membawa sekira 450 jemaah haji asal Embarkasi Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) itu tiba-tiba mengeluarkan api dari turbin kanannya.
Khairiyah mengira semuanya akan berjalan baik-baik saja, sebelum suara ledakan itu membuyarkan hatinya.
Baca juga:
Baca Juga: Bagaimana Makanan Katering Haji 2024? Begini Pengakuan Jemaah Haji Indonesia
"Setelah take-off itu ada sebuah ledakan di mesin sebelah kanan pesawat," katanya saat ditemui di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz di Madinah, Kamis (16/5/2024) menjelang subuh.
Ketegangan dirasakannya bersama sang suami selama 20 menit mengudara di langit Makassar pada Rabu pagi itu.
"Jadi 20 menit itu memang kita susah mau naik."
Meski begitu, ia mengungkapkan tidak ada kepanikan di penumpang lainnya di dalam kabin pesawat. Sebab kebayakan jemaah haji tidak mengerti Bahasa Indonesia. Selain itu, ia menduga jaringan frekuensi pilot terganggu saat itu.
"Ketika pesawat itu take-off, mereka masih asyik video call. Jadi jaringan pilot dengan navigasi terganggu," katanya yang juga berprofesi sebagai dokter.
Baca Juga: Kisah Cinta Jemaah Haji Mbah Bardan: Terpisah di Dunia, Berharap Bersatu di Jannah
Baca juga:
Ia mengemukakan hal tersebut, lantaran suaminya merupakan kapten kapal. Suami Khairiyah menambahkan, saat itu rasa panik menjalar di hati dan pikirannya setelah berada terbang.
"Saya sudah berdoa dengan istri saya, mudah-mudahan kembali."
"Dengan melihat kondisi mesin itu, ternyata nggak lama kemudian ada pengumuman dari kru kabin, dan ini pesawat mau kembali ke Makassar," ujarnya.
Kedatangan jemaah haji asal Sulsel itu disambut Kepala Daker (Daerah Kerja) Bandara Abdillah MT serta petugas haji yang lain.
Sujud Syukur
Setelah melewati gate Terminal Hajj di Bandara AMAA, sejumlah jemaah haji langsung melakukan sujud syukur untuk mengekspresikan keharuannya setelah menunggu beberapa jam pesawat pengganti yang mengantarkan mereka ke tanah suci.
"Alhamdulillah kami saksikan pada saat kami menyambut mereka, jamaah semua, dalam kondisi senang dan bersyukur sekali, ya, dengan ketibaannya di Madinah ini, yang mereka mewujudkan itu dengan bersujud syukur pada saat dari pintu kedatangan, pada saat itu keluar dari pintu haji, ya,” ujar Abdillah.
Mereka juga sampai dalam keadaan selamat, baik jemaah, petugas kloter, hingga Petugas Haji Daerah.
“Alhamdulillah semuanya selamat, ya, sehat, jamaah sehat. Petugas kloter juga menyampaikan, jamaah pada senang ya gembira dengan kedatangan di Madinah ini,” tuturnya.
Baca juga:
Terkait efek pasca insiden kerusakan pesawat UPG5 terhadap kloter yang lain, Abdillah menyebut bahwa semuanya bisa diatasi dengan baik.
“Efek pasca keterlambatan jamaah terkait UPG 5, ini memang ada beberapa penerbangan UPG yang ikut terdampak diantaranya UPG 6, tapi alhamdulillah sejauh ini untuk jadwalnya sudah terjadwal lagi dan insya Allah semua akan landing Madinah,” tambahnya.
Sebelumnya, Kementerian Agama (Kemenag) menyayangkan peristiwa tersebut. Dalam pernyataan resminya, Kemenag mengungkapkan pihak Garuda Indonesia telah menyampaikan permohonan maafnya.
Penerbangan berkode GIA 1105 yang membawa 450 jemaah haji asal Gowa. Pesawat ini terbang pada sekitar pukul 15.30 WITA dan mendarat kembali di Bandara Sultan Hasanuddin pada pukul 17.15 WITA. Sebelum mendarat, pesawat harus berputar untuk mengurangi bahan bakar.
“Kami menghargai permintaan maaf yang disampaikan. Tapi kita menyayangkan adanya peristiwa kerusakan mesin pesawat dalam penerbangan haji. Garuda Indonesia harus professional karena ini berkaitan dengan keselamatan penerbangan jemaah. Kita minta kejadian seperti ini tidak terulang,” tegas Juru Bicara Kementerian Agama Anna Hasbie, di Jakarta, Rabu (15/5/2024).