Suara.com - Baru-baru ini, banyak seliweran di sosial media mengenai isi putusan cerai Ria Ricis dan Teuku Ryan. Pasalnya, retaknya hubungan rumah tangga artis ini lantaran tidak harmonisnya dengan mertua. Jika menjadi Teuku Ryan, mana yang harus diutamakan, apakah istri atau ibu menurut Islam?
Diketahui bahwa dokumen pengadilan pada putusan cerai Ria Ricis dan Teuku Ryan itu bisa diakses secara terbuka oleh publik. Pada putusan atau hasil cerai tersebut, ada beberapa catatan yang menarik perhatian, mengenai sejumlah sebab dan kronologi gugatan cerai Ria Ricis terhadap Teuku Ryan.
Salah satunya menyebutkan bahwa Ria Ricis merasa Teuku Ryan tidak netral dalam bersikap. Ricis merasa suami kerap memojokkan dirinya. Selain itu sikap mertua Ria Ricis juga dirasa hanya mementingkan Teuku Ryan.
Lantas banyak yang bertanya-tanya, sebetulnya siapa yang harus diutamakan, apakah istri atau ibu menurut Islam?
- Baca juga: Profil Shindy Putri, Kakak Ria Ricis yang Transfer Uang Rp500 Juta ke Teuku Ryan
- Baca juga: Teuku Ryan Tak Terima Ibunya Dituduh Nyolong Hampers
Siapa yang Harus Diutamakan, Istri Atau Ibu?
Seorang suami yang lebih mendahulukan ibu dibandingkan istri memang masih sering menjadi perdebatan sampai sekarang. Dalam hukum Islam, dijelaskan mana yang menjadi skala prioritas, antara istri dan ibu.
Pada kenyataannya, banyak suami yang lebih mengutamakan ibu daripada istrinya sendiri hingga berakibat perselisihan dalam keluarga. Lantas, bagaimana hal tersebut dilihat dari sudut pandang Islam?
Seorang laki-laki saat sudah menikah, memiliki dua wanita istimewa dalam hidupnya, yaitu ibu kandungnya dan istri yang akan menemani hidupnya.
Perlu dipahami bahwa meskipun sudah menikah, seorang anak laki-laki bukan berarti boleh melupakan orang tua, terutama kepada sang ibu. Meski demikian, seorang suami juga harus memahami skala prioritas sehingga tidak menimbulkan permasalahan dalam keluarganya.
Baca Juga: Komentar Menohok Ria Ricis Soal Klarifikasi Teuku Ryan, Sampai Tuding Mantan Suami Begini
Di dalam Islam, seorang suami memiliki kewajiban untuk menafkahi istri dan anak-anaknya, sebagai konsekuensi pernikahan yang telah dipilih. Lalu sebagai istri, hendaknya dapat mendukung suaminya dalam melakukan ketaatan kepada Allah SWT, salah satunya adalah dengan menghormati orang tua.
Namun, apabila harta yang dimiliki suami hanya cukup untuk memenuhi salah satunya, maka istri dan anak-anaklah yang harus diutamakan. Jika suami sudah memenuhi nafkah istri dan anaknya dan masih memiliki harta berlebih, maka ia boleh memberikan kepada orang tuanya.
Rasulullah SAW bersabda: “Cukuplah seseorang itu dikatakan berdosa jika ia menahan makanan dari orang yang menjadi tanggungannya”, (HR Muslim nomor 996).
Jadi, yang menjadi tanggung jawab suami saat ini adalah keluarganya yaitu istri dan anak-anaknya. Kemudian, jika ada kelebihan, barulah orang tuanya.
Sementara itu menurut Profesor Muhammad Quraish Shihab, pertanyaan mengenai siapakah yang lebih didahulukan ibu atau istri merupakan pertanyaan retoris di mana tidak memerlukan jawaban, karena keduanya sama-sama wajib diutamakan.
Quraish Shihab menegaskan bahwa istri dan ibu bukanlah pilihan, tapi keduanya mempunyai peran yang berbeda, tidak perlu dibanding-bandingkan. Tidak perlu juga harus lebih dominan dalam memilih salah satu karena dua-duanya memiliki porsi masing-masing.
Oleh karena itu, jika mengalami situasi pelik tersebut, Quraish Shihab memberikan saran bagi suami untuk memprioritaskan upaya-upaya untuk dapat mendamaikan istri dan ibunya. Selain itu, sangat dianjurkan juga bagi para suami untuk berusaha mendekatkan sang istri dengan ibunya sejak awal pernikahan.
Demikian jawaban atas pertanyaan tentang siapa yang harus diutamakan istri atau ibu menurut kacamata Islam. Apakah kalina sudah mengerti?
Kontributor : Rishna Maulina Pratama