Riwayat Bekal Spiritual Cucu Ali bin Abi Thalib saat Ibadah Haji

Galih Prasetyo Suara.Com
Sabtu, 04 Mei 2024 | 16:19 WIB
Riwayat Bekal Spiritual Cucu Ali bin Abi Thalib saat Ibadah Haji
Ilustrasi Wukuf di Arafah - Niat Wukuf di Arafah Lengkap dengan Bacaan Doa yang Sahih (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jamaah haji yang bakal menjalani ibadah haji 2024 saat ini sudah pasti mempersiapkan bekal duniawi, mulai dari makanan, pakaian, uang dan lain sebagainya. Selain itu, jamaah haji juga akan mempersiapkan serta menjaga kebugaran fisik saat berada di tanah suci Mekkah.

Tak kalah penting dari itu, bekal spiritual juga harus dimiliki calon haji saat melaksanakan ibadah haji di Arab Saudi. Ada riwayat tentang bekal spiritual yang dibawa oleh cucu dari Ali bin Abi Thalib saat berangkat haji.

Dikisahkan, dua orang sufi bernama Ibrahim bin Adham dan Fatah Al-Musili bertemu dengan seorang anak kecil saat melaksanakan ibabah haji.

Baca juga:

Baca Juga: 3 Hikmah Pakaian Ihram Jamaah Haji: Tanggalkan Duniawi, Ingat Akhirat

Ibrahim bin Adham bercerita, kala itu ia berjalan bersama rombongan kafilah melewati gurun pasir. Tiba-tiba aku merasa harus segera menyalurkan hajat. Akhirnya aku menjauh sejenak dari kafilah untuk menyelesaikan urusanku.

Setelah itu aku melihat ada seorang anak kecil berjalan sendirian. Aku berkata, “Subhanallah, di tengah gurun pasir ini ada anak kecil berjalan sendirian !”

Aku mendekatinya dan memberi salam. Dia pun menjawab salamku. Kemudian aku bertanya, “Mau kemana engkau?”

Dia menjawab, “Aku ingin ke rumah Tuhanku” jawab si anak seperti dikutip dari Islami.co, Sabtu (4/5).

Ibrahim bin Adham lanjut bertanya kepada anak kecil itu soal kewajiban naik haji untuk anak seusianya.

Baca Juga: Komisi VIII Imbau Masyarakat Hindari Agen Perjalanan yang Tawarkan Ibadah Haji Furoda

Baca juga:

“Wahai Syaikh, bukankah kau melihat ada seorang anak yang lebih kecil dariku telah mati?”

Aku tidak bisa berkata lagi, “Lalu mana kendaraan dan bekalmu?”

Ia menjawab, “Bekalku adalah takwaku, kendaraanku adalah kedua kakiku, dan tujuanku adalah Tuhanku.”

Aku pun terheran, lalu aku berkata “Aku tidak melihat ada makanan sedikitpun yang kau bawa.”

“Wahai Syaikh, apakah pantas jika engkau hendak memenuhi undangan seseorang ke rumahnya lalu engkau membawa makanan sendiri dari rumah?”

“Jelas tidak pantas.” “Yang mengundangku kerumah-Nya, Dia lah yang memberi makan dan minum untukku.” Jawabnya.

Aku pun berkata, “Bergegaslah engkau agar cepat sampai di tujuanmu.”

“Aku hanya berusaha, Dia lah yang menyampaikanku pada tujuan. Bukankah engkau pernah mendengar firman Allah swt,

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ -٦٩-

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, Kami akan Tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik.” (Al-Ankabut 69).

Saat perbincangan antara Ibrahim bin Adham dengan anak kecil itu, muncul seorang pemuda dengan paras tampan kenakan pakain sangat indah. Si pemuda itu langsung memeluk anak kecil dan mengucapkan salam kepadanya.

Ibrahim bin Adham lantas bertanya kepada pemuda tersebut soal siapa sosok anak kecil tersebut.

“Kau tidak tau siapa dia? Anak kecil ini adalah Ali bin Husain bin Ali bin Abi tholib,” Jawab pemuda tersebut.

Aku segera meninggalkan pemuda itu dan mendekati si anak kecil. “Aku memohon demi ayah-ayahmu, siapa pemuda tampan ini?”

“Tidak tahukah engkau, dia adalah saudaraku khidir. Dia mendatangi kami setiap hari dan mengucapkan salam untuk kami.” Jawabnya.

“Aku memohon demi ayah-ayahmu, beritahukan kepadaku bagaimana engkau melalui padang pasir tanpa membawa bekal?” Tanyaku.

“Aku membawa 4 bekal.”

“Apakah itu?” Aku kembali bertanya.

“Aku melihat dunia dan seisinya adalah kerajaan Allah. Dan aku melihat seluruh makhluk adalah hamba-hamba Allah. Seluruh sebab dan rezeki ada di tangan Allah. Dan aku melihat ketentuan Allah pasti terjadi di atas bumi-Nya.”

Kemudian aku berkata, “Sebaik-baik bekal adalah bekalmu. Dan dengan bekal itu engkau akan melalui gurun-gurun akhirat. Apalagi hanya gurun-gurun dunia ini.”

وَتَزَوَّدُواْ فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى -١٩٧-

“Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.” (Al-Baqarah 197).

Dari riwayat di atas, dapat disimpulkan bahwa bekal yang paling baik saat menjalankan ibadah haji ke Mekkah, salah satu yang utama ialah bekal takwa kepada Allah SWT.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI