Suara.com - Pakaian ihram menjadi salah satu aspek dari pelaksanaan haji yang memiliki hikah mendalam. Ihram dikenakan oleh pria dan wanita saat melaksanakan ibadah haji.
Pakaian ihram untuk pria terbuat dari dua lembar kain putih tanpa keliman atau jahitan dan berpenampilan universal. Sementara untuk ihram wanita diharuskan menutupi auratnya, yakni seluruh tubuh, kecuali wajah dan kedua telapak tangan.
Saat menggunakan kain ihram ini, jamaah harus menghindari berbagai perbuatan seperti bersetubuh, berkata kasar, membunuh hewan, hingga memotong rambut sebagai bentuk menjaga kesucian selama melakukan ibadah haji dan umrah.
Baca juga:
Baca Juga: Komisi VIII Imbau Masyarakat Hindari Agen Perjalanan yang Tawarkan Ibadah Haji Furoda
Penggunaan pakaian ihram saat ibadah haji menurut Ibnu Abbas memiliki makna mendalam. Setidaknya ada 3 hikmah mendalam bagi jamaah haji saat kenakana pakaian ihram di tanah suci Mekkah.
Mengutip dari islami.co, Sabtu (4/5). Ibnu Abbas menjelaskan ada tiga hikmah penggunaan pakaian ihram.
Pertama, penggunaan pakaian ihram di tanah suci Mekkah, sebagai bentuk pembelajaran bagi umat muslim bahwa manusia saat mendatangi tempat Allah berbeda dengan mendatangi tempat makhluk lainnya.
Saat jamaah haji mendatangi Kabah, rumah Allah SWT haruslah berbeda dengan mendatangi manusia maupun makhluk secara umum. Allah adalah sang khaliq (pencipta), sedang selain-Nya adalah makhluk (ciptaan).
Allah maha pencipta mengingatkan kita untuk paham bahwa yang terpenting ialah ketaqwaan dan amal baik di dunia dibanding dengan pakaian bagus yang lebih bersifat duniawi.
Baca Juga: Sejumlah 241 Ribu Jemaah Haji Indonesia Diberangkatkan dalam 554 Kloter
Baca juga:
Kedua, pakaian ihram jamaah haji memiliki makna bahwa manusia kelak akan menanggalkan diri dari harta benda duniawi. Layaknya bayi yang keluar dari rahim ibunya tanpa memakai sehelaipun pakaian.
Pakaian ihram menjadi cermin prilaku pemakainya dalam melepas hal-hal berbau duniawi. Di tubuhnya tidak ada sesuatu kecuali hal-hal yang digunakan untuk menutup aurat.
Terakhir, pakaian ihram memiliki makna kondisi manusia saat hadir di tempat dimana kelak kita dihisab oleh Allah di tempat tersebut. Di mana Allah berfirman dalam surah an-Nisa’ ayat 40:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah,”
Dan dalam surah al-An’am ayat 94 Allah berfirman:
وَلَقَدْ جِئْتُمُونَا فُرَادَى كَمَا خَلَقْنَاكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ
Artinya: “Dan Sesungguhnya kamu datang kepada kami sendiri-sendiri sebagaimana kamu kami ciptakan pada mulanya,”
Demikian 3 makna mendalam pakaian ihram bagi jamaah haji. Bahwa umat muslim diingatkan untuk menanggalkan diri dari hal-hal berbau duniawi meski masih hidup di dunia dan ingat kelak di akhirat nanti.