Suara.com - Selepas Hari Idul Fitri, disunnahkan bagi umat muslim untuk melaksanakan puasa Syawal yang dilaksanakan enam hari. Lantas, apakah puasa Syawal harus berurutan atau tidak? Berikut ini penjelasannya.
Diketahui, puasa sunnah Syawal selama 6 hari ini idealnya dilakukan dari tanggal 2-7 Syawal kalender Hijriah. Anjuran puasa Syawal ini tertuang dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim berikut ini.
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
Artinya: "Siapa saja yang berpuasa Ramadhan, kemudian dilanjutkan dengan enam hari di bulan Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun." (HR Muslim).
Baca Juga: Niat Puasa Syawal Sekaligus Bayar Utang Puasa, Pahami Waktu Pelaksanaannya
Namun yang jadi pertanyaan, apakah puasa Syawal harus berurutan atau tidak? Nah untuk mengetahuinya, simak berikut ini penjelasannya yang dilansir dari berbagai sumber.
Apakah puasa Syawal harus berurutan atau tidak
Puasa sunnah Syawal enam hari ini dianjurkan memang dilaksanakan secara berturut-turut dari tanggal 2-7 Syawal kalender Hijriah. Namun, jika tidak bisa mlaksanakannya berturut-turut, maka hukumnya boleh dikerjakan secara terpisah.
Ini disampaikan juga oleh Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani dalam kitabnya Nihayatuz Zain. Adapun keterangannya sebagai berikut:
"Keempat adalah (puasa sunah enam hari di bulan Syawal) berdasarkan hadits, 'Siapa yang berpuasa Ramadhan, lalu mengiringinya dengan enam hari puasa di bulan Syawal, ia seakan puasa setahun penuh.' Hadits lain mengatakan, puasa sebulan Ramadhan setara dengan puasa sepuluh bulan, sedangkan puasa enam hari di bulan Syawal setara dengan puasa dua bulan. Semua itu seakan setara dengan puasa (wajib) setahun penuh'. Keutamaan sunnah puasa Syawal sudah diraih dengan memuasakannya secara terpisah dari hari Idul Fitri. Hanya saja memuasakannya secara berturut-turut lebih utama. Keutamaan sunnah puasa Syawal luput seiring berakhirnya bulan Syawal. Tetapi dianjurkan mengqadhanya," (Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani, Nihayatuz Zain, Al-Maarif, Halaman 197).
Baca Juga: Rahasia Meraih Pahala Setahun Penuh, Begini Niat dan Tata Cara Puasa Syawal
Mengacu keterangan yang disampaikan oleh Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani tersebut, maka diperbolehkan untuk melaksanakan puasa Syawal meski tidak berturut-turut dan boleh dilakukan di luar tanggal 2-7 Syawal.
Niat Puasa Syawal
Bagi yang akan melaksanakan puasa sunnah Syawal, maka harus baca niatnya terlebih dulu. Adapun bacaan niatnya sebagai berikut:
- Niat Puasa Syawal Malam Hari
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin 'an ada'i sunnatis Syawwali lillahi ta'ala
Artinya: "Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah ta'ala."
Jika lupa membaca niat pada malam hari, maka niatnya boleh dibaca pada pagi atau siang hari dengan catatan puasanya belum batal. Adapun bacaan niatnya seperti berikut ini:
- Niat Puasa Syawal Siang Hari
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hadzal yaumi 'an ada'i sunnatisy Syawwali lillahi ta'ala
Artinya: "Aku berniat puasa sunnah Syawal hari ini karena Allah ta'ala."
Demikian ulasan mengenai puasa Syawal harus berurutan atau tidak lengkap dengan dalil dan bacaan niatnya.
Kontributor : Ulil Azmi