Itikaf Ngapain Aja? Amalan Khusus Pengeruk Pahala di Bulan Ramadhan

Rifan Aditya Suara.Com
Senin, 01 April 2024 | 18:59 WIB
Itikaf Ngapain Aja? Amalan Khusus Pengeruk Pahala di Bulan Ramadhan
Ilustrasi Itikaf - Itikaf Ngapain Aja? (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Memasuki hari ke 10 bulan puasa, itikaf menjadi salah satu amalan yang bisa mendekatkan diri kepada Allah SWT.  Itikaf atau berdiam diri di masjid biasanya banyak dilakukan oleh kaum laki-laki. Pertanyaannya, itikaf ngapain aja? 

Seperti yang dijelaskan dalam buku "I'tikaf Penting dan Perlu" oleh Ahmad Abdurrazaq Al-Kubaisi, itikaf sendiri berasal dari bahasa Arab yaitu 'akafa yang berarti menetap, mengurung diri ataupun terhalangi. Sementara menurut istilah syar'i masyhur oleh kalangan ulama dan fuqaha, i'tikaf merupakan menetap atau berdiam di dalam masjid disertai dengan puasa dan niat. 

Itikaf sendiri juga telah dijelaskan dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 125. Allah SWT berfirman: 

وَاِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَاَمْنًاۗ وَاتَّخِذُوْا مِنْ مَّقَامِ اِبْرٰهٖمَ مُصَلًّىۗ وَعَهِدْنَآ اِلٰٓى اِبْرٰهٖمَ وَاِسْمٰعِيْلَ اَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّاۤىِٕفِيْنَ وَالْعٰكِفِيْنَ وَالرُّكَّعِ السُّجُوْدِ - ١٢٥ 

Baca Juga: Tata Cara Itikaf Ramadhan yang Benar di Masjid, Hati-hati Bagi Perempuan!

Artinya: "Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah (Ka'bah) tempat berkumpul dan tempat yang aman bagi manusia. Dan jadikanlah maqam Ibrahim itu tempat salat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, orang yang i'tikaf, orang yang rukuk dan orang yang sujud!" 

Kemudian dalam riwayat Bukhari, Muslim, dan Ashabus Sunan, itikaf sebagaimana dilakukan Rasulullah SAW bisa dilaksanakan  pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Hadits tersebut berasal dari Ibnu Umar RA, ia berkata yang artinya: 

"Adalah Rasulullah SAW dahulu menjalankan itikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan." (HR. Bukhari, Muslim, dan Ashabus Sunan). 

Hukum Itikaf di Bulan Ramadham 

Dalam kitab Bidayatul Mujtahid, Ibnu Rusyd mengatakan, i'tikaf hukumnya adalah sunah. Namun akan menjadi wajib bila merupakan sebuah nazar.

Baca Juga: Doa Puasa Hari Ke 22 dan 23 Ramadhan, Agar Selalu Dibuka Pintu-pintu Berkah

Rata-rata ulama sepakat tentang hukum ini, kecuali Imam Malik. Menurutnya, itikaf hukumnya makruh lantaran dikhawatirkan beberapa syaratnya tidak dipenuhi. 

Nah, apa saja sih yang bisa kamu lakukan untuk mengisi kegiatan i'tikaf selama semalam suntuk? Yuk, simak ulasan berikut ini! 

Amalan Saat Itikaf  

Berikut beberapa amalan yang dapat kita lakukan saat menjalankan itikaf: 

1. Sholat Tahajud 

Umat Islam bisa mengisi malam-malam 10 hari terakhir bulan Ramadhan dengan sholat tahajud panjang secara sendiri berjamaah. Umumnya, jumlah rakaat sholat malam ini hampir sama dengan jumlah rakaat sholat tarawih yakni sebanyak sebelas rakaat ataupun dua puluh tiga rakaat bila dilaksanakan bersama-sama. 

Pahala ibadah sunah di bulan Ramadan ini bahkan setara dengan pahala amalan wajib. Jadi, muslim sangat disarankan untuk melakukan tahajud saat bermalam di masjid.  

2. Membaca Al-Quran 

Dijelaskan bahwa membaca satu huruf ayat Al-Quran saja akan mendatangkan kebaikan yang berlipat-lipat. Apalagi, bila kita membaca banyak halaman Al-Quran saat itikaf. 

3. Memperbanyak Dzikir 

Saat berdiam diri di masjid, perbanyaklah memuja nama Tuhan melalui aktivitas dzikir. Tidak hanya sebatas itu, kita juga memiliki kesempatan untuk mengingat kematian. 

4. Memohon Ampunan 

Sebagai manusia biasa yang dipenuhi dengan khilaf dan salah, ini menjadi peluang yang bisa dimanfaatkan untuk memohon ampunan sebanyak mungkin kepada Allah SWT. 

Dengan tulus memohon, Allah SWT pasti mengabulkan permintaan hamba-Nya di bulan suci ini sesuai jaminannya. Maka, sisipkanlah doa bisa berupa permintaan ampunan atas kesalahan dan dosa di masa lalu, di masa sekarang dan di masa depan kita.  

Keutamaan Menjalankan Itikaf 

Itikaf mempunyai sejumlah keutamaan, berikut selengkapnya: 

1. Siap Menyambut Datangnya Malam Lailatul Qadar 

Keutamaan itikaf yang pertama yaitu siap menyambut datangnya malam yang penuh dengan kemuliaan, lailatul qadar. Diriwayatkan dalam HR. Bukhari & Muslim bahwa: 

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ:- أَنَّ اَلنَّبِيَّ - صلى الله عليه وسلم - كَانَ يَعْتَكِفُ اَلْعَشْرَ اَلْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ, حَتَّى تَوَفَّاهُ اَللَّهُ, ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ - مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ 

Artinya:" Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam biasa beri'tikaf di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan hingga beliau di wafatkan oleh Allah. Lalu istri-istri beliau beri'tikaf setelah beliau wafat. Muttafaqun 'alaih." 

2. Mendekatkan Diri kepada Allah SWT 

Itikaf di bulan Ramadhan dilakukan semata-mata hanya untuk beribadah dan mendapatkan rahmat-Nya. Sebagaimana telah tercantum dalam tata cara i'tikaf, ibadah sunnah ini dilakukan dengan memperbanyak sholat sunnah, dzikir, memohon ampun dan membaca Al-Qur'an. 

Berdiam diri di masjid sebagaimana yang dimaksudkan pada perintah ini adalah untuk mengagungkan nama serta kebesaran-Nya. Hal inilah yang kemudiam membuat itikaf sebagai salah satu bentuk kedekatan diri seorang hamba kepada Allah SWT. 

3. Salah Satu Bentuk Ketaatan kepada Ajaran Rasulullah SAW 

Menjalankan itikaf di bulan Ramadhan juga merupakan salah satu bentuk ketaatan kaum muslim kepada Rasulullah SAW. Hal ini seperti yang telah diriwayatkan dalam Bukhari dan Muslim, Nabi Muhammad SAW melakukan itikaf setiap bulan Ramadan selama sepuluh hari terakhir. 

Abu Hurairah ra berkata bahwa: "Adalah kebiasaan Rasulullah SAW dalam menjalankan i'tikaf sepuluh hari lamanya setiap bulan Ramadan. Dan pada tahun wafatnya, beliau menjalankan i'tikaf selama dua puluh hari." (HR. Bukhari & Muslim). 

Nah, demikian tadi penjelasan tentang itikaf ngapain aja. Berdasarkan uraian di atas, muslim tak hanya berdiam diri namun juga dianjurkan untuk sholat tahajud, membaca Al-Quran, memperbanyak dzikir dan memohon ampunan.

Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI