Suara.com - Menjelang akhir Ramadan, beberapa orang biasanya mulai malas untuk bangun sahur. Sebagian bahkan memilih untuk makan sebelum agar tak perlu bangun untuk sahur.
Meski puasa yang dijalankan sah, hal ini membuat orang tersebut melewatkan keutamaan sahur. Pasalnya, sahur sendiri rupanya menjadi salah satu ibadah sunah yang memberikan banyak keutamaan bagi umat Muslim.
Dalam video yang diunggah di kanal Youtube Al- Bahjah TV, Buya Yahya menerangkan, sahur menjadi salah satu ibadah sunah yang menyempurnakan puasa bulan Ramadan.
“Dalam puasa ini ada martabat orang bisa berpuasa kesempurnaan puasa ini yaitu dengan kesunahan-kesunahannya. Fardunya sudah jelas meninggalkan makan dan minum dari terbit fajar sampai terbenam matahari. Tapi ada kesunahan-kesunahan, maka kesunahan itu untuk menyempurnakan, termasuk kesunahan di antaranya adalah sahur,” kata Buya Yahya.
Baca Juga: PAN Ajak Publik Ramaikan War Telur Paskah: Biar Mereka Pakai Kinderjoy
Bukan hanya itu, ibadah sahur juga memberikan berbagai keberkahan bagi umat Muslim yang menjalankannya, di mana disarankan dilakukan di dekat waktu imsak.
“Makan sahur itu adalah sunah dan ini menunjukkan bahwa ibadah ini kita diberi kesempatan untuk sahur, sehingga semakin makan sahur semakin terakhir semakin bagus. Nabi SAW bersabda, ‘Sahurlah kalian, karena sesungguhnya dalam sahur itu mengandung keberkahan’,” jelas Buya Yahya.
Sementara itu, dikutip dari NU Online, sahur dianjurkan karena orang yang selesai melakukannya akan menunggu waktu subuh tiba. Pada saat tersebut juga seorang Muslim dapat melaksanakan berbagai ibadah lainnya, mulai dari salat sunah, membaca Al-Qur'an atau pun zikir lainnya.
Tidak hanya itu, makanan yang dikonsumsi saat sahur juga tidak akan dihisab oleh Allah SWT. Padahal, setiap makanan yang dikonsumsi setiap orang seharusnya dihisab oleh Allah SWT. Hal ini dijelaskan dalam hadis Rasulullah SAW bersabda.
“Ada tiga hal (makanan) di mana seorang hamba tidak akan dihisab oleh Allah SWT, yaitu makanan sahur, makanan saat berbuka puasa, dan makanan yang dinikmati bersama saudara-saudara yang lain.”
Baca Juga: Jadi Salah Satu Menu Untuk Batalkan Puasa, Ini Filosofi Kurma
Di sisi lain, sahur juga dipercaya sebagai pembeda antara puasa umat Islam dengan Nasrani dan Yahudi. Hal ini karena Yahudi dan Nasrani juga berpuasa, tetapi tidak ada sahur. Oleh sebab itu, sahur menjadi hal yang dianjurkan untuk dilakukan.
“Maknanya, yang menjadi pembeda dan keistimewaan antara puasa kita dan puasa mereka (Yahudi dan Nasrani) adalah sahur. Karena sesungguhnya mereka tidak sahur, sedangkan kita disunahkan untuk sahur.” (Syarah Muslim Imam Nawawi, juz 7, hal. 207).