Telusur 4 Masjid Kayu Maha Karya Dinasti Seljuk di Turki, Rekomendasi Wisata Religi Selain Istanbul

Eliza Gusmeri Suara.Com
Rabu, 27 Maret 2024 | 06:38 WIB
Telusur 4 Masjid Kayu Maha Karya Dinasti Seljuk di Turki, Rekomendasi Wisata Religi Selain Istanbul
Masjid Kayu di Turki, Arslanhane atau Ahi Şerafeddin yang berlokasi di Ankara [suara.com/elizagusmeri]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Turki dikenal sebagai negara yang kaya kisah sejarah dan masih menyimpan sisa-sisa peradabannya hingga saat ini. Tak heran, negara yang berada di perbatasan Eropa dan Asia tersebut menjadi daya tarik wisatawan mancanegara termasuk dari Indonesia.

Berdasarkan data dari Turkiye Tourism Promotion and Development Agency (TGA), jumlah turis Indonesia yang berkunjung ke Turki pada 2023 mencapai 178,800 pengunjung.

Destinasi terbanyak yang dikunjungi adalah Istambul seperti Hagia Sophia dan Cappadocia. Namun daya tarik Turki bukan Istanbul semata. Negeri yang pernah dikuasai oleh kerajaan Seljuk hingga Ottoman ini masih menyimpan sederatan kisah menarik dari warisan budaya di berbagai kota lainnya.

Di antara bukti sisa peradaban yang masih dijaga hingga sekarang, misalnya seperti masjid-masjid kayu yang tersebar di empat Kota yakni Ankara, Eskisehir, Afyonkarahisar dan Konya.

Untuk menyusuri masjid-masjid tersebut, Suara.com berkesempatan bergabung dalam trip 'Authentic Wooden Mosques in Anatolia' yang diselenggarakan oleh TGA pada 17-22 Maret lalu.

Masjid Beyehir Erefolu di Konya [suara.com/elizagusmeri]
Masjid Beysehir Esrefoglu di Konya [suara.com/elizagusmeri]

Masjid-masjid tersebut adalah Masjid Beyehir Erefolu di Konya, Masjid Sivrihisar Ulu di Eskisehir, Masjid Ahi Serefeddin atau Masjid Arslanhane di Ankara dan Masjid Afyonkarahisar Ulu.

Authentic Wooden Mosques ini bukanlah masjid biasa. Masjid-masjid bergaya bergaya hypostyle kayu ini sudah dibangun sejak abad Pertengahan, kental dengan pengaruh dinasti Seljuk.

Masjid-masjid kayu ini diukir dengan struktur yang rumit hasil karya tangan dan menjadi contoh langka arsitektur religius. Bahkan tak  menggunakan paku pada pembangunan mimbarnya atau hanya disusun.

Bangunan masjid-masjid ini memang tidak sepenuhnya kayu, dindingnya terbuat dari Batu. Tradisi membangun masjid beratap dan bertiang kayu ini terus berlanjut hingga awal abad ke-20 di daerah terpencil dari pusat periode Ottoman.

Kemudian, menariknya keempat masjid kayu itu kini masuk ke dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO dalam sesi ke-45 Komite Warisan Dunia UNESCO yang diperpanjang di Riyadh, Kerajaan Arab Saudi, pada tanggal 10-25 September 2023. Warisan Dunia dari Turki pun bertambah menjadi 21 situs.

Untuk itu, masjid-masjid kayu ini sangat direkomendasikan bagi wisatawan terutama Indonesia yang ingin berwisata religi dan sejarah selain Istanbul.

Lebih lengkap berikut empat masjid kayu di Turki atau Authentic Wooden Mosques in Anatolia yang menarik untuk dikunjungi.

1. Masjid Arslanhane di Ankara

Masjid Arslanhane di Ankara [suara.com/elizagusmeri]
Masjid Arslanhane di Ankara [suara.com/elizagusmeri]

Masjid Arslanhane juga dikenal dengan nama Masjid Ahi Serefeddin dibangun pada awal abad ke-13. Diberi nama Arslanhane yang berarti tempat berlindung singa dalam bahasa Turki.

Kita bisa melihat patung singa kuno yang terkubur di dinding kompleks makam yang terletak di sebelah timurnya yang menunjukkan simbol tersebut.

Model bangunan masjid ini sangat sederhana. Dibangun satu lantai dengan kombinasi harmoni material spolia dengan kayu melalui 24 pilar dan kepala lorong marmer.

Yang pasti masjid Ahi erafeddin termasuk karya penting dengan sejarah selama delapan abad.

Baca juga:

Ngeri, Gunting Terbenam di Tengkorak Bocah 10 Tahun Usai Dilempar Sang Adik Saat Bermain

Jembatan Francis Scott Key Runtuh Ditabrak Kapal Kargo Singapura, 20 Pekerja Jatuh ke Sungai


2. Masjid Sivrihisar Ulu di kota Eskisehir

Masjid Sivrihisar Ulu di Eskiehir [suara.com/elizagusmeri]
Masjid Sivrihisar Ulu di Eskisehir [suara.com/elizagusmeri]

Contoh masjid kayu yang langka lainnya adalah Masjid Sivrihisar Ulu di kota Eskisehir. Saat ini Masjid Sivrihisar Ulu berusia delapan abad. Dapat menampung 2.500 orang jamaah di dalamnya.

Menurut guide dari TGA yang memandu perjalanan 'Authentic Wooden Mosques in Anatolia' Mehmet Donmez bahwa masjid ini termasuk terbesar di Anatolia.

"Seperti yang Anda lihat terdapat 67 pilar di masjid ini yang semuanya terbuat dari kayu," ujar dia.

Pilar atau tonggak kayu di masjid terbuat dari bahan pohon pinus dan kastanya yang dianggap memiliki struktur yang cukup kuat.

Mehmed menceritakan awal mula masjid tersebut dibangun oleh bangsa Seljuk. Saat masuk ke wilayah itu sekitar abad ke 12 M mereka belum punya pengetahuan membangun masjid dari batu.

Mereka hanya memanfaatkan kayu pinus dan kastaya. Sementara detail-detail di langit-langit masjid ini tampak dihiasi dengan batuan. Batu-batu tersebut dibawa dari kota Pessinous yang biasanya digunakan oleh orang romawi pada jamannya.

"Mereka menggunakan di area Mihrab. Ini juga sebagai maha karya pada masjid," kata dia.

Motif-motif yang digunakan pada pilar masjid terlihat sangat rumit namun tetap indah. Motif tersebut dinamakan 'kalem isi'. Sementara dibagian mimbar dihiasi ornamen geometris dan bunga. Menariknya pembuatan mimbar juga terbuat dari kayu yang disusun tanpa paku.

Mehmed menjelaskan bahwa pembangunan masjid dari batu dilakukan setelah kerajaan Ottoman berkuasa di Anatolia. Sehingga bisa diamati bahwa masjid ini juga tidak sepenuhnya terbuat dari kayu. Istilahnya perpaduan peninggalan dinasti Seljuk dan Ottoman.


3. Masjid Afyonkarahisar Ulu di Afyonkarahisar

Masjid Afyonkarahisar Ulu di Afyonkarahisar [suara.com/elizagusmeri]
Masjid Afyonkarahisar Ulu di Afyonkarahisar [suara.com/elizagusmeri]

Masjid Afyonkarahisar Ulu termasuk masjid terbesar di kota ini, dibangun antara tahun 1272 dan 1277 M. Masjid ini memiliki keunikan sendiri dari warisan periode dinasti Seljuk dengan arsitektur kayu dan batu bata dengan ubin berlapis kaca.

Atap balok kayunya ditopang oleh 40 tiang kayu yang dibuat oleh pengrajin ahli. Mimbar dan Mihrab masjid masih original, terbuat dari kayu pinus yang disusun sedemikian rupa.

"Mimbar dan mihrabnya masih asli dan terbuat dari kayu pinus, pembuatanya juga disusun tanpa dipaku," jelas Mehmet.


4. Masjid Beysehir Esrefoglu di Konya

Masjid Beyehir Erefolu di Konya [suara.com/elizagusmeri]
Masjid Beysehir Esrefoglu di Konya [suara.com/elizagusmeri]

Masjid berikutnya yang masuk ke dalam daftar UNESCO adalah Beysehir Esrefoglu. Masjid ini disebut terbesar di antara masjid-masjid berkolom dan berseri-seri di Anatolia. Dibangun antara tahun 1296 dan 1299 M oleh Sultan Suleyman Bey.

"Bey adalah seorang gubernur memerintahkan bawahannya untuk membangun masjid ini, mereka mengambil kayu dari pegunungan Taurus untuk membangun masjid," kata Mehmet.

Ciri khas masjid mencerminkan kemegahan batu dan pengerjaan kayu pada periode Seljuk. Paling menarik adalah penggunaan warna toska pada motif pintu dan mihrabnya.

Masjid ini benar-benar memperlihatkan ciri khas Seljuk: beberapa tiang kayu, langit-langit yang seluruhnya dihiasi dengan kayu dan motif 'kalem isi' dan mimbar yang seluruhnya terbuat dari kayu.

Ciri khas masjid ini terdapat kolam untuk penampung air pada jamannya, digunakan untuk minum dan menjaga kelembaban udara di dalam masjid saat musim panas.

Selain itu ditemui ruang ibadah bawah tanah agar lebih khusuk beribadah. Satu lagi, ciri khasnya adalah penggunaan warna 'toska' pada ukiran mihrab dan sisi pintu masuk.

Motif berwarna toska ciri khas masjid kayu Beyehir Erefolu [suara.com/elizagusmeri]
Motif berwarna toska ciri khas masjid kayu Beysehir Esrefoglu [suara.com/elizagusmeri]

Itulah masjid-masjid kayu yang peninggalan kerajaan Seljuk yang tersebar di wilayah Turki.

Secara umum keempat masjid memiliki ciri khas yang sama. Di mana menggabungkan eksterior yang terbuat dari batu bata dan deretan pilar interior kayu yang menopang langit-langit kayu yang datar.

Keberadaan masjid-masjid kayu tersebut hingga saat ini menunjukkan bukti tingkat keterampilan dan estetika pertukangan pada jaman itu sangat luar biasa atau dikenal juga dengan teknik "kundekari". Gimana, tertarik untuk telusur masjid-masjid kayu di Turki?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI