Suara.com - Tak hanya sholat Subuh, doa qunut ternyata juga bisa dipanjatkan saat sholat witir. Namun, qunut memang tidak dianjurkan untuk dibacakan sejak sholat witir pada malam pertama. Lantas, kapan waktu yang tepat untuk membacanya?
Qunut adalah doa yang dilakukan dengan berdiri sebagai rangkaian sholat sebagai bentuk permohonan berkat, ampunan, dan perlindungan dari Allah.
Kapan qunut dibaca saat witir?
Ummat Muslim disarankan untuk membaca doa qunut pada paruh pertama Ramadhan, tepatnya malam ke-16 puasa.
Baca Juga: Doa Qunut Subuh Sendiri, Lengkap Arab, Latin, dan Artinya
Sebenarnya ada banyak pendapat mengenai pelaksanaan qunut pada sholat witir. Namun, pelaksanaannya di pertengahan sampai akhir Ramadhan merupakan pendapat mayoritas.
Hukum qunut dalam sholat witir
Melansir dari lama NU Online, kebiasaan membaca qunut di bulan Ramadhan sebenarnya sudah berlangsung sejak zaman sahabat nabi. Imam al-Nawawi dalam Kitab Al-Adzkar menjelaskannya seperti berikut.
ويستحب القنوت عندنا في النصف الأخير من شهر رمضان في الركعة الأخيرة من الوتر، ولنا وجه: أن يقنت فيها في جميع شهر رمضان، ووجه ثالث: في جميع السنة، وهو مذهبُ أبي حنيفة، والمعروف من مذهبنا هو الأوّل
Artinya: Menurut kami, disunnahkan qunut di akhir witir pada separuh akhir Ramadhan. Ada juga kalangan (Syafi’iyyah) yang berpendapat disunnahkan qunut di sepanjang Ramadhan. Kemudian, ada pula yang berpendapat bahwa disunnahkan di seluruh sholat sunnah, ini menurut Madzhab Abu Hanifah. Namun, yang baik menurut madzhab kami adalah model pertama, yaitu qunut di separuh akhir Ramadhan.
Baca Juga: Niat Sholat Witir Tiga Rakaat Sendiri Lengkap Arab, Latin, dan Arti
Tata cara qunut saat witir
Doa qunut dibacakan pada rakaat terakhir sholat witir, tepatnya ketika iktidal, setelah rukuk, atau sebelum sujud.
Berikut adalah bacaan doa qunut beserta artinya.
للّهُمَّ اهْدِنَا فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنَا فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنَا فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لًنَا فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَقِنَا شَرَّمَا قَضَيْتَ فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ وَاَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
Allahummahdina fi man hadait. Wa’afina man’afair. Wa tawallana fi man tawallait. Wa bariklana fi ma a’thait. Wa qina syarra ma qadhait. Fa innaka taqdhi wa la yuqdha alaik. Wa innahu la yazill uman walait. Wa la ya izzu man’adait. Tabarakta rabbana wa ta’alait. Fa lakal hamdu a’la ma qadhait. Wa astaghfiruka wa atubu ilaik, wa shallallahu ala sayyidina muhammadin nabiyyil ummiyyi wa’ala alihi wa shahbihi wa sallam.
Artinya Ya Allah, berikanlah petunjuk pada kami sebagaimana mereka yang telah Engkau tunjukkan. Dan berikanlah kesehatan pada kami sebagaimana mereka yang Engkau sudah beri kesehatan. Dan peliharalah kami sebagaimana orang yang telah Kau peliharakan. Dan berilah keberkahan pada kami pada apa-apa yang sudah Kau karuniakan.Dan selamatkan kami dari bahaya kejahatan yang Kau telah tentukan.
Maka sesungguhnya Engkaulah yang menghukum dan bukan terkena hukum. Maka sesungguhnya tiada hina orang yang Kau pimpin. Dan tiada mulia orang yang Engkau memusuhinya. Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha tinggi Engkau hukumkan. Aku mohon ampun dari Engkau dan aku bertaubat pada Engkau. (Dan semoga Allah) mencurahkan rahmat dan sejahtera untuk junjungan kami, Nabi Muhammad, keluarga, dan sahabatnya.
Kontributor : Hillary Sekar Pawestri