Suara.com - Nuzurul Quran merupakan peringatan diturunkannya Al Quran sebagai wahyu kepada Rasulullah dan sebagai kitab suci umat Islam. Sejarah Nuzulul Quran menjadi bagian penting bagi peradaban Islam.
Simak uraian singkat sejarah Nuzulul Quran di bawah ini. Peristiwa ayat pertama Alquran diturunkan kepada Nabi Muhammad saw oleh Malaikat Jibrail ini dikenal sebagai Nuzul Al-Quran.
Jibril mendatangi Nabi Muhammad saw ketika Nabi sedang melakukan Ibadah di Gua Hira di gunung Jabal al Nour dekat Makkah. Nabi Muhammad sedang berlindung di gua untuk menjauh dari pengaruh perbuatan buruk yang dilakukan orang-orang.
Di bulan suci Ramadhan, Jibril mengungkapkan lima ayat pertama Surah Al-Alaq kepada Nabi Muhammad saw. Setelah wahyu ayat pertama Al Quran diturunkan, Nabi Muhammad saw mendapatkan lebih banyak wahyu dari kitab suci selama sisa hidupnya. Para ahli Taurat mengumpulkan semua wahyu ini dan menyusunnya menjadi sebuah dokumen yang akhirnya menjadi Alquran.
Baca Juga: Berbohong Sudah Pasti Dosa, Tapi Apa Bisa Membatalkan Puasa?
Quran yang diturunkan di bulan Ramadhan ini tertuang dalam surat Al Baqarah ayat 185. Allah s.w.t. menyebutkan,
شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَـٰتٍ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ
Ramadhan adalah bulan di mana Al-Qur'an diturunkan sebagai panduan bagi umat manusia dengan bukti petunjuk dan standar yang jelas (untuk membedakan antara yang benar dan yang salah).
Sehubungan dengan itu, secara umum diyakini bahwa Al-Qur'an telah diturunkan pada Lailatul Qadr. Namun Quran juga diketahui telah turun kepada umat manusia pada malam Nuzul Al-Quran.
Beberapa ulama kita memandang bahwa Nuzul Al-Quran terjadi pada tanggal 17 Ramadhan seperti yang ditandai dalam banyak kalender Hijriah kita hari ini.
Baca Juga: Gegara Baca Doa Sebelum Buka Puasa, Orang Tua Ayu Ting Ting Dikritik Warganet karena Ini
Di sisi lain, ada banyak Hadis yang menunjukkan Laylatul-Qadr berada di bulan Ramadhan, tetapi tanggal pastinya sendiri, bagaimanapun, masih belum diketahui.
Menganai hal ini, Allah s.w.t mengisyaratkan bahwa
ضَرَكُمْ وَفِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَهَا فَقَدْ حُرِمَ الْخَيْرَ كُلَّهُ وَلَا يُحْرَمُ خَيْرَهَا إِلَّا مَحْرُومٌ
"Sesungguhnya bulan ini (Ramadhan) telah hadir dengan sendirinya kepadamu. Ada malam di dalamnya yang lebih baik dari seribu bulan. Siapa pun yang dirampas darinya telah kehilangan semua kebaikan. Tidak ada yang dirampas dari kebaikannya kecuali Mahrum (dia yang benar-benar dirampas)."
Untuk memahami masalah ini, pertama-tama penting untuk mengetahui bahwa ada tahapan turunnya Al-Quran. Quran yang tercatat dalam Al-Lauh Al-Mahfuz pertama kali diturunkan ke Langit terendah (Sama'-Dunya) pada malam yang dikenal sebagai Laylatul Qadr (Malam Ketetapan).
إِنَّآ أَنزَلْنَـٰهُ فِى لَيْلَةِ ٱلْقَدْرِ
"Sesungguhnya Kami (yang) menurunkan ini (Al-Qur'an) pada Malam Qadr." (Surat Al-Qadr, 97:1)
Dalam ayat lain, Allah s.w.t. mengatakan
إِنَّآ أَنزَلْنَـٰهُ فِى لَيْلَةٍ مُّبَـٰرَكَةٍ ۚ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِينَ
"Sesungguhnya Kami turunkan pada malam yang penuh berkah, karena Kami selalu memperingatkan (terhadap kejahatan)." (Surat Ad-Dukhan, 44:3)
Baik Lailatul Qadr dan Laylatul Mubarakah sesuai ayat pertama dan terakhir masing-masing menunjukkan malam yang sama di mana tahap pertama turunnya Al-Qur'an ke langit terendah terjadi.
Kemudian, dari langit terendah, Al-Qur'an diturunkan dan diturunkan kepada Nabi s.a.w. secara bertahap di beberapa bagian sepanjang rentang 23 tahun kenabian.
Berbeda dengan kitab suci yang diturunkan sebelumnya seperti Taurat, Zabur dan Injil, Alquran tidak diturunkan kepada Nabi Muhammad s.a.w. sebagai buku lengkap sekaligus. Wahyu bertahap atas Nabi s.a.w. ini menandai tahap kedua turunnya Al-Quran.
Wahyu pertama yang turun ke atas Nabi s.a.w. dikenal sebagai malam Nuzul Al-Quran. Ini terjadi ketika Nabi s.a.w. pertama kali bertemu Jibril a.s. di Jabal Nur (Gunung Cahaya) di gua Hira di mana malaikat Jibril memintanya untuk membaca sehingga mengungkapkan lima ayat pertama Surah Al-'Alaq:
ٱقْرَأْ بِٱسْمِ رَبِّكَ ٱلَّذِى خَلَقَ. خَلَقَ ٱلْإِنسَـٰنَ مِنْ عَلَقٍ. ٱقْرَأْ وَرَبُّكَ ٱلْأَكْرَمُ. ٱلَّذِى عَلَّمَ بِٱلْقَلَمِ. عَلَّمَ ٱلْإِنسَـٰنَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
"Bacalah, (wahai Nabi,) dalam Nama Tuhanmu yang menciptakan—Dia menciptakan manusia gumpalan yang menempel. Membaca! Dan Tuhanmu adalah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar dengan pena, mengajarkan manusia apa yang tidak mereka ketahui." (Surat Al-'Alaq, 96:1-5)
Singkatnya, Laylatul Qadr mengacu pada tahap pertama turunnya Alquran sementara Nuzul Al-Quran mengacu pada wahyu pertama dari tahap kedua turunnya Alquran. Keduanya merupakan malam-malam penuh berkah yang terjadi di bulan Ramadhan.
Demikian itu sejarah Nuzulul Quran kemudian diperingati setiap bulan Ramadhan oleh umat Islam.
Kontributor : Mutaya Saroh