Suara.com - Selama ini, umat muslim selalu melaksanakan ibadah salat wajib dengan menghadap ke kiblat. Secara umum kiblat selalu mengarah ke Barat. Namun sebenarnya apakah benar demikian? Ada beberapa cara menentukan arah kiblat terbaru, yang ternyata arahnya bisa berubah seiring dengan berjalannya waktu.
BMKG pernah mengajak umat muslim di Indonesia untuk mengecek ulang arah kiblat saat fenomena Matahari di atas Ka’bah. Di tahun 2023, fenomena ini terjadi pada tanggal 14 hingga 18 Juli 2023. disampaikan bahwa fenomena tersebut akan kembali terulang setiap tahun pada tanggal 26 hingga 30 Mei, dan 14 hingga 18 Juli.
Cara Menentukan Arah Kilbat Terbaru
Untuk menentukan arah kiblat setiap tahun dan memastikannya, ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Cara tersebut adalah sebagai berikut.
Baca Juga: Suami Istri Ciuman Bibir di Siang Hari Bulan Ramadan, Puasa Auto Batal? Ini Kata Buya Yahya
- Pertama, sesuaikan jam yang Anda gunakan dengan jam atom BMKG, yang dapat diakses langsung pada https://bmkg.go.id atau https://ntp.bmkg.go.id
- Setelah itu, gunakan alat yang dapat berdiri tegak lurus di permukaan datar. Alat ini bisa berupa bandul, tiang, atau bahkan dinding bangunan yang tegak lurus dengan tanah datar
- Lakukan proses kalibrasi sejak 5 menit sebelum dan sesudah pukul 16.27 WIB. Waktu ini adalah waktu puncak saat Matahari tepat berada di atas Ka’bah
- Perhatikan arah bayangan yang terjadi saat waktu puncak ini, kemudian tarik garis dari ujung bayangan hingga ke posisi alat
Garis ini yang akan menjadi arah kiblat baru yang telah dikalibrasi dengan posisi Matahari saat tepat berada di atas Ka’bah
Menjadi Hari Kiblat
Dua periode kejadian Matahari tepat di atas Ka’Bah ini kemudian disebut sebagai Hari Kiblat. Sebutan lain yang disematkan adalah Kulminasi Agung Mekah, atau Hari Meluruskan Kiblat Global. Hal ini dikutip dari situs Edukasi Sains Lapan.
Secara geografis, Ka’bah terletak pada 21,42 derajat Lintang Utara dan 39,83 derajat Bujur Timur. Dengan demikian terdapat waktu ketika Matahari tepat berada di atas Ka’bah saat tengah hari.
Mengapa Hari Kiblat terjadi pada waktu tersebut?
Baca Juga: Ratusan Komunitas Anak Muda Ikuti Ramadan Heppiii, Bakal Ada Aksi Sosial Serempak di Puluhan Kota
Disebutkan Lapan bahwa sumbu rotasi Bumi miring 66,6 derajat terhadap orbit planet Bumi. Bumi kemudian mengalami pergerakan semu tahunan yang bervariasi, antara 23,4 derajat Lintang Utara pada 21 Juni dan 23,4 derajat Lintang Selatan pada 21 Desember. Hal ini yang kemudian mengakibatkan posisi Matahari tepat di atas Ka’bah.
Kontributor : I Made Rendika Ardian