Sholat Tarawih Rasulullah Berapa Rakaat, 8 atau 20? Buya Yahya Sebut Tidak Ada Riwayat Pasti

Rifan Aditya Suara.Com
Selasa, 12 Maret 2024 | 16:58 WIB
Sholat Tarawih Rasulullah Berapa Rakaat, 8 atau 20? Buya Yahya Sebut Tidak Ada Riwayat Pasti
Buya Yahya menjelaskan jumlah rakaat sholat tarawih Rasulullah (YouTube)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pembahasan seputar jumah rakaat sholat tarawih selalu diperdebatkan setiap tahun ketika bulan Ramadhan tiba. Lantas Rasulullah sendiri, sholat tarawih berapa rakaat?

Apakah 8 atau 20 rakaat? Bagaimana bunyi hadits yang menyebutkan sholat tarawih? Pertanyaan semacam ini terjawab dalam khutbah Buya Yahya yang videonya diunggah ke YouTube pada 10 Maret 2024.

Buya Yahya menjelaskan bahwa sebenarnya tidak ada jumlah yang pasti Rasulullah sholat tarawih berapa rakaat. Penjelasan ini berdasarkan kitab "Indahnya Memahami Perbedaan Para Ulama" yang ditunjukkan oleh Buya Yahya.

"Bilangan tarawih Rasulullah tidak ada riwayat pasti, yang jelas dan pasti, benar secara riwayat," ujar Buya kepada jemaah.

"Batasan sholat tarawihnya Rasulullah di malam bulan Ramadhan itu enggak ada. Penentuan bilangan (rakaat) sholat tarawih Rasulullah di bulan Ramadhan itu enggak ada," imbuhnya.

Namun bukan berarti sholat tarawih itu bukan berdasarkan pada sunnah Nabi. Sebab sebenarnya Rasulullah pun mengerjakan tarawih akan tetapi jumlah rakaatnya tidak pernah diketahui secara pasti.

"Yang pasti dan jelas pada bulan Ramadhan, Rasulullah memperbanyak ibadah dengan ibadah-ibadah yang tidak pernah Rasulullah lakukan di luar Ramadhan," ujar Buya Yahya.

Salah satunya dengan memperbanyak ibadah malam hari selama bulan Ramadhan. Ibadah yang dimaksud diantaranya dengan sholat tarawih.

Hadist yang merujuk sholat tarawih Rasulullah seperti diriwayatkan oleh Imam Al-Marwadzi (w. 294 H). Dikutip dari unpak.ac.id, berikut isi hadistnya:

Baca Juga: 3 Menu Takjil Buka Puasa Anti Ribet yang Bikin Ngiler, Siap-siap Diserbu Keluarga!

"Dari Sayyidina Anas bin Malik ra, Rasul SAW (suatu waktu) pernah salat di bulan Ramadan, lalu aku berdiri di sampingnya (menjadi makmum), dan kemudian diikuti oleh yang lain, lalu nambah dan nambah terus menjadi makmum yang banyak. Ketika Nabi SAW menyadari kehadiranku dan orang-orang yang menjadi makmumnya, Nabi SAW mempercepat salatnya, kemudian ia kembali ke dalam rumah. Ketika di rumah, beliau melakukan salat yang berat."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI