Suara.com - Pembahasan seputar jumah rakaat sholat tarawih selalu diperdebatkan setiap tahun ketika bulan Ramadhan tiba. Lantas Rasulullah sendiri, sholat tarawih berapa rakaat?
Apakah 8 atau 20 rakaat? Bagaimana bunyi hadits yang menyebutkan sholat tarawih? Pertanyaan semacam ini terjawab dalam khutbah Buya Yahya yang videonya diunggah ke YouTube pada 10 Maret 2024.
Buya Yahya menjelaskan bahwa sebenarnya tidak ada jumlah yang pasti Rasulullah sholat tarawih berapa rakaat. Penjelasan ini berdasarkan kitab "Indahnya Memahami Perbedaan Para Ulama" yang ditunjukkan oleh Buya Yahya.
"Bilangan tarawih Rasulullah tidak ada riwayat pasti, yang jelas dan pasti, benar secara riwayat," ujar Buya kepada jemaah.
Baca Juga: 3 Menu Takjil Buka Puasa Anti Ribet yang Bikin Ngiler, Siap-siap Diserbu Keluarga!
"Batasan sholat tarawihnya Rasulullah di malam bulan Ramadhan itu enggak ada. Penentuan bilangan (rakaat) sholat tarawih Rasulullah di bulan Ramadhan itu enggak ada," imbuhnya.
Namun bukan berarti sholat tarawih itu bukan berdasarkan pada sunnah Nabi. Sebab sebenarnya Rasulullah pun mengerjakan tarawih akan tetapi jumlah rakaatnya tidak pernah diketahui secara pasti.
"Yang pasti dan jelas pada bulan Ramadhan, Rasulullah memperbanyak ibadah dengan ibadah-ibadah yang tidak pernah Rasulullah lakukan di luar Ramadhan," ujar Buya Yahya.
Salah satunya dengan memperbanyak ibadah malam hari selama bulan Ramadhan. Ibadah yang dimaksud diantaranya dengan sholat tarawih.
Hadist yang merujuk sholat tarawih Rasulullah seperti diriwayatkan oleh Imam Al-Marwadzi (w. 294 H). Dikutip dari unpak.ac.id, berikut isi hadistnya:
Baca Juga: Mimpi Basah di Siang Hari Apakah Membatalkan Puasa Ramadhan? Ini Penjelasan Buya Yahya
"Dari Sayyidina Anas bin Malik ra, Rasul SAW (suatu waktu) pernah salat di bulan Ramadan, lalu aku berdiri di sampingnya (menjadi makmum), dan kemudian diikuti oleh yang lain, lalu nambah dan nambah terus menjadi makmum yang banyak. Ketika Nabi SAW menyadari kehadiranku dan orang-orang yang menjadi makmumnya, Nabi SAW mempercepat salatnya, kemudian ia kembali ke dalam rumah. Ketika di rumah, beliau melakukan salat yang berat."
"Ketika pagi datang, kami bertanya kepada Nabi SAW: “Ya Rasulullah, apakah kau khawatir memberatkan kami?”, Nabi SAW menjawab: “Ya. Itu yang membuatku melakukan itu (mempercepat dan meneruskannya di rumah)”. (HR Ibn Khuzaimah)
Sholat Tarawih Nabi Bukan 11 Rakaat
Buya Yahya menegaskan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak mengerjakan sholat tarawih sebanyak 11 rakaat sebagaimana selama ini diyakini banyak orang.
"Bukan 11 rakaat yang selama ini diramaikan orang. Selagi tidak ada bilangan jangan langsung menukil jumlah rakaatnya sendiri," ujar Buya dengan tegas.
"Adapun hadist yang selama ini kita dengar tentang 11 rakaat, itu hadist sholat witir," imbuhnya.
Hadist yang dimaksud adalah riwayat yang diceritakan oleh Aisyah r.a, istri Rasulullah sebagai berikut:
“Nabi SAW tidak pernah melakukan shalat sunah pada bulan ramadan dan bulan llainnya lebih dari sebelas rakat. Beliau shalat empat rakaat dan jangan engkau tanya Bagaimana bagus dan indahnya. Kemudian, beliau shalat lagi empat rakaat dan jangan engkau tanya bagaimana indah dan panjangnya lalu beliau shalat lagi tiga rakaat (witir).” (HR. Muslim)
8 Bukan Jumlah Rakaat Tarawih Rasulullah
Dalam kesempatan khutbah tersebut, Buya Yahya juga menampik bahwa Rasulullah mengerjakan sholat tarawih sebanyak 8 rakaat. Sebab Nabi adalah manusia yang ibadahanya tingkat tinggi sehingga tidak pernah diketahui seberapa banyak ibadah malam di bulan Ramadan dilakukan beliau.
"8 rakaat bukan bilangan sholat tarawih nabi. 10 rakaat juga bukan shalat tarawih nabi, ingat! Karena apa? sholat tarawih nabi tidak ada bilangannya," ucap Buya Yahya kepada jamaah.
Ia menambahkan, "Jadi anda tidak usah bingung, mencaci hingga mengolok. Yang biasa delapan enggak usah mengolok yang 20 rakaat. Dan yang dua puluh enggak usah mengolok 8 rakaat. Karena memang bukan bilangannya".
Adapun munculnya bilangan jumlah rakaat sholat tarawih ada yang 8 dan 20 itu merupakan ijtihad para ulama.
Bilangan tarawih sahabat nabi mulai muncul pada masa Umar bin Khattab. Pada masa itu disebutkan dan ditentukan sholat tarawih sebanyak 20 rakaat.
Keputusan di masa Umar bin Khattab ini diambil lantaran melihat ada beberapa kelompok yang berbeda-beda sholatnya di malam Ramadhan. Agar selaras dan terlihat indah maka sahabat nabi memutuskan sholat tarawih 20 rakaat dengan dipimpin satu imam.
Keputusan ini pun dianggap tidak menyalahi anjuran Rasulullah. Selain itu, sahabat-sahabat yang lain juga tidak protes dengan sholat tarawih 20 rakaat.
"Kalau kita mengambil 20 maka mengambil sunnah nabi dan sunnah Khulafaur Rasyidin (sahabat Nabi)," kata Buya Yahya.
Berdasarkan riwayat tersebut, Buya pun menyarankan agar para jamaah maksimal melakukan sholat tarawih, yaitu sebanyak 20 rakaat.
"Anda boleh sholat (tarawih) 8 atau 10 enggak masalah. Tapi ini bulan mulia, kami minta kepada pengurus masjid utamakan imamnya mengambil yang banyak (20 rakaat) biar pun nanti yang enggak mau, boleh pulang," ujarnya.
Buya melanjutkan, "Tapi kalau dibalik, (diutamakan) yang sedikit, yang biasanya banyak pun jadi malas. Bukankah ramadhan waktu yang sebaiknya kita perbanyak (ibadah),"
Menurut Buya Yahya, kebiasaan sholat tarawih 20 rakaat ini telah dilakukan di Makkah dan semua penjuru dunia. Bahkan 4 mazhab semuanya menggunakan 20 rakaat.