Kemudian tradisinya ketika masuk bulan Rajab, dan ketika memasuki bulan Syaban, setelah itu udah full berdoa, ya Tuhan sampaikan gua kepada bulan Ramadhan," imbuhnya.
Habib Ja'far juga menyampaikan bahwa orang yang menjalani kebaikan sebagai kesadaran, dia tak akan mengenal tradisi closingan.
"Bukan berarti full (maksiat) sampai taubat. Enggak. Tapi taubat itu dijalani dari awal, sebagai suara hati," ujar Habib Ja'far menjelaskan.
Ia juga menegaskan bahwa meskipun tren closingan pada ujungnya dilakukan taubat, kemungkinan orangnya tidak akan menemukan hidayah dari Allah SWT.
"Kalau dari awal niat lu enggak bertaubat, dengan tradisi closingan itu, lu enggak akan bertemu walaupun sudah Ramadhan," kata Habib.
Ia pun heran dan merasa aneh dengan tradisi closingan sebelum puasa Ramadhan. Lantaran, hanya ia ketahui terjadi di Jakarta saja.
"Closingan itu menurut gua aneh, dan itu gua nemuin di Jakarta doang. Maksudnya, karena gua tinggal di Jakarta dan di kampung. Adanya di Jakarta doang, di kampung enggak ada," ungkap Habib Ja'far.
Lebih lanjut, Habib Ja'far dimana menjelang bulan Ramadhan, Muslim sudah dilatih lebih dahulu untuk tekun beribadah. Misalnya seperti mayoritas hari di bulan Syaban, umat Islam dianjurkan untuk melakukan puasa-puasa sunnah sebagaimana anjuran Nabi Muhammad.
Baca Juga: Bolehkah Ziarah Kubur Saat Haid? Jangan Sampai Salah, Ini Adabnya yang Benar