Suara.com - Apakah kalian tahu arti closingan sebelum puasa Ramadhan? Istilah ini mulai banyak dibicarakan menjelang datangnya bulan suci Ramadhan 2024.
Akan tetapi, makna dari closingan sebelum puasa Ramadhan tidak merujuk pada perbuatan positif. Istilah ini mengacu pada tren orang-orang untuk memuaskan berbuat buruk sebelum bulan Ramadan tiba.
Kebiasaan yang meresahkan ini pun diketahui oleh Husein Ja’far Al Hadar atau dikenal Habib Ja'far. Ia pun tidak habis pikir ada tren semacam ini di masyarakat.
"Ada tren yang menurut gue nggak banget. Satu hari menjelang ramadan itu closingan. Jadi dia dikencengin tuh maksiatnya. Karena setelah itu mau berhenti maksiat," kata Habib Ja'far.
Baca Juga: Bolehkah Ziarah Kubur Saat Haid? Jangan Sampai Salah, Ini Adabnya yang Benar
Hal itu disampaikan Habib Ja'far dalam video yang diunggah ke kanal YouTube Deddy Corbuzier 2 April 2023 lalu. Dalam konten LogIn Episode 11, Habib Ja'far menyebut tren closingan ini adalah tradisi setan.
"Closingan itu kan sebenarnya tradisi setan ya, karena lu dibuat sombong, seolah-olah lu masih panjang umur sampai Ramadhan," ucap Habib Ja'far.
Menurutnya, closingan sebelum bulan puasa ini membuat orang yang melakukan tren tersebut merasa waktunya di dunia masih cukup untuk sampai ke bulan Ramadhan. Padahal belum tentu usianya bisa sampai akhir bulan puasa ini.
"Seolah-olah elu masih panjang umur sampai Ramadhan. Padahal bisa saja setelah closingan, betul-betul elu closing umurnya, enggak sempat taubat," ujarnya.
Ia pun menyarankan kepada orang-orang agar berdoa untuk bisa merasakan semaraknya bulan Ramadhan. Bukan dengan cara bermaksiat sampai puas.
Baca Juga: Sambut Ramadhan 2024, dr Zaidul Akbar Bagikan Cara Cegah Gula Darah Naik
"Orang itu berdoa agar disampaikan kepada Ramadhan, sejak Ramadan sekarang agar dipertemukan Ramadhan tahun depan," kata Habib.
Kemudian tradisinya ketika masuk bulan Rajab, dan ketika memasuki bulan Syaban, setelah itu udah full berdoa, ya Tuhan sampaikan gua kepada bulan Ramadhan," imbuhnya.
Habib Ja'far juga menyampaikan bahwa orang yang menjalani kebaikan sebagai kesadaran, dia tak akan mengenal tradisi closingan.
"Bukan berarti full (maksiat) sampai taubat. Enggak. Tapi taubat itu dijalani dari awal, sebagai suara hati," ujar Habib Ja'far menjelaskan.
Ia juga menegaskan bahwa meskipun tren closingan pada ujungnya dilakukan taubat, kemungkinan orangnya tidak akan menemukan hidayah dari Allah SWT.
"Kalau dari awal niat lu enggak bertaubat, dengan tradisi closingan itu, lu enggak akan bertemu walaupun sudah Ramadhan," kata Habib.
Ia pun heran dan merasa aneh dengan tradisi closingan sebelum puasa Ramadhan. Lantaran, hanya ia ketahui terjadi di Jakarta saja.
"Closingan itu menurut gua aneh, dan itu gua nemuin di Jakarta doang. Maksudnya, karena gua tinggal di Jakarta dan di kampung. Adanya di Jakarta doang, di kampung enggak ada," ungkap Habib Ja'far.
Lebih lanjut, Habib Ja'far dimana menjelang bulan Ramadhan, Muslim sudah dilatih lebih dahulu untuk tekun beribadah. Misalnya seperti mayoritas hari di bulan Syaban, umat Islam dianjurkan untuk melakukan puasa-puasa sunnah sebagaimana anjuran Nabi Muhammad.