Contoh Teks Ceramah Tentang Bulan Ramadhan 2024 Terbaru: Aturan Mandi Junub di Siang Hari

Sabtu, 02 Maret 2024 | 20:55 WIB
Contoh Teks Ceramah Tentang Bulan Ramadhan 2024 Terbaru: Aturan Mandi Junub di Siang Hari
Contoh Teks Ceramah Tentang Bulan Ramadhan 2024 Terbaru: Aturan Mandi Junub di Siang Hari (pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menjelang Ramadhan, tidak ada salahnya jika Anda mengisi pengajian, kajian, atau bahkan khutbah Jum’at dengan tema terkait. Salah satu tema Ramadhan yang cukup banyak digunakan adalah aturan mandi junub di malam hari.

Jika Anda masih bingung dengan teks ceramah yang bisa digunakan tentang mandi junub di siang hari pada bulan Ramadhan, gunakan contoh berikut.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita kesempatan untuk kembali menyambut bulan Ramadhan yang penuh berkah.

Semoga rahmat dan hidayah-Nya senantiasa menyertai kita dalam menjalani ibadah di bulan yang mulia ini. Marilah kita sama-sama mendalami sebuah tema penting dalam agama kita, yaitu hukum mandi junub di siang hari dan kesahihan puasanya.

Sebagaimana yang tercatat dalam hadis riwayat Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW pernah mengalami waktu fajar di bulan Ramadhan dalam keadaan junub, bukan karena mimpi basah.

Beliau kemudian mandi dan tetap melanjutkan berpuasa. Dari riwayat ini, kita dapat memahami bahwa puasa seseorang tidak batal meskipun ia mandi junub di siang hari, selama itu tidak disengaja.


قَدْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُدْرِكُهُ الْفَجْرُ فِى رَمَضَانَ وَهُوَ جُنُبٌ مِنْ غَيْرِ حُلُمٍ فَيَغْتَسِلُ وَيَصُومُ.


Artinya: "Rasulullah SAW pernah menjumpai waktu fajar di bulan Ramadhan dalam keadaan junub bukan karena mimpi basah, kemudian beliau shallallahu 'alaihi wa sallam mandi dan tetap berpuasa." (HR Muslim)

Baca Juga: Kapan Sidang Isbat 1 Ramadhan 2024? Cek di Link Live Streaming Ini

Puasa dalam Islam merupakan salah satu ibadah yang memiliki kedudukan yang sangat agung di sisi Allah SWT. Ia bukan hanya sekedar menahan diri dari makan, minum, dan hubungan suami istri, tetapi juga sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, membersihkan jiwa, dan meningkatkan kesadaran akan kebutuhan sesama manusia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI