Cara Membayar Fidyah Untuk Ibu Hamil, Ikuti Panduan Lengkapnya di Sini

Jum'at, 01 Maret 2024 | 21:15 WIB
Cara Membayar Fidyah Untuk Ibu Hamil, Ikuti Panduan Lengkapnya di Sini
Cara Membayar Fidyah Untuk Ibu Hamil, Ikuti Panduan Lengkapnya di Sini (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Saat Ramadhan, seorang wanita yang terhutang puasa dan fidyah karena hamil harus segera melunasinya. Pada artikel kali ini kita akan membahas tentang fidyah dan cara membayar fidyah untuk ibu hamil.

Mengutip kitab bijak untuk muslim dan muslimah karya Rina Ulfatul Hasanah, puasa tidak wajib bagi sebagian orang sakit, musafir, wanita haid/nifas, ibu hamil atau ibu menyusui. Mereka mendapat keringanan karena telah berbuka puasa.

Meski begitu, mereka harus membayar qadha di kemudian hari. Berbeda dengan hal lainnya yang diperuntukkan bagi ibu hamil atau menyusui, puasa qadha juga harus dibarengi dengan pembayaran fidyah.

Ketentuan Fidyah untuk Ibu Hamil

Baca Juga: Berapa Hari Lagi Puasa Ramadhan 2024? Hitung Mundur Menuju Bulan Suci!

Allah SWT berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 184:

Bacaan latin: Ayyamam ma'dudt, fa manggkana mingkum maran au 'al safaring fa 'iddatum min ayymin ukhar, wa 'alallana yuqnah fidyatun omu miskn, fa man taawwa'a khairan fa huwa khairulllah, wa an taum khairul lakum inggkuntum ta'lamn

Artinya: “(Yakni) dalam beberapa hari tertentu. Oleh karena itu, siapa di antara kamu yang sakit atau sedang bepergian (dan berpuasa), maka (wajib berpuasa) sebanyak puasa yang di tinggalkan untuk diganti di hari yang lain. Dan barangsiapa yang kesulitan menunaikannya (kalau tidak berpuasa) wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan kepada orang miskin, barangsiapa merelakan amal shaleh, maka dia lebih baik. Dan puasa akan lebih baik bagi Anda jika Anda mengetahui bahwa wanita tersebut sedang mengandung anak kedua, dan seterusnya. juga termasuk orang-orang yang mendapat manfaat dari keringanan perkara syar'i “.

Ibu hamil boleh menunda puasa penggantinya sampai setelah melahirkan dan menyusui tanpa dikenakan denda fidyah. Namun jika ibu hamil atau menyusui berhenti makan karena takut pada anaknya, maka ia wajib berpuasa dan membayar fidyah.

Imam An Nawawi dalam kitab Al Majmu juga menyebutkan bahwa seorang ibu hamil atau menyusui yang tidak berpuasa karena khawatir dengan kondisi fisik anaknya bukan dirinya sehingga terpaksa menunaikan qadha dan fidyah.

Baca Juga: Bacaan Doa Menjelang Buka Puasa Ramadhan Sesuai Sunnah

Cara Membayar Fidyah Untuk Ibu Hamil 

Kutipan dari buku Wanita Hamil atau Menyusui, Qadha atau Fidyah, dijelaskan menurut Firman Arifandi bahwa bentuk fidyah harus dibayar dalam bentuk makanan. Bentuk yang lebih detail disesuaikan dengan budaya dan kebutuhan masyarakat sekitar. Sementara itu pada masa Rasulullah SAW, fidyah dibayarkan dalam bentuk kurma atau gandum karena pada masa itu kedua makanan tersebut merupakan makanan pokok masyarakat Arab.

Mengenai waktu pembayaran fidyah ada beberapa pendapat. Menurut mazhab Syafi’i, pembayaran fidyah dilakukan pada bulan Ramadhan, sedangkan menurut mazhab Hanafi, pembayaran dapat dilakukan sebelum Ramadhan. Untuk lebih jelasnya, akan kita bahas pada ulasan setelah ini.

Menurut laman resmi Baznas, cara membayar fidyah bagi ibu hamil bisa dilakukan dengan memberikan sembako sesuai lamanya tidak berpuasa. Misalnya seorang ibu hamil harus membayar fidyah selama 10 hari, maka ia dapat membayar dalam 10 takaran yang masing-masing takaran setara dengan 1,5 kg beras.

Ketentuan Batas Waktu Membayar Fidyah Puasa

Ada ketentuan mengenai batas waktu pembayaran fidyah puasa. Puasa fidyah bagi orang lanjut usia, sakit keras, dan ibu hamil atau menyusui dapat dibayarkan pada bulan Ramadhan atau di luarnya. Jika membayar fidyah pada bulan Ramadhan, lakukanlah setelah fajar setiap hari puasa atau setelah matahari terbenam di sore hari. Menurut banyak pendapat, fidyah lebih utama dibandingkan membayar di sore hari.

Menurut buku Kupas Tuntas Fidyah yang disusun oleh Luki Nugroho Lc, yang dimaksud dengan membayar fidyah sebelum Ramadhan adalah ketika mereka merasa bahwa ketika bulan itu tiba, mereka tidak dapat berpuasa. Jadi, jauh sebelum Ramadhan jatuh atau sebelum masuk bulan suci, mereka membayar fidyah.

Dari sudut pandang mazhab Hanafi, hal ini dianggap sah. Sebab jika ada seorang muslim yang lebih tua maka ia bisa membayarkan fidyahnya sebelum bulan Ramadhan tiba. Hal yang sama terjadi pada orang sakit, ibu hamil, dan lain-lain. Sedangkan bagi mazhab Syafi'i, pembayaran fidyah dilakukan pada bulan Ramadhan. Jadi, jika seseorang sudah tua dan tidak bisa berpuasa, maka ia diperbolehkan membayar fidyah ketika Ramadhan tiba, minimal pada malam hari atau sebelum matahari terbit, dan keesokan harinya ia tidak berpuasa.

Kontributor : Rishna Maulina Pratama

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI