Suara.com - Kurang dua minggu, Umat Muslim di Indonesia akan segera bertemu dengan Bulan Ramadhan. Bagi Anda yang belum membayar hutang puasa Ramadhan tahun lalu, tahukah Anda apa hukum yang berlaku?
Seperti apa hukum hutang puasa Ramadhan yang belum lunas tapi bulan Ramadhan berikutnya telah datang? Simak penjelasannya dalam artikel ini.
Karena satu dan lain hal, seperti sakit, menstruasi, atau perjalanan jauh, umat muslim mungkin tidak bisa melaksanakan ibadah puasa Ramadhan. Namun, Anda memiliki waktu kurang lebih satu tahun untuk membayar hutang puasa tersebut.
Lantas bagaimana jika sampai saat ini hutang puasa belum lunas? Simak informasi berikut untuk jawabannya.
Baca Juga: Awal Puasa Ramadhan 2024 versi Muhammadiyah, NU dan Pemerintah
Hukum hutang puasa Ramadhan belum lunas
Meski harus menunggu sidang isbat, jika melihat Kalender Hijriah 1445 H yang disusun oleh Kementerian Agama, umat Islam di Indonesia akan mulai berpuasa pada hari Selasa, 12 Maret 2024.
Seharusnya, sebelum tiba waktu tersebut, Anda sudah selesai membayar hutang puasa Ramadhan dari tahun lalu.
Jika Anda belum juga menyelesaikan hutang puasa Ramadhan hingga Ramadhan berikutnya datang, laman NU Online menyebutkan bahwa Anda akan mendapatkan beban tambahan.
Beban yang dimaksud di situ adalah kewajiban membayar fidyah sekaligus mengqadha puasa yang tersisa.
Baca Juga: Jadwal Lengkap Imsakiyah Ramadhan 2024 Kemenag Jakarta dan Sekitarnya Sebulan Full!
والثاني الإفطار مع تأخير قضاء) شىء من رمضان (مع إمكانه حتى يأتي رمضان آخر) لخبر من أدرك رمضان فأفطر لمرض ثم صح ولم يقضه حتى أدركه رمضان آخر صام الذي أدركه ثم يقضي ما عليه ثم يطعم عن كل يوم مسكينا رواه الدارقطني والبيهقي فخرج بالإمكان من استمر به السفر أو المرض حتى أتى رمضان آخر أو أخر لنسيان أو جهل بحرمة التأخير. وإن كان مخالطا للعلماء لخفاء ذلك لا بالفدية فلا يعذر لجهله بها نظير من علم حرمة التنحنح وجهل البطلان به. واعلم أن الفدية تتكر بتكرر السنين وتستقر في ذمة من لزمته.
Artinya, “(Kedua [yang wajib qadha dan fidyah] adalah ketiadaan puasa dengan menunda qadha) puasa Ramadhan (padahal memiliki kesempatan hingga Ramadhan berikutnya tiba) didasarkan pada hadits, ‘Siapa saja mengalami Ramadhan, lalu tidak berpuasa karena sakit, kemudian sehat kembali dan belum mengqadhanya hingga Ramadhan selanjutnya tiba, ia harus menjalani puasa Ramadhan yang sedang dijalaninya, setelah itu mengqadha utang puasanya dan memberikan makan kepada seorang miskin satu hari yang ditinggalkan sebagai kaffarah,” (HR Ad-Daruquthni dan Al-Baihaqi)
Kapan batas membayar hutang puasa sebelum Ramadhan?
Alhadiz Kurniawan selaku WAkil Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LBM PBNU) menjelaskan bahwa tidak ada batas waktu maksimal mengganti utang puasa Ramadhan di bulan Sya’ban.
Ini berarti bahwa saat ini Anda masih memiliki waktu untuk mengganti puasa Ramadhan di tahun lalu. Namun ternyata, ada pula ulama yang menilai bahwa mengganti puasa Ramadhan setelah Nisfu Sya’ban tidak diperbolehkan.
Oleh karena itu, sebisa mungkin manfaatkan waktu yang tersisa untuk mengganti puasa Ramadhan. Jika tidak bisa, tunaikan qadha puasa dan bayar fidyah untuk menggantinya.
Seperti itulah penjelasan tentang hukum hutang puasa Ramadhan yang belum lunas dan batas waktu membayarnya.
Kontributor : Hillary Sekar Pawestri