Hukum Shalat Nisfu Syaban, Apakah Sunnah atau Bi'dah? Simak Penjelasan Ulama

Rifan Aditya Suara.Com
Sabtu, 24 Februari 2024 | 19:58 WIB
Hukum Shalat Nisfu Syaban, Apakah Sunnah atau Bi'dah? Simak Penjelasan Ulama
Ilustrasi hukum shalat Nisfu Syaban (rawpixel.com/Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Memasuki pertengahan bulan Nisfu Sya’ban, banyak orang semakin gencar memanfaatkan keutamaan di bulan ini dengan meningkatkan ibadah. Di antara banyak ibadah yang bisa dilaksanakan, sholat rupanya menjadi salah satunya.

Anjuran sholat di bulan Sya’ban adalah di malam ke-15. Namun, bagaimana hukum sholat di malam Nisfu Syaban?

Jika mengacu pada Kalender Hijriah Indonesia tahun 2024, tanggal 1 Syaban 1445 H bertepatan dengan tanggal 11 Februari 2024. Dengan demikian, malam ke 15 Nisfu Syaban jatuh pada malam Sabtu, 24 Februari 2024.

Hukum shalat Nisfu Syaban

Baca Juga: Jangan Sembarangan Lho! Ini Dosa yang Tidak Diampuni Allah SWT Saat Malam Nisfu Syaban

Melansir dari laman NU Online, rupanya sampai saat ini masih ada perbedaan pendapat terkait hukum sholat di malam Nisfu Syaban. Beberapa di antaranya menilai sholat Nisfu Syaban sebagai sunnah, tetapi ada juga yang memakruhkan.

Hukum shalat Nisfu Syaban sebagai sunnah

Salah satu ulama yang memperbolehkan pelaksanaan sholat Nisfu Syaban adalah Imam Al-Ghazali. Hal tersebut tertuang dalam kitab Ihya’ berikut.

وَأَمَّا صَلَاةُ شَعْبَانَ فَلَيْلَةُ الْخَامِسَ عَشَرَ مِنْهُ يُصَلِّي مِائَةَ رَكْعَةٍ كُلُّ رَكْعَتَيْنِ بِتَسْلِيْمَةٍ يَقْرَأُ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ بَعْدَ الْفَاتِحَةِ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَد إِحْدَى عَشْرَةَ مَرَّةً وَإِنْ شَاءَ صَلَّى عَشْرَ رَكَعَاتٍ يَقْرَأُ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ بَعْدَ الْفَاتِحَةِ مِائَةَ مَرَّةٍ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَد فَهَذَا أَيْضًا مَرْوِيٌّ فِي جُمْلَةِ الصَّلَوَاتِ كَانَ السَّلَفُ يُصَلُّوْنَ هَذِهِ الصَّلَاةَ وَيُسَمُّوْنَهَا صَلَاةَ الْخَيْرِ وَيَجْتَمِعُوْنَ فِيْهَا وَرُبَّمَا صَلَّوْهَا جَمَاعَةً 


Artinya “Adapun shalat Sya'ban, maka dilaksanakan di malam tanggal 15 di bulan Sya’ban. Yaitu shalat 100 rakaat, setiap dua rakaat salam dan pada tiap rakaat usai Al-Fatihah, membaca surat qul huallahu ahad (Al-Ikhlash) 11 kali, dan jika mau, ia. bisa melaksanakan shalat 10 rakaat, setiap rakaat usai membaca Al-Fatihah, membaca surat qul huallahu ahad (Al-Ikhlash) 1000 kali.

Baca Juga: Pesan Tersembunyi di Poster Lawas Selamat Puasa Cak Imin: Kode Angka 1 dan Wapres

Hal tersebut juga diriwayatkan dalam kumpulan shalat yang diamalkan ulama Salaf dan menyebutnya sebagai shalat kebaikan, mereka berkumpul dalam melaksanakannya. Terkadang dilakukan secara berjamaah.” (Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali, Ihya’ Ulumiddin, [semarang, Karya Toha Putra], juz I, halaman 203).


   رُوِيَ عَنِ الْحَسَنِ أَنَّهُ قَالَ حَدَّثَنِي ثَلَاثُوْنَ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّم أَنَّ مَنْ صَلَّى هَذِهِ الصَّلَاةَ هَذِهِ اللَّيْلَةَ نَظَرَ اللهُ إِلَيْهِ سَبْعِيْنَ نَظْرَةً وَقَضَى لَهُ بِكُلِّ نَظْرَةٍ سَبْعِيْنَ حَاجَةً أَدْنَاهَا اْلَمغْفِرَةُ 

Artinya “Diriwayatkan dari Al-Hasan bahwa ia berkata: "30 sahabat Nabi saw mengatakan kepada saya bahwa siapa pun yang shalat pada malam (Nisfu Sya’ban) ini, Allah akan melihatnya 70 kali dan mengabulkan 70 kali kebutuhan untuk setiap pandangan, yang paling rendah adalah pengampunan (dosa).”( Al-Ghazali, Ihya’, juz I, halaman 204).  

Hukum sholat Nisfu Syaban sebagai bi’dah

Salah satu ulama yang menyebutkan bahwa sholat Nisfu Syaban adalah Bi’dah adalah Imam Al-Nawawi dalam kitab Al-Majmu berikut.

(الْعَاشِرَةُ) الصَّلَاةُ الْمَعْرُوْفَةُ بِصَلَاةِ الرَّغَائِبِ وَهِيَ ثِنْتَى عَشْرَةَ رَكْعَةً تُصَلَّي بَيْنَ الْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ لَيْلَةَ أَوَّلِ جُمْعَةٍ فِي رَجَبَ وَصَلَاةُ لَيْلَةِ نِصْفِ شَعْبَانَ مِائَةُ رَكْعَةٍ وَهَاتَانِ الصَّلَاتَانِ بِدْعَتَانِ ومُنْكَرَانِ قَبِيْحَتَانِ وَلَا يَغْتَرَّ بِذِكْرِهِمَا فِي كِتَابِ قُوْتِ الْقُلُوْبِ وَاِحْيَاءِ عُلُوْمِ الدِّيْنِ وَلَا بِالْحَدِيْثِ اْلمَذْكُوْرِ فِيْهِمَا فَاِنَّ كُلَّ ذَلِكَ بَاطِلٌ

Artinya: “(Kesepuluh) adalah shalat yang dikenal dengan shalat Raghaib, yaitu shalat 12 rakaat antara Maghrib dan Isya' di malam Jumat pertama bulan Rajab, dan shalat pada malam pertengahan Sya'ban sebanyak seratus rakaat. Dua shalat ini adalah bid’ah yang diingkari dan tercela, jangan sampai tertipu dengan penyebutannya dalam kitab Qutul Qulub dan Ihya' Ulumiddin dan tidak pula dengan hadits yang disebutkan di dalamnya, karena semua itu tidak sah.”( Abu Zakaria Yahya bin Syaraf An-Nawawi, Al-Majmu’ Syarhul Muhaddzab [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyah: 2000], juz V, Halaman 65).

Dengan begitu, jika Anda ingin melaksanakan sholat di malam Nisfu Sya’ban maka niatkanlah dengan sunah mutlak dan tidak dengan tata cara tertentu seperti di atas.

Kontributor : Hillary Sekar Pawestri

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI