Suara.com - Dalam Islam, salah satu rangkaian dari merawat orang meninggal adalah sholat jenazah. Mengingat pentingnya pelaksanaan sholat ini, maka sebagai muslim kita harus mengetahui tata cara sholat jenazah, niat hingga hukumnya.
Muhamad Bagir dalam buku yang berjudul Fiqih Praktis menjelaskan bahwa sholat jenazah boleh dilkukan di setiap waktunya, meskipun waktu terlarang untuk sholat sekali pun. Akan tetapi bila tidak ada alasan yang begitu mendesak, maka sudah seharusnya untuk melaksanakan di waktu yang diperbolehkannya sholat. Diketahui ada perbedaan tentang tata cara pelasanaan sholat jenazah antara perempuan dan laki-laki.
Untuk itu sebagai muslim, kita perlu mengetahui hukum dan tata cara untuk melaksanakan sholat jenazah supaya sholat yang dikerjakan menjadi sah. Secara teknis tata cara sholat jenazah ini berbeda dengan tata cara sholat pada umumnya, sebab tidak adanya gerakan ruku’, i’tidal, maupun sujud.
Tata Cara dan Niat Sholat Jenazah
Baca Juga: Bacaan Sholat Jenazah dan Takbirnya Lengkap Bahasa Arab, Latin dan Artinya
Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani dalam kitabnya Tausyih ala Ibni Qasim menjelaskan secara singkay tentang tata cara dalam melaksanakan sholat jenazah ini. Berikut diantaranya:
1. Membaca Niat Sholat Jenazah
Niat sholat jenazah bisa dilafalkan dalam hati dan bersamaan dengan gerakan takbiratul ihram. Hal ini seperti yang berlaku saat melaksanakan niat ketika sholat fardhu. Adapun bacaan niat sholat jenazah secara sendirian dengan jenazah berjenis kelamin laki-laki adalah sebagai berikut:
أُصَلِّيْ عَلَى هٰذَا الـمَيِّتِ فَرْضًا لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushalli ‘alâ hâdzal mayyiti fardlan lillâhi ta’âlâ
Baca Juga: Bacaan Sholat Jenazah Lengkap, Niat Mayit Laki-laki dan Perempuan Jangan Sampai Salah!
Artinya: Aku niat shalat atas jenazah (laki-laki) ini fardhu karena Allah ta’âlâ.
Sementara itu, ketika sholat sendirian dan jenazahnya berkelamin perempuan, lafal niat yang harus diucapkan adalah sebagai berikut:
أُصَلِّي عَلَى هٰذِهِ الـمَيِّتَةِ فَرْضًا لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushalli ‘alâ hâdzihil mayyitati fardlan lillâhi ta’âlâ
Artinya: Aku niat shalat atas jenazah (perempuan) ini fardhu karena Allah ta’âlâ.
Kemudian, saat sholat jenazah secara berjamaah dan menjadi makmum, maka harus melafalkan niat sebagai berikut, baik jenazah laki-laki ataupun perempuan:
أُصَلِّيْ عَلَى مَنْ صَلَّى عَلَيْهِ الْإِمَامُ مَأْمُومًا فَرْضًا لله تَعَالَى
Ushalli ‘alâ man shalla ‘alaihil imâmu ma’mûman fardlan lillâhi ta’âlâ.
Artinya: Aku niat shalat atas jenazah yang dishalati imam fardhu karena Allah ta’âlâ.
2. Berdiri
Sholat jenazah wajib dikerjakan dengan berdiri, lantaran sholat jenazah ini tergolong sholat fardhu. Mengingat sholat fardhu wajib dikerjakan dengan cara berdiri. Akan tetapi apabila seseorang tidak mampu untuk berdiri, maka dia bisa melaksanakan sholat jenazah dengan duduk, sama seperti ketentuan yang ada dalam sholat wajib.
3. Takbir Empat Akali
Pelksanaan sholat jenazah menjadi tidak sah bila jumlah takbir yang dilakukan kurang dari empat. Disunnahkan saat membaca takbir supaya mengangkat kedua tangan sejajar dengan dua pundak, sama seperti yang dilakukan ketika sholat lima waktu.
4. Membaca Surat al-Fatihah.
Membaca Surat al-Fatihah bisa dilkukan usai takbir pertama (takbiratul ihram). Sebaiknya saat membaca Surat al-Fatihah suara dilirihkan, sekiranya bacaan itu tetap terdengar oleh diri sendiri, walaupun sholat jenazah dilakukan pada malam hari.
Selain itu, disunnahkan sebelum membaca Surat al-Fatihah supaya membaca ta’awwudz menurut pendapat terkuat, namun tidak disunnahkan untuk membaca doa iftitah. Sholat jenazah lebih baik dilakukan secara ringkas.
5. Membaca Shalawat
Bacaan shalawat bisa dibaca usai melakukan takbir kedua. Bacaan shalawat yang minimal mencukupi sahnya sholat jenazah adalah sebagai berikut:
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Allâhumma shalli ‘alâ sayyidinâ Muhammad.
Artinya: Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad.
Sementara bacaan shalawat yang dinilai paling sempurna yaitu bacaan shalawat Ibrahimiyah. Adapun shalawat Ibrahimiyah dibaca ketika tasyahud akhir dalam pelaksanaan sholat fardhu lima waktu, berikut ini bacaannya:
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
Allâhumma shalli ‘alâ sayyidinâ Muhammad wa ‘alâ âli sayyidinâ Muhammad, kamâ shallaita ‘alâ sayyidinâ Ibrâhîm wa ‘alâ âli sayyidinâ Ibrâhim, wa bârik ‘alâ sayyidinâ Muhammad, wa ‘alâ âli sayyidinâ Muhammad, kamâ bârakta ‘alâ sayyidina Ibrâhîm wa ‘alâ âli sayyidinâ Ibrâhîm fil ‘âlamîna innaka hamîdun majîd.
Artinya: Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad dan kepada keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Limpahkan pula keberkahan bagi Nabi Muhammad dan bagi keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkan keberkahan bagi Nabi Ibrahim dan bagi keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya di alam semesta Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung.
6. Mendoakan jenazah
Mendoakan jenazah bisa dilakukan usai melakukan takbir ketiga. Bacaan doa untuk jenazah berkelamin laki-laki adalah sebagai berikut:
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لَهُ
Allâhumaghfir lahu
Artinya: Ya Allah, ampunilah dia (laki-laki).
Sementara itu, minimal bacaan doa saat jenazah perempuan adalah
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لَهَا
Allâhumaghfir lahâ
Artinya: Ya Allah, ampunilah dia (perempuan).
Apabila ingin membaca doa yang jauh lebih sempurna, maka saat jenazah berkelamin laki-laki dianjurkan untuk membaca doa berikut:
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَيْتَ الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَاَهْلًا خَيْرًا مِنْ اَهْلِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَ مِنْ عَذَابِ النَّارِ
Allâhummaghfir lahu warhamhu wa ‘âfihi wa‘fu anhu wa akrim nuzulahu wa wassi’ madkhalahu waghsilhu bilmâ’i wats tsalji wal baradi, wa naqqihi minal khathâyâ kamâ naqaita ats-tsauba al-abyadh minad danasi, wa abdilhu dâran khairan min dârihi wa ahlan khairan min ahlihi wa zaujan khairan min zaujihi wa adkhilhu al-jannata wa a’idzhu min ‘adzâbil qabri wa min adzâbinnâr
Artinya: Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, bebaskanlah dan maafkanlah dia. Muliakanlah tempatnya, luaskanlah kuburnya, dan mandikanlah ia dengan air, salju, dan es. Bersihkan dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran. Berikan ia rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), keluarga yang lebih baik dari keluarganya, pasangan yang lebih baik dari pasangannya. Kemudian masukkanlah ia ke dalam surga dan lindungilah ia dari siksa kubur dan siksa neraka.
Sementara itu saat jenazah berkelamin perempuan, maka dianjurkan untuk membaca doa berikut:
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لَها وَارْحَمْهَا وَعَافِهَا وَاعْفُ عَنْهَا، وَأَكْرِمْ نُزُلَهَا، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهَا، وَاغْسِلْهَا بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهَا مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَيْتَ الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهَا دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهَا، وَاَهْلًا خَيْرًا مِنْ اَهْلِهَا، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهَا وأَدْخِلْهَا الْجَنَّةَ وَأَعِذْهَا مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَ مِنْ عَذَابِ النَّارِ
Allâhummaghfir lahâ warhamhâ wa ‘âfihâ wa‘fu anhâ wa akrim nuzulahâ wa wassi’ madkhalahâ waghsilhâ bilmâ’i wats tsalji wal baradi, wa naqqihâ minal khathâyâ kamâ naqaita ats-tsauba al-abyadh minad danasi, wa abdilhâ dâran khairan min dârihâ wa ahlan khairan min ahlihâ wa zaujan khairan min zaujihâ wa adkhilhâ al-jannata wa a’idzhâ min ‘adzâbil qabri wa min adzâbinnâr
Artinya: Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, bebaskanlah dan maafkanlah dia. Muliakanlah tempatnya, luaskanlah kuburnya, dan mandikanlah ia dengan air, salju, dan es. Bersihkan dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran. Berikan ia rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), keluarga yang lebih baik dari keluarganya, pasangan yang lebih baik dari pasangannya. Kemudian masukkanlah ia ke dalam surga dan lindungilah ia dari siksa kubur dan siksa neraka.
Usai membaca doa di atas, bisa dilanjutkan dengan gerakan takbir yang keempat. Setelah itu disunnahkan untuk membaca doa berikut.
Untuk jenazah laki-laki:
اَللّٰهُمَّ لاتَحرِمْنا أَجْرَهُ ولاتَفْتِنَّا بَعدَهُ وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ
Allâhumma lâ tahrimnâ ajrahu wa la taftinna ba’dahu waghfir lanâ wa lahu
Artinya: Ya Allah, jangan haramkan kami dari pahalanya dan jangan beri fitnah (cobaan) bagi kami sepeninggalnya. Ampunilah kami dan ampunilah dia.
Untuk jenazah perempuan:
اَللّٰهُمَّ لاَ تَحْرِمْنَا أَجْرَهَا وَلاَ تَفْتِنَّا بَعْدَهَا وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهَا
Allâhumma lâ tahrimnâ ajrahâ wa la taftinna ba’dahâ waghfir lanâ wa lahâ
Artinya: Ya Allah, jangan haramkan kami dari pahalanya dan jangan beri fitnah (cobaan) bagi kami sepeninggalnya. Ampunilah kami dan ampunilah dia.
7. Membaca salam
Membaca salam dapat dilakukan setelah melaksanakan takbir keempat dan usai membaca doa yang dilafalkan setelah gerakan takbir keempat. Bacaan salam pada tata cara sholat jenazah ini sama persis seperti bacaan salam yang dibacakan saat sholat fardhu lima waktu.
Tak hanya itu, kesunnahan dalam menghadapkan wajah ke arah kanan pada saat membaca salam pertama dan menghadapkan wajah ke kiri di saat salam kedua, juga berlaku di dalam pelaksanaan sholat jenazahm
Muslim, dianjurkan untuk membaca salam yang sempurna:
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Assalâmu‘alaikum warahmatullâhi wabarakatuh
Artinya: Semoga keselamatan, kasih sayang, dan keberkahan dari Allah tercurah atas kalian.
Hukum Sholat Jenazah
Muhammad Nashiruddin al-Albani dalam buku berjudul Ahkaamul Janaa'iz wa Bid'ihaa terjemah dari buku Tuntunan Lengkap Mengurus Jenazah menjelaskan bahwa hukum menyalatkan jenazah adalah fardhu kifayah atau berdasarkan perintah Rasul SAW.
Ia kemudian menukil hadits riwayat Zaid bin Khalid al-Juhni menjadi landasan hukumnya. Zaid bin Khalid berkata: "Seorang dari sahabat Nabi SAW gugur ketika perang Khaibar, lalu para sahabat mengabarkan hal itu kepada Rasulullah SAW. Beliau bersabda, 'Sholati lah kawan kalian.' (HR Malik, Abu Dawud, Nasa'i Ibnu Majah, Hakim & Ahmad).
Selain itu, sholat jenazah akan lebih utama bila dikerjakan secara berjamaah sebab lebih banyak orang yang mensholatkan maka akan jauh lebih besar pahala yang didapatkan. Untuk jenazah juga akan mendapat doa syaafat seperti yang Nabi SAW ungkapkan.
Rasulullah SAW pernah bersabda yang artinya, "Tak seorang pun muslim yang meninggal dunia, lalu jenazahnya disholatkan oleh 40 orang yang mereka itu tidak menyekutukan Allah SWT dengan sesuatu selain-Nya, kecuali Allah SWT akan menerima doa syafaat mereka untuknya." (HR Muslim, Ahmad, & Abu Dawud).
Demikianlah tata cara sholat jenazah, niat hingga hukumnya.
Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari