Suara.com - Sebagai komitmen untuk mengatasai masalah rendahnya tingkat literasi di Tanah Papua, Kitong Bisa Foundation (KBF) Indonesia bekerjasama dengan PT Pertamina (Persero) menyelenggarakan Pelatihan Literasi Baca-Tulis di Tanah Papua, yang dibuka Selasa (9/9/2024).
Pembukaan dihadiri antara lain, Staf Khusus Presiden RI Bidang Inovasi, Pendidikan dan Daerah Terluar, Billy Mambrasar, Manager CSR PT Pertamina (Persero), Dian Hapsari, Kepala Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Papua, Dr. Junus Simangunsong, Staff PAUD Dikmas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura, Sugi Rahayu, Sekretaris Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Merauke, Yuliastri Karim, serta Dosen PGSD FKIP Universitas Musamus, Yonarlianto Tembang, dan mahasiswa Universitas Musamus.
Billy Mambrasar menyampaikan, tingkat buta huruf di daerah-daerah terluar Indonesia masih sangat tinggi, sehingga peningkatan literasi baca tulis ini sangat penting bagi masyarakat, khususnya di Tanah Papua.
“Peningkatan literasi ini penting, karena ini merupakan skil pertama dari seorang manusia dalam mengabsorpsi skil-skil yang lain dikemudian hari. Sementara kalau kita melihat tingkat buta huruf di provinsi-provinsi terluar Indonesia masih sangat tinggi. KBF Indonesia hadir dengan Pertamina menciptakan inovasi-inovasi untuk mengurangi gap tersebut. Saya berharap program ini bisa berjalan lancar dan program yang sedang dijalankan ini menjadi inisiasi Starting up untuk program-program selanjutnya," kata laki laki yang juga Duta Pembangunan Keberlanjutan Nasional (SDGs).
Baca Juga: Cyberbullying Merajalela, Pemerintah Turun Tangan! Guru dan Murid Wajib Tahu
Sebagai pendukung utama kegiatan ini, PT Pertamina (Persero) melalui Manager CSR, Dian Hapsari menyampaikan, kegiatan ini disambut baik oleh Pertamina karena sebagai BUMN yang juga beroperasi di wilayah Timur Indonesia, meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia Timur menjadi salah satu bentuk tanggung jawab Pertamina dalam melaksanakan Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.
“Pertamina mempunyai 4 program tanggung jawab sosial dan lingkungan, yaitu Pertamina Cerdas, Pertamina Hijau, Pertamina Sehat dan Pertamina Berdikari. Nah kegiatan ini adalah salah satunya dari Pertamina cerdas di bidang Pendidikan. Kami ingin berkontribusi dalam upaya, anak-anak ini merupakan investasi, anak-anak ini adalah calon pemimpin bangsa, sehingga tentunya Pertamina ingin turut serta berperan dalam mendidik dan membangun karakter anak-anak yang akan kita bina, karena apabila pendidikan tidak dibarengi dengan pendidikan karakter, tentunya anak anak ini tidak bisa menjadi calon pemimpin yang baik," katanya
Kepala Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Papua, Dr. Junus Simangunsong mengatakan, semua anak, khususnya di Tanah Papua memiliki hak yang sama dalam memperoleh pendidikan yang berkualitas. Kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan minat baca untuk anak-anak di Papua.
“Kita memiliki tantangan di Papua ini dimana anak-anak kita masih banyak yang belum lancar bahkan belum bisa membaca walaupun sudah lulus dari satuan Pendidikan. Mudah-mudahan kegiatan ini bisa menumbuhkan minat baca bagi anak-anak yang seharusnya mereka miliki, mereka bisa membaca, bisa menulis, sehingga mereka nanti bisa mengenal atau memahami dunia kontekstual atau dunia nyata dalam kehidupan sehari hari. Terima kasih untuk KBF Indonesia dan CSR Pertamina yang sudah mendukung kegiatan ini, mari kita bekerjasama, maju bersama untuk meningkatkan literasi, khususnya yang ada di Tanah Papua," katanya.
Sekretaris Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Merauke, Yuliastri Karim dalam sambutannya menitipkan pesan bahwa dalam mendidik anak-anak yang paling penting dan utama adalah tidak boleh mengandung unsur kekerasan.
Baca Juga: Menggali Dimensi Luas Literasi: Lebih dari Sekadar Kata-Kata
“Anak-anak sebagai generasi penerus bangsa. Pembentukan anak sejak dini sebagai penerus bangsa ditentukan oleh peran orang tua, pemerintah, dan lingkungan sekitar. Kami hanya ingin menyampaikan bahwa didalam proses pengajaran nantinya, tidak boleh mengandung unsur kekerasan, baik itu fisik maupun psikologis. Karena dapat memberikan dampak negatif bagi tumbuh kembang anak, pendekatan yang bisa dilakukan adalah pendekatan yang humanis, khususnya OAP," katanya.
Dari Lembaga Pendidikan yang juga merupakan Mitra KBF Indonesia di Papua Selatan, Universitas Musamus, juga menyampaikan sambutannya yang diwakili oleh Dosen PGSD FKIP Universitas Musamus, Yonarlianto Tembang.
“Memang kami serius dan ingin menuntaskan permasalahan terkhusus literasi baca tulis yang ada di Tanah papua, khususnya di Papua Selatan. Mata kuliah literasi baca tulis untuk Universitas Musamus sudah dimasukkan ke dalam mata kuliah khusus dari jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar karena memang kalau melihat kebutuhan di lapangan itu bukan hanya pendidiknya, tetapi anak kita yang perlu kita kuatkan dengan literasi. Untuk itu para pendidik ataupun calon pendidiknya ini yang harus kita dasari dengan pemahaman bagaimana cara mengajarkan literasi ini," ujarnya.
KBF Indonesia sebagai fasilitator dan penyelenggara kegiatan ini sangat antusias dalam membuka kegiatan ini. Direktur Operasional KBF Indonesia, Donatus K. Marut mengatakan keterbatasan baca-tulis yang dimiliki oleh masyarakat di Papua bisa menjadi faktor yang sangat kritis bagi masyarakat Papua di masa akan datang. Untuk itu masalah ini menjadi tantangan tersendiri bagi para pendidik dan aktivis pendidikan.
“Masalah literasi baca tulis di Papua lumayan menantang untuk kita para pendidik dan juga para aktivis yang terlibat untuk mendukung pemberdayaan masyarakat di Papua. Karena itu akan sangat terbatas bagi masyarakat papua untuk mengakses pengetahuan, demikian juga untuk mengembangkan potensi diri dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan akan terhambat karena salah satunya faktornya adalah kemampuan baca tulis ini. Meskipun bukan faktor penentu, tapi menjadi faktor yang sangat kritis bagi pengembangan masyarakat papua secara keseluruhan di masa akan datang. Kegiatan ini dilaksanakan atas dukungan dari CSR PT Pertamina, kami sangat berterima kasih kepada CSR Pertamina," katanya.
Kegiatan Pelatihan Peningkatan Literasi Baca-Tulis di Tanah Papua ini dilaksanakan selama 8 hari berturut-turut, yaitu 10-18 Juli 2024 secara hybrid (luring dan daring) di Pusat Belajar KBF Jayapura dan Merauke. Pelatihan ini diikuti oleh tim pengajar Pusat Belajar KBF Indonesia di daerah Tanah Papua lainnya.
Kegiatan tersebut bertujuan memberikan keterampilan dan pengetahuan terkait teknik-teknik mengajar baca-tulis yang lebih efektif dan disiplin berkarakter untuk tim pengajar, selain itu juga menyamakan persepsi tentang program dan strategi pelaksanaannya agar program literasi dapat berjalan dengan lancar.
Kegiatan ini diharapkan akan memotivasi tidak hanya orang tua dari anak anak didik, tetapi juga masyarakat kampung di sekitar Pusat Belajar KBF Indonesia berada.