Suara.com - Indonesia masih menghadapi tantangan sanitasi yang besar. Pada tahun 2020, lebih dari 13 juta orang Indonesia, atau 11% dari populasi, masih melakukan buang air besar sembarangan. Hampir 4 juta orang menggunakan toilet yang tidak memadai, dan sekitar 20% sekolah pra-sekolah dasar dan menengah tidak memiliki layanan sanitasi dasar, sehingga berdampak pada kesehatan dan pendidikan anak-anak.
Sanitasi yang tidak memadai di Indonesia ini memberikan dampak yang luas, merugikan negara sekitar $6,3 miliar per tahun, setara dengan hampir 2,3% PDB.
Menanggapi tantangan-tantangan ini, SATO yang merupakan sebuah bisnis sosial yang dinaungi oleh LIXIL, secara aktif berinvestasi dalam solusi sanitasi dan kebersihan inovatif yang disesuaikan dengan kebutuhan Indonesia.
Erin McCusker, salah satu pembicara terkemuka pada 10th World Water Forum di Bali, mengusung pentingnya mencapai akses universal terhadap air bersih dan sanitasi, yang sejalan dengan topik forum tersebut yaitu “Water for Shared Prosperity.” McCusker menekankan upaya substansial dan aspirasi masa depan SATO dalam menghadapi tantangan sanitasi global dalam presentasinya yang bertajuk "SATO - Solusi Sanitasi dan Kebersihan untuk Menjangkau 100 Juta Orang."
Baca Juga: Atasi Krisis Air Bersih, Brantas Abipraya Percepat Pengerjaan SPAM di IKN
Selama WWF berlangsung, SATO juga memperkenalkan teknologi toilet baru yang dirancang untuk meningkatkan akses sanitasi sekaligus menghemat air yang dapat dilihat secara langsng di area pameran. Misalnya, model I-trap hanya membutuhkan satu liter air untuk sekali penyiraman, sehingga ideal untuk daerah yang kekurangan air.
Bermitra dengan Aqualon, produsen plastik lokal tepercaya, SATO bertujuan menjadikan produknya lebih terjangkau dan mudah diakses. Selain itu, SATO juga bekerja sama dengan pengrajin lokal, petugas kesehatan, dan masyarakat luas untuk mendidik dan mempromosikan pentingnya sanitasi dan kebersihan.
Erin McCusker menekankan pentingnya kemitraan strategis dalam mencapai tujuan mereka. Ia mengatakan bahwa kolaborasinya yang diperluas dengan UNICEF untuk tambahan tiga tahun, menggarisbawahi komitmen SATO dalam menjadikan Indonesia sebagai pasar prioritas.
IGN Agung Kamasan, Pemimpin SATO Indonesia, menyoroti pentingnya inisiatif ini. Ia menyebut bahwa LIXIL dan SATO telah banyak berinvestasi dalam proyek sanitasi dan kebersihan di Indonesia.
"Kami merancang, menguji, dan menyempurnakan inovasi untuk mengatasi beberapa lingkungan yang paling menantang. Tujuan kami adalah adalah untuk memberikan solusi komprehensif yang melayani rumah tangga di pedesaan dan pinggiran kota, serta sekolah dan institusi yang menghadapi tantangan sanitasi,” pungkasnya.
Baca Juga: Ecolab Miliki Peta Jalan Tata Kelola Air Bersih dan Sehat