Suara.com - Ibu Kota Nusantara (IKN) memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan sebagai ibu kota Indonesia yang baru. Kalimantan Timur memiliki sumber daya alam yang melimpah, yang menjadikannya sebagai lokasi yang ideal untuk pembangunan ibu kota baru.
"Masa depan Indonesia terletak di wilayah timur karena sumber daya alamnya yang melimpah. Dengan luas wilayah sekitar 15 juta hektare, Kalimantan Timur diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pembangunan IKN, meskipun luas IKN sendiri hanya sekitar 235.000 hektare," ujar Prof. Dr. Drs. Akmal Malik, saat wawancara eksklusif dengan Helmy Yahya dalam video YouTube berjudul "Prof. Dr. Drs. Akmal Malik, M.Si - Serius IKN Jadi Ibu Kota Baru Indonesia?", beberapa waktu lalu.
Pria yang juga PJ Gubernur Kaltim tersebut menyoroti pentingnya kolaborasi seluruh pihak, baik pemerintah daerah, masyarakat, maupun sektor swasta, untuk mendukung pembangunan ibu kota baru ini. Menurutnya, kunci keberhasilan pembangunan IKN terletak pada komunikasi dan konektivitas yang baik, serta ketersediaan sumber daya.
Selain banyak hal yang bisa dikembangkan, Kaltim juga menghadapi beberapa tantangan. Kawasan ini perlu menumbuhkan budaya pertanian yang kuat di kalangan generasi muda dan berinvestasi di bidang pendidikan, serta membangun infrastruktur untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.
Baca Juga: 400 Pelaku UMKM Siap Meriahkan Upacara Peringatan Kemerdekaan ke-79 RI di IKN
Akmal Malik percaya, investasi yang tepat, sektor pertanian di Kaltim dapat berkembang pesat dan mampu mendukung ketahanan pangan nasional.
Pada kesempatan itu, Ia juga menekankan perlunya komitmen dan konsistensi dalam proses pembangunan IKN. Ia menyebutkan, pembangunan harus dilakukan dengan memperhatikan aspek lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
"Proses pelaksanaan kebijakan harus dilakukan di daerah yang merasakannya secara alamiah," ujarnya.
Dengan komitmen dan konsistensi yang kuat, IKN dinilai dapat menjadi simbol keadilan sosial dan pemerataan pembangunan di Indonesia.
Ia menyebutkan beberapa contoh sukses petani di daerah yang telah mencapai hasil signifikan, seperti seorang petani di Bali yang menghasilkan 1000 kg jamur per hari dari lahan 1000 hektare, kemudian petani di Kutai Kartanegara yang menggunakan hidroponik untuk memenuhi 40% permintaan selada di Balikpapan.
Baca Juga: Famtrip Paradise of The East, Wisata Alam dan Budaya Lengkap IKN
Ia juga membahas perlunya pengembangan teknologi dan energi terbarukan untuk mendukung pembangunan IKN. Akmal Malik menyebutkan, infrastruktur yang lebih baik dan penerapan sumber energi terbarukan seperti panel surya dapat mengatasi krisis energi di daerah.
"Pendekatan yang seimbang terhadap pembangunan dan keterlibatan generasi muda dalam penerapan teknologi baru sangat penting. Saya berharap, pembangunan IKN dapat dilakukan dengan memperhatikan keberlanjutan lingkungan dan manfaat jangka panjang bagi masyarakat," katanya.
Salah satu topik menarik yang dibahas dalam wawancara tersebut adalah potensi pengembangan jalur kereta api trans-Kalimantan yang menghubungkan Indonesia, Malaysia, dan Brunei. Akmal Malik mengungkapkan kegembiraannya mengenai prospek proyek ini, namun juga menekankan pentingnya memastikan bahwa pembangunan tidak merusak lingkungan.
"Pembangunan IKN bukan hanya tentang membangun infrastruktur, tetapi juga tentang membangun masa depan yang lebih baik dan berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia," ujarnya.