UNHCR Gelar Acara Halal Bihalal, Perkuat Kemitraan dalam Filantropi Islam

Rully Fauzi Suara.Com
Kamis, 02 Mei 2024 | 21:20 WIB
UNHCR Gelar Acara Halal Bihalal, Perkuat Kemitraan dalam Filantropi Islam
Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR) di Indonesia menyelenggarakan acara Halal Bihalal. [dok. pribadi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR) di Indonesia menyelenggarakan acara Halal Bihalal perdana pada 2 Mei 2024.

Acara ini mempertemukan tokoh-tokoh penting dari organisasi filantropi Islam, pakar, dan cendekiawan untuk menegaskan kembali komitmen bersama dalam mendukung para pengungsi.

Ann Maymann, perwakilan UNHCR untuk Indonesia, menyoroti peran UNHCR sebagai mitra distribusi strategis untuk dana Zakat dan Sadaqah.

Ia menekankan bahwa UNHCR memastikan dana-dana ini menjangkau para pengungsi yang paling membutuhkan.

“Melalui inisiatif Filantropi Islam, UNHCR telah memberikan bantuan kepada 1.172.384 penerima manfaat zakat di 20 negara dan 826.988 penerima manfaat sadaqah di 16 negara selama tahun 2023, termasuk Indonesia,” ungkapnya.

Acara ini menampilkan diskusi panel yang dipimpin oleh Bapak Muhammad Thoriq Helmi, Associate PPH/IP Officer UNHCR.

Panelis pada diskusi ini termasuk Prof. Dr. M.Amin Suma, SH, MA, (Ulama dan Dewan Syariah di beberapa institusi Islami ternama), Prof. Amelia Fauzia, PhD (Guru Besar Sejarah Islam dari Universitas Islam Negeri), dan Silih Agung Wasesa (Pakar Branding dan Komunikasi).

Diskusi yang mendalam tersebut menyentuh konteks sejarah terkait dukungan terhadap pengungsi dalam Islam, prinsip-prinsip filantropi inklusif, dan bagaimana organisasi Islam dapat mengoptimalkan strategi komunikasi mereka.

Prof. DR. KH. M. Amin Suma menekankan, “Secara umum dan keseluruhan, Insya Allah, Islam itu menyikapi kaum pengungsi harus bersifat adil dan arif bijaksana."

Selain itu, Prof. Amelia Fauzia, PhD memaparkan; “pengungsi itu sangat kuat menjadi bagian kelompok yang harus didukung oleh lembaga filantropi.”

Lebih lanjut, beliau menambahkan, “Lembaga filantropi yang punya komitmen untuk membantu pengungsi bisa dibilang lembaga filantropi yang sudah mengedepankan prinsip-prinsip inklusivitas.”

Dalam sesi khusus, NU Care-LAZISNU dan LAZISMU, masing-masing mewakili organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, menyerahkan donasi masing-masing senilai IDR 225.000.000 untuk pengungsi di Indonesia melalui UNHCR.

Drs. Qohari Choli, Direktur Eksekutif NU Care-LAZISNU, mengungkapkan komitmen organisasinya untuk mendukung para pengungsi.

“Kami termotivasi untuk bisa bersama-sama membantu para pengungsi karena atas dasar kemanusiaan di mana para pengungsi ini tidak pernah mengharapkan situasi seperti itu dan memaksanya untuk mengungsi,” imbuhnya.

Beliau juga menambahkan bahwa para pengungsi “termasuk Asnaf Delapan, termasuk fakir miskin, Ghorimin, dan Ibnu Sabil. Sehingga dari sisi zakat-pun mereka berhak menerima zakat.”

Hal serupa diungkapkan oleh Ibnu Tsani, Direktur Eksekutif LAZISMU yang menyatakan, “LAZISMU secara kelembagaan menganut sistem Islam Rahmatan-Lil-Alamin. Artinya Islam harus menjadi solusi berbagai problematika kemanusiaan tidak hanya di Indonesia, tetapi juga dunia.”

UNHCR juga menyampaikan apresiasi kepada BP ZIS INDOSAT atas komitmen dan dukungan berkelanjutan mereka bagi pengungsi selama 3 tahun berturut-turut (2021-2023).

Saat menerima penghargaan, Adhi Purnomo, Ketua LAZ SKI INDOSAT berbicara tentang dedikasi BP ZIS INDOSAT dalam membantu pengungsi dan kemitraan jangka panjang dengan UNHCR.

“Isu pengungsi [merupakan] bagian dari kemanusiaan yang berlaku secara universal. Harapan kami apa yang kita berikan kepada pengungsi dapat memberikan kontribusi lebih bagi kehidupan mereka di masa mendatang,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI