Kejahatan Siber Kian Marak, Pelaku Industri Wajib Perkuat Keamanan Sistem Informasi

Vania Rossa Suara.Com
Selasa, 30 April 2024 | 16:13 WIB
Kejahatan Siber Kian Marak, Pelaku Industri Wajib Perkuat Keamanan Sistem Informasi
Ilustrasi kejahatan siber (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Serangan siber saat ini tak terhindarkan. Disinyalir, pencurian data pribadi masih menjadi tren kejahatan siber tahun ini. Data Badan Siber Sandi Negara (BSSN) menunjukkan bahwa di sepanjang tahun 2023 telah terjadi anomali 403 juta trafik yang mengarah ke serangan siber ke Indonesia. Terlebih pada kondisi pertumbuhan bisnis di Indonesia yang tetap tumbuh pada tahun 2024.

Sebelumnya pada tahun 2022, BSSN mencatat bahwa Indonesia banyak mengalami serangan siber yang kompleks. Malware hingga MylotBot menjadi ancaman yang dominan, sehingga menyebabkan peningkatan kebocoran data.

Menurut Ho Fei Wen, Regional Sales Director Imperva Inc., pertumbuhan bisnis yang positif ini telah menimbulkan tantangan tersendiri bagi para pelaku industri untuk memperkuat keamanan sistem informasi mereka.

Melihat kondisi ini, Imperva Inc., perusahaan cyber security, meluncurkan Scrubbing Center keduanya di Jakarta, Indonesia. Scrubbing center kedua ini menjawab kebutuhan lembaga pemerintah maupun perusahaan yang menangani beban-beban kerja kritikal, seperti perusahaan keuangan, sekaligus juga para pelaku usaha yang menggerakkan perekonomian terbesar keempat di kawasan Asia Tenggara.

Baca Juga: Banyak Temuan Masalah Sirekap KPU, Benarkah Sudah Diaudit?

"Scrubbing Center kedua ini merupakan solusi yang kami hadirkan untuk meningkatkan kinerja bisnis di Indonesia secara signifikan sekaligus memastikan layanan keamanan yang kuat bagi organisasi ataupun perusahaan melalui Point of Presence (PoPs) yang strategis,” tutur Ho Fei Wen.

Lebih lanjut Ho Fei Wen menambahkan bahwa serangan siber saat ini semakin canggih dan mudah dilakukan, sehingga dampaknya dapat menimbulkan kerugian baik secara finansial maupun reputasi.

"Oleh karena itu, melalui Scrubbing Center kedua ini, Imperva menawarkan jaminan keandalan yang tinggi dan dilengkapi dengan sistem redudansi dan mekanisme failover untuk memastikan ketahanan layanan yang berkelanjutan, terutama dalam serangan-serangan DDoS,” katanya lagi

Selain keamanan, ada beberapa manfaat lainnya dari scrubbing center kedua milik Imperva ini, termasuk berkurangnya latensi karena lokasinya yang strategis, uptime serta performa yang lebih tinggi, dan peningkatan skalabilitas untuk menjawab permintaan bisnis yang terus bertumbuh.

Erwin Urip, selaku Presiden Direktur Blue Power Technology (BPT), anak perusahaan CTI Group menilai bahwa didirikannya Scrubbing Center kedua oleh Imperva ini dapat mendukung upaya pemerintah khususnya dalam menjalankan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP) yang efektif berlaku pada bulan Oktober 2024 mendatang.

Baca Juga: Melihat Ruang Rekapitulasi Pemungutan Suara Pemilu di KPU

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI