2023 Jadi Tahun Pemulihan, Perusahaan Rokok Raksasa Indonesia Ini Sambut Kedatangan Presdir Baru di 2024

Rully Fauzi Suara.Com
Selasa, 23 April 2024 | 22:35 WIB
2023 Jadi Tahun Pemulihan, Perusahaan Rokok Raksasa Indonesia Ini Sambut Kedatangan Presdir Baru di 2024
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS) PT HM Sampoerna Tbk pada Selasa (23/4/2024). [dok. PT HM Sampoerna Tbk]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna/BEI: HMSP) mengumumkan hasil kinerja tahun 2023, dengan pertumbuhan laba bersih sebesar 28,0% dibandingkan tahun 2022, yang mencapai Rp.8,1 triliun, serta mempertahankan kepemimpinan di industri tembakau Indonesia dengan pangsa pasar sebesar 28,6% dan volume keseluruhan sebesar 83,4 miliar batang berkat portofolio yang kuat di seluruh segmen, terutama pertumbuhan segmen Sigaret Kretek Tangan (SKT) yang padat karya.

"Tahun 2023 menandai tahun kembalinya pertumbuhan profitabilitas yang kuat bagi Sampoerna, dengan pencapaian penting dalam pengembangan produk bebas asap berdasarkan pembuktian ilmiah, meningkatkan investasi dan lapangan kerja di Indonesia, serta menghasilkan efek berganda yang kuat, sejalan dengan prioritas negara untuk meningkatkan hilirisasi,” ungkap Presiden Direktur Sampoerna, Vassilis Gkatzelis, pada RUPS Tahunan, Selasa (23/4/2024).

Saat ini, industri tembakau masih menghadapi tantangan-tantangan utama dengan kenaikan tarif cukai dua digit yang signifikan di atas tingkat inflasi, kesenjangan cukai yang semakin besar antara segmen Volume Golongan 1 dan segmen Di Bawah Volume Golongan 1 yang dikenakan cukai lebih rendah, serta meningkatnya peredaran rokok ilegal.

Secara keseluruhan, volume industri rokok nasional mengalami penurunan sebesar 4% dibandingkan 2022. Meskipun dalam kondisi yang penuh tantangan, penjualan bersih Sampoerna meningkat sebesar 4,3% menjadi Rp116,0 triliun, meskipun profitabilitas masih jauh di bawah tingkat sebelum pandemi.

Baca Juga: Produk Tembakau yang Dipanaskan Minim Digunakan oleh Remaja di Negara-negara Maju

Pada tahun 2023, produk bebas asap Sampoerna meraih pencapaian strategis. Di wilayah Perkotaan Jakarta, IQOS meraih pangsa pasar 3,5% pada kuartal keempat 2023, meningkat sebesar 2,0 poin dari kuartal keempat 2022.

Perkotaan Jakarta mewakili Jakarta Barat, Pusat, dan Selatan yang mencakup sekitar 1,5 juta Pengguna Nikotin Dewasa.

Seiring dengan prioritas strategis untuk mempercepat komersialisasi produk tembakau inovatif bebas asap, Sampoerna juga menorehkan beberapa momen penting di tahun 2023, dimulai dari peresmian fasilitas produksi Karawang dan pelepasan ekspor perdana; diperkenalkannya inovasi terbaru IQOS ILUMA untuk secara eksklusif digunakan dengan batang tembakau TEREA; mulai beroperasinya Laboratorium Pengujian dan Analisis kelas dunia dengan fasilitas canggih untuk produk tembakau inovatif bebas asap di kuartal ketiga; dan disusul dengan diperkenalkannya batang tembakau TEREA edisi cengkih bagi perokok dewasa dan pengguna produk tembakau/nikotin dewasa di Indonesia.

IQOS ILUMA memanaskan batang tembakau yang menggunakan daun tembakau asli tanpa pembakaran. Seperti perangkat IQOS sebelumnya, IQOS ILUMA mengurangi paparan zat kimia berbahaya atau berpotensi berbahaya hingga rata-rata 90-95% lebih rendah dibandingkan dengan asap rokok.

Meskipun tidak bebas risiko, produk tembakau inovatif bebas asap Philip Morris International (PMI) merupakan pilihan yang lebih baik bagi perokok dewasa yang memutuskan untuk terus menggunakan produk tembakau.

Baca Juga: Pengurangan Bahaya Tembakau, Alternatif Bagi Perokok Dewasa Beralih dari Kebiasaannya

“Sampai dengan akhir tahun 2023, investasi kami pada produk bebas asap mencapai sekitar US$300 juta. Fasilitas produksi kami untuk produk tembakau bebas asap ialah yang pertama bagi PMI di Asia Tenggara dan yang ketujuh di dunia, serta difokuskan untuk ekspor ke kawasan Asia Pasifik maupun memenuhi permintaan pasar domestik yang sejalan dengan agenda hilirisasi pemerintah. Laboratorium Pengujian dan Analisis bagi produk tembakau inovatif bebas asap melibatkan lebih dari 200 ilmuwan Indonesia yang bertalenta dan merupakan bagian dari komitmen kami untuk menyerap tenaga kerja berketerampilan tinggi, khususnya dalam mendukung transformasi industri tembakau nasional,” papar Vassilis.

Sementara itu, kinerja segmen SKT menunjukan tanda pemulihan dengan pangsa pasar 28% pada tahun 2023 setelah mengalami tren penurunan pangsa pasar berkelanjutan dari 37% pada 2006 menjadi 17% pada tahun 2019.

Hal ini didukung oleh kebijakan Pemerintah terkait cukai produk tembakau yang mempertimbangkan penyerapan tenaga kerja serta tembakau dan cengkih dari petani lokal.

Seiring dengan hal tersebut, Sampoerna menambah fasilitas produksi SKT dan Mitra Produksi Sigaret (MPS) pada awal tahun 2024 yang berdampak langsung pada penyerapan puluhan ribu tenaga kerja baru. Dengan penambahan tersebut, total tenaga kerja Sampoerna secara langsung dan tidak langsung menjadi lebih dari 90.000 orang.

“Memasuki 111 tahun Sampoerna berkiprah di Indonesia, kami terus konsisten berupaya berperan aktif dalam
mendukung pertumbuhan ekonomi nasional melalui investasi jangka panjang, menciptakan nilai ekonomi di seluruh mata rantai industri, dan penyerapan tenaga kerja yang diharapkan dapat berkontribusi terhadap penciptaan efek berganda di Indonesia,” tutur Vassilis.

Pada RUPS hari ini, Perseroan mengumumkan total pembayaran dividen senilai Rp8,060 triliun dari saldo laba Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2023, dengan rasio pembayaran dividen sebesar 99,6% atau Rp69,3 per saham.

Presiden Direktur dan Direktur Baru

Selanjutnya, pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan ini, para pemegang saham juga menyetujui penunjukkan Ivan Cahyadi sebagai Presiden Direktur Sampoerna yang baru, menggantikan Vassilis Gkatzelis, efektif per 1 Mei 2024, serta penunjukkan Yohan Lesmana sebagai Direktur Perseroan.

Hal ini merupakan beberapa mata acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2024 berikut dengan ralatnya yang telah disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), secara berturut-turut, pada
tanggal 1 dan 8 April 2024.

Presiden Komisaris Sampoerna John Gledhill mengatakan, "Vassilis berhasil memimpin Sampoerna untuk
mencatatkan kinerja baik bagi Perseroan dalam dua tahun terakhir ini serta senantiasa mewujudkan komitmen
untuk menciptakan nilai dan efek berganda bagi masyarakat luas. Saya ucapkan terima kasih kepada Vassilis
atas kontribusinya di Sampoerna dan selamat untuk posisi barunya di PMI.”

PMI, induk perusahaan Sampoerna, memberikan kepercayaan bagi Vassilis untuk menduduki jabatan penting
selanjutnya sebagai President East Asia, Australia & PMI Duty Free dan menjadi bagian dari Executive
Leadership Team PMI yang dipimpin oleh CEO Jacek Olczak. Vassilis akan bertangung jawab atas pasar strategis
PMI lainnya seperti Jepang, Korea Selatan, dan Tiongkok.

Posisi Presiden Direktur Sampoerna selanjutnya dipercayakan kepada Ivan Cahyadi yang memiliki pengalaman
selama hampir tiga dekade di Sampoerna dan PMI. Ivan adalah sosok pemimpin yang tepat untuk terus
memantapkan posisi Sampoerna sebagai pemimpin industri di Indonesia.

"Dengan pengalaman yang ekstensif di Sampoerna, kami percaya Ivan adalah sosok pemimpin yang tepat bagi Sampoerna untuk memantapkan posisi Perseroan sebagai pemimpin industri di Indonesia dan meneruskan penciptaan efek berganda bagi semua pemangku kepentingan," kata John.

Ivan Cahyadi bergabung dengan Sampoerna pada tahun 1996 sebagai Management Trainee dan mengembangkan kariernya dengan menduduki sejumlah posisi di Sampoerna, termasuk Manajer Pengembangan Organisasi (1999-2000), Manajer Market Inteligensia (2000-2004), Kepala Pengembangan Strategi Penjualan (2004-2005), Kepala Zona Penjualan (2005-2009). Ivan kemudian ditugaskan di afiliasi PMI di Malaysia sebagai Direktur Penjualan dan Distribusi pada tahun 2009. Ia kembali ke Sampoerna pada tahun 2010 sebagai Kepala Zona Penjualan, sebelum selanjutnya diangkat sebagai anggota Direksi pada 2016.

Sementara itu, terkait dengan pengangkatan Yohan Lesmana sebagai Direktur, "Yohan memiliki kemampuan mengartikulasikan visi dengan strategi yang kuat berbasis data, dan merupakan sosok dengan gaya kepemimpinan partisipatif. Pendekatan kolaboratif dan semangat untuk memberikan dampak yang dipadukan dengan kepedulian akan sangat bermanfaat dalam terus memperteguh posisi Sampoerna sebagai pemimpin pasar multi-kategori yang tak terbantahkan di Indonesia,” ujar John.

Yohan bergabung dengan Sampoerna pada tahun 2003 sebagai Graduate Trainee dan kariernya berkembang
dengan mengemban berbagai peran penting di fungsi penjualan (Sales), termasuk Manajer Strategi Penjualan
di Operating Center PMI pada tahun 2011 di Swiss dan Kepala Zona Penjualan pada tahun 2016 di Indonesia.

Pada tahun 2019, Yohan dipercaya sebagai Kepala Transformasi Komersial, serta sebagai Direktur Penjualan &
Distribusi Philip Morris Fortune Tobacco Corporation (PMFTC) pada 2021.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI