Suara.com - Kepercayaan publik pada sebuah merek atau brand sangat penting untuk membangun loyalitas jangka panjang. Namun, kepercayaan publik yang diharapkan tidak datang dengan sendirinya.
Perusahaan perlu secara aktif membangun dan mempertahankan kepercayaan publik melalui strategi branding yang tepat.
Salah satu pendekatan branding yang semakin populer saat ini adalah purpose-driven branding.
Perusahaan dengan strategi ini memposisikan entitasnya sebagai pihak yang memberikan impact besar pada isu sosial dan lingkungan. Mereka tidak hanya berfokus pada penjualan produk atau jasa saja.
Dengan menerapkan purpose-driven branding, perusahaan dapat meningkatkan kepercayaan publik dalam beberapa cara.
Teknik ini membantu konsumen melihat bahwa perusahaan peduli pada isu-isu sosial dan lingkungan yang lebih luas. Ini membangun citra perusahaan sebagai warga korporasi yang bertanggung jawab.
Selanjutnya, tujuan sosial atau lingkungan yang jelas membantu konsumen merasa bahwa mereka membuat perbedaan positif dengan membeli produk perusahaan. Ini menciptakan ikatan emosional yang lebih kuat antara konsumen dan merek.
“Intinya masyarakat tahu kalau perusahaan itu bukan money oriented saja. Ya wajar perusahaan itu cari untung. Namun, ada sisi lain yang ditunjukkan agar masyarakat itu ada ikatan yang kuat dengan brand.” Ujar Nabil Atuwwy Co-Founder Reka Reka Branding saat ditemui di kantornya.
Ferdinand K. Dharsana, Account Director Reka Reka Branding, juga menambahkan jika contoh dari strategi branding ini ada banyak, “banyak brand menyumbangkan keuntungannya untuk kegiatan sosial atau lingkungan. Ada juga yang kampanye kesehatan atau lingkungan bersama pemerintah. Brand lokal Indonesia juga banyak yang melakukan ini.”
Namun, purpose driven branding perlu dilakukan dengan otentik agar berhasil meningkatkan kepercayaan publik. Perusahaan perlu memastikan bahwa tujuan sosial atau lingkungan yang dinyatakan sejalan dengan nilai-nilai aktual perusahaan.
Greenwashing atau purpose-washing dapat merusak reputasi perusahaan dan kepercayaan publik dalam jangka panjang. Selain itu, perusahaan juga perlu berinvestasi dalam inisiatif sosial atau lingkungan yang sejalan dengan tujuan yang dinyatakan.
Misalnya, jika perusahaan menyatakan tujuan untuk mengurangi limbah plastik, perusahaan perlu meluncurkan program daur ulang atau menggunakan kemasan yang ramah lingkungan. Tanpa tindakan nyata, deklarasi “tujuan” hanya akan dianggap sebagai tipuan.
“Intinya benar-benar melakukan misi itu secara maksimal dan berdampak. Bukan sekadar gimmick saja dan sudah klaim bermanfaat untuk banyak orang. Kalau kayak gini malah dianggap bohong.” Tutup Chandra Adityo Nugroho, Creative Director Reka Reka Branding, menekankan strategi branding yang tepat.
Dengan menerapkan purpose-driven branding secara otentik dan konsisten dari waktu ke waktu, perusahaan dapat secara signifikan meningkatkan kepercayaan publik dan reputasinya. Dampak jangka panjang dari strategi ini dapat meningkatkan loyalitas pelanggan, membantu merekrut dan mempertahankan talenta terbaik, dan meningkatkan valuasi untung/saham perusahaan.
Jadi, purpose-driven branding layak dipertimbangkan oleh setiap perusahaan yang ingin sukses dan berkelanjutan dalam jangka panjang.