Suara.com - Upaya untuk meningkatkan kualitas siaran tv di Indonesia telah dilakukan oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) pusat dengan Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI). Dua lembaga ini menggelar diskusi hasil riset Indeks Kualitas Program Siaran Televisi (IKPSTV).
Acara digelar di Kampus Universitas Mercu Buana, Meruya, Jakarta Barat, baru-baru ini. Salah satu pokok yang dibahas adalah membahas hasil penelitian terkait indeks 8 (delapan) kategori program siaran, mulai dari religi, variety show, talkshow, berita, wisata budaya, anak, infotainment, serta sinetron.
IKPSTV merupakan program prioritas nasional sejak 2015 yang bertujuan melihat kualitas isi siaran pada stasiun televisi jaringan nasional. Indeks ini dilakukan agar menjadi referensi lembaga penyiaran televisi dalam meningkatkan kualitas tayangan sehingga tidak hanya terpaku pada rating Nielsen.
"Kami sangat berharap mendapat masukan pakar komunikasi dari ISKI terkait hasil indeks yang dikeluarkan," kata Ketua KPI Pusat, Ubaidilla dalam keterangan resmi yang diterima Suara.com.
Baca Juga: Tayang di NET, Reza Rahadian Jadi Marbot Masjid dalam Cerita Masjid yang Tak Dirindukan
Dalam kegiatan ini, sejumlah akademisi komunikasi dan praktisi penyiaran turut hadir menyampaikan pendapatnya. Dibuka dengan paparan awal dari Amin Shabana (Komisioner KPI Pusat). Dari akademisi ISKI Pusat, Dr. Endah Murwani (Universitas Multimedia Nusantara) menyampaikan pandangannya terkait hasil riset indeks kualitas program televisi infotainment, yang disusul oleh paparan dari Dr. Ilham Gemiharto (Universitas Padjajaran) tentang sinetron.
Salah satu pengurus ISKI Pusat yang juga praktisi penyiaran dan AVP Public Relations NET TV, Agung Prasetyo memandang penting hasil riset indeks kualitas program variety show. Hasil riset ini juga diimplementasikan ke dalam siaran variety show NET.
"Hadirnya riset indeks kualitas program televisi tentu cukup baik sebagai penyeimbang dari sisi parameter kuantitatif yang selama ini ada. NET TV merupakan salahsatu lembaga penyiaran yang peduli terhadap kualitas konten untuk pemirsanya dengan value positifnya yang menghibur," ujar Agung.
"Kita perlu mendorong para kreator variety show untuk bukan sekedar menghibur dengan canda dan musiknya saja, tapi juga menghadirkan perbincangan hangat yang menghibur sekaligus menggali informasi bintang tamunya agar dapat menjadi inspirasi publik," kata Agung melanjutkan.
Dengan sudah dilakukannya migrasi penyiaran dari analog ke digital (ASO), KPI berencana melakukan pengembangan IKPSTV menjadi Indeks Penyiaran Indonesia (IPI) pada 2025. IPI berupaya melakukan pemeringkatan iklim industri penyiaran setiap provinsi dengan dimensi diversity of content (misal kualitas isi siaran dan minat publik) dan diversity of ownership (misal kepemilikan media, dukungan pemerintah provinsi, kepatuhan lembaga penyiaran dan dukungan swasta).
Baca Juga: Hengkang dari Brownis, Ivan Gunawan Sumbang Ambulans ke Gaza
"Sehingga pelaksanaan IPI nantinya akan melibatkan lebih banyak mitra perguruan tinggi," kata Komisioner KPI Pusat, Amin Shabana berharap.