Suara.com - Dalam rangka kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan Workshop Literasi Digital, Rabu, 6 Maret 2024, di Sulawesi. Tema yang diangkat adalah “Pentingnya Media Sosial dalam Meningkatkan Bisnis Online” dengan menghadirkan narasumber Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yanti Dwi Astuti; Pegiat Advokasi Sosial Digital Ari Ujianto; serta Direktur Banuamentor Andi Rizky Hardiansyah;
Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Katadata Insight Center pada tahun 2021 disebutkan bahwa Indonesia masih berada dalam kategori “sedang” dengan angka 3,49 dari skala 5. Dalam merespons hal tersebut, Kemenkominfo menyelenggarakan “Workshop Literasi Digital” dengan materi yang didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.
Dalam paparannya, Yanti Dwi Astuti mengungkapkan, media sosial dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan bisnis online karena para pelaku usaha dapat meraih pelanggan serta membangun kepercayaan para pelanggan terhadap bisnisnya. Media sosial cukup potensial dalam membangun bisnis online di Indonesia karena penggunanya sangat banyak. Sebagai gambaran, merujuk data We Are Social pada Januari 2024, di Indonesia terdapat 139 juta pengguna media sosial dan 185,3 juta pengguna internet.
“Kita bisa membayangkan ya kalau 0,01 persen saja dari 185,3 juta pengguna internet di Indonesia yang dapat diprospek menjadi pelanggan..? Tentunya besar banget ya,” kata Yanti.
Baca Juga: Menggali Fenomena Relasi Parasosial yang Meningkat di Era Digital
Yanti mengatakan, media sosial dapat digunakan para pelaku usaha online untuk meningkatkan kepercayaan pelanggan dan membangun loyalitas pelanggan terhadap produk yang dipasarkan. Pemilik bisnis online dapat membangun komunikasi dengan pelanggan maupun calon pelanggan yang menjadi pengguna media sosial X (yang dulunya Twitter), Facebook, Instagram, Google+, maupun platform media sosial yang lain.
Penggunaan media sosial dalam meraih pasar merupakan bagian dari strategi pemasaran digital (digital marketing) yang efektif dalam meningkatkan bisnis online. Sebab, dengan digital marketing maka pelaku usaha online dapat menginformasikan mengenai produk maupun jasa yang dipasarkan kapanpun tanpa ada batasan waktu, atau bisa selama 24 jam dalam sehari. Selain itu, digital marketing juga mampu menjangkau pasar secara global.
Ari Ujianto menambahkan, terdapat sejumlah langkah dalam membangun bisnis online di media sosial yakni, pelaku usaha perlu menentukan segmen pasar dan model bisnis, kemudian melakukan riset pasar, memperhatikan persyaratan hukum, memilih dan membuat akun di platform media sosial tertentu, mempromosikan produk atau jasa, serta membangun dan menjaga reputasi bisnis.
Ketika memilih platform media sosial untuk pengembangan bisnis, menurut Ari, pelaku usaha online perlu memperhatikan beberapa hal seperti, memperhatikan kebiasaan konsumen, mempertimbangkan fokus bisnis, mengamati langkah pesaing, menyesuaikan dengan pemasaran, dan memastikan ketersediaan sumber daya manusia. Beberapa contoh media sosial yang dapat digunakan untuk bisnis antara lain, Facebook, X (Twitter), Instagram, Youtube, dan Tiktok.
Sementara itu, Andi Rizky Hardiansyah menyoroti pentingnya memastikan keamanan digital saat menggunakan media sosial dalam pengembangan bisnis online. Andi menilai, perkembangan teknologi informasi turut menyebabkan perubahan gaya hidup masyarakat menjadi serba digital karena menawarkan kemudahan dan kepraktisan. Masyarakat pun semakin nyaman melakukan aktivitas keuangan digital. Namun di sisi lain, tingginya aktivitas digital juga membuka potensi buruk seperti penipuan dan pencurian akun media sosial.
Baca Juga: Isu Keselamatan Transportasi Siap Hadir dalam Daily Seminar GIICOMVEC 2024
Andi menyebutkan, ancaman kejahatan siber di media sosial perlu diantisipasi dengan cara meningkatkan kesadaran akan pentingnya melindungi data pribadi. Jenis data pribadi ini tidak hanya secara umum seperti nama lengkap, kewarganegaraan, jenis kelamin, dan agama, tetapi juga yang spesifik seperti, informasi kesehatan, data biometrik, pandangan politik, orientasi seksual, data anak, keuangan pribadi, dan data lain. “Ketika data pribadi kita bocor ya itu akan banyak sekali dampak negatif yang bisa terjadi,” ucap Andi.
Agar aman bermedia sosial, Andi menyarankan para pengguna media sosial untuk tidak mengumbar data pribadi, menggunakan password yang berbeda dan kuat untuk setiap akun media sosial yang dimiliki, memperhatikan pengaturan privasi, mengaktifkan fitur verifikasi dua langkah (two factor authentication), dan mewaspadai phising (penipuan).
Workshop Literasi Digital ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi. Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dapat diakses melalui website literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo Facebook Page dan Kanal Youtube Literasi Digital Kominfo.