Suara.com - Publikasi ilmiah internasional memiliki peran penting untuk menunjukkan produktivitas perguruan tinggi berkualitas. Namun, hingga 2022, jumlah publikasi ilmiah asal Indonesia di jurnal terindeks Scopus baru 43.300 dokumen, membuat Indonesia berada di peringkat ke-25 dari 243 negara - di bawah negara berkembang lain seperti Brazil dan Malaysia.
Dukungan dari berbagai pihak termasuk institusi swasta diperlukan demi membentuk ekosistem penelitian yang kolaboratif agar menghasilkan publikasi yang berdampak positif.
Sebagai pemimpin global yang membantu peneliti dalam publikasi penelitian ilmiah berskala global, Editage menggelar forum diskusi ‘Indonesia Research Summit 2024’ di dua kota, yaitu Yogyakarta dan Jakarta.
Forum diskusi ini memfasilitasi dialog mendalam serta membangun relasi antara para pemangku kepentingan, mulai dari peneliti, pimpinan akademis, pemberi dana, dan pembuat kebijakan.
Baca Juga: Demo Mahasiswa 'Rawamangun Melawan' Bongkar 5 Dosa Rezim Jokowi: Tolak Kenaikan Harga Beras!
Dihadiri oleh lebih dari 20 akademisi dari universitas ternama di Indonesia, forum ini diharapkan mampu menghadirkan kolaborasi dan awareness agar tercipta upaya kolektif meningkatkan publikasi ilmiah yang memenuhi standar penulisan internasional.
Menurut Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC, Ph.D., IPU, ASEAN.Eng. selaku Direktur DIKTI, Kemendikbud Ristek RI, publikasi riset ilmiah di Indonesia saat ini sudah sangat luar biasa dalam hal jumlah yang dihasilkan oleh Perguruan Tinggi. Namun, kualitas publikasi masih sangat perlu ditingkatkan, sehingga penting untuk memastikan jurnal tempat kita mempublikasi riset ilmiah memiliki kualitas baik agar reputasi perguruan tinggi di Indonesia dan para dosen bisa ditingkatkan ke kancah global.
Untuk memperkuat publikasi nasional, pemerintah sangat mendorong riset kolaborasi baik antar perguruan tinggi Indonesia dengan perguruan tinggi di luar negeri.
Forum diskusi ini menghadirkan diskusi panel bersama dengan para akademisi yang bertajuk "Meningkatkan Dampak Penelitian Universitas di Kancah Global". Panelis yang hadir dalam diskusi ini antara lain Prof. Agus Haryono, M.Si. - Deputi Bidang Fasilitasi Riset dan Inovasi BRIN; Prof. Dr. Muryanto Amin, S.Sos.,M.Si. – Rektor Universitas Sumatera Utara; Prof. Dr. Anuraga Jayanegara, S.Pt., M.Sc.- Direktur Kajian Strategis dan Reputasi Akademik, Institut Pertanian Bogor; dan Prof. Dr .Juneman Abraham, S.Psi.,M.Si. - Wakil Rektor Riset & Alih Teknologi Binus University.
Para panelis menekankan pentingnya menumbuhkan reputasi positif universitas untuk menarik talenta terbaik dan meningkatkan nilai universitas di mata investor. Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan reputasi universitas dan berkontribusi dalam menarik talenta dan investasi, yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan akademik dan ekonomi.
Baca Juga: Rekam Jejak Rektor Universitas Pancasila, Dinonaktifkan Buntut Dugaan Pelecehan Seksual
Dengan komitmen untuk mendorong pertumbuhan penelitian ilmiah di Indonesia, Ruchi Chauhan, Global Head of Marketing Editage mengatakan bahwa pihaknya telah mendukung lebih dari 35.000 jurnal dan penelitian di seluruh dunia selama lebih dari dua dekade.
Komitmennya terhadap kualitas terbaik telah memantapkan langkah Editage untuk berkolaborasi dengan para peneliti, universitas, dan institusi di Indonesia untuk meningkatkan diseminasi publikasi penelitian akademis.
Editage berdedikasi untuk meningkatkan lanskap penelitian akademis di Indonesia, hadir dengan serangkaian layanan komprehensif untuk mendukung penelitian berkualitas tinggi. Editage memiliki keunggulan layanan mencakup tinjauan naskah, penyuntingan bahasa, rekomendasi struktural, penerjemahan ke standar global, dan panduan penerbitan di jurnal internasional.
Hingga saat ini, institusi ternama seperti Universitas Airlangga, Institut Pertanian Bogor, Universitas Diponegoro, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Sumatera Utara, Fakultas Kedokteran UGM, dan Jurnal Kedokteran Indonesia telah bermitra dengan Editage. Melalui kerja sama tersebut, Editage berfokus membantu para
akademisi di berbagai institusi untuk menghasilkan publikasi akademik berstandar global.