Suara.com - Banyak sekolah di Indonesia yang menghadapi tantangan dalam menerapkan pendidikan koding (coding). Terbatasnya akses terhadap pendidik coding yang terampil, pembaruan kurikulum yang terus-menerus, dan biaya yang tinggi dalam penerapan coding menjadi kendala.
Atas berbagai masalah tersebut, Koding Next, yang merupakan sekolah coding dan teknologi bagi anak-anak di Asia Tenggara meluncurkan Future Classroom.
Platform ini dirancang untuk memberdayakan para siswa di Indonesia, agar mahir mengintegrasikan pendidikan teknologi dan coding ke dalam kurikulum sekolah.
Platform ini memfasilitasi pengalaman belajar dengan konten video interaktif dan teks pembelajaran yang disesuaikan dengan pendidik dan anak didik.
Baca Juga: Ribuan Sekolah Merasakan Manfaatnya, GSMB Nasional Kembali Diluncurkan
Pendidikan dilengkapi dengan AI untuk membantu pengecekan dan memberikan rekomendasi pada kesalahan penulisan kode.
Koding Next menciptakan kurikulum yang menawarkan kesempatan untuk menjelajahi berbagai ranah teknologi, mulai dari algoritma dasar hingga lanjutan, seperti robotika, pemprograman Phyton, Artificial Intelligenge (AAI), desain dan pengembangan perangkat lunak mobil.
Setiap kurikulum yang dikembangkan oleh Koding Next akan ditinjau dan disempurnakan setiap 6 bulan untuk memastikan kurikulum tetap terkini dan relevan.
Koding Next didirikan oleh pengusaha Polandia, Bartek Wasik dan Mateusz Rybinski. Saat ini terdapat 25 cabang Koding Next di Asia Tenggara, yang telah menerapkan program coding terkini di lebih dari 70 sekolah.
Koding Next berkomitmen untuk memajukan pendidikan global, dengan menjalin kemitraan dengan penerbit buku Marshall Cavendish, yang menjangkau lebih dari 17 negara.
Baca Juga: Buka Suara, Vincent Rompies Berharap Kasus Bully Berakhir Damai: Yang Penting Kekeluargaan