Rekomendasi Investasi Panas Bumi, LPEM FEB UI Rilis Buku Putih

Rully Fauzi Suara.Com
Senin, 05 Februari 2024 | 16:55 WIB
Rekomendasi Investasi Panas Bumi, LPEM FEB UI Rilis Buku Putih
LPEM FEB UI) meluncurkan white paper alias buku putih yang berjudul "Analisis Bisnis dan Kebijakan untuk Mendorong Investasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Indonesiaā€¯. [dok. pribadi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) meluncurkan white paper alias buku putih yang berjudul "Analisis Bisnis dan Kebijakan untuk Mendorong Investasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Indonesia”.

White paper ini secara komprehensif menelaah berbagai aspek yang berperan penting dalam pengembangan bisnis panas bumi di Indonesia, khususnya dari segi teknis, regulasi dan finansial.

Buku putih ini juga menawarkan sejumlah rekomendasi kebijakan yang ditujukan untuk meningkatkan investasi PLTP untuk mempercepat laju peningkatan bauran energi panas bumi di Indonesia.

Mohamad Dian Revindo, Ph.D, Wakil Kepala LPEM FEB UI bidang pendidikan dan pelatihan menyampaikan dalam kata sambutannya di Kampus UI Depok Jawa barat pada Senin (5/2/2024) bahwa white paper ini secara cermat melakukan evaluasi mendalam terhadap kondisi saat ini, melibatkan analisis menyeluruh terkait regulasi dan lanskap investasi dalam bisnis energi panas bumi di Indonesia.

Baca Juga: Profil Nurachadijat Pimpinan Akademisi Tandingan, Ternyata Bukan Dosen UI?

Dengan fokus pada tantangan dan peluang yang ada lanjut M Dian Revindo, pihaknya berkomitmen untuk memberikan pandangan yang objektif guna mendukung pemangku kepentingan dalam mengambil kebijakan yang terinformasi.

Sementara itu Dr. Alin Halimatussadiah, Kepala Green Economy and Climate Research Group LPEM FEB UI melanjutkan dengan pemaparan temuan studi.

Pemaparan studi dimulai dengan pemahaman terkait sifat dan risiko alami dari segi teknis, regulasi dan finansial untuk memberikan konteks terhadap tantangan dan peluang untuk investasi bisnis panas bumi.

Penjelasan kemudian dilanjutkan dengan pemaparan rekomendasi harga yang merupakan hasil permodelan finansial tim LPEM FEB UI.

Dr. Alin yang menutup presentasinya dengan menyampaikan rekomendasi regulasi yang dapat memperkuat ekosistem dan mendorong investasi panas bumi di Indonesia.

Baca Juga: Kritik Presiden Jokowi, Isi Tuntutan dari UGM, UII, UI Hingga Unhas

White paper ini berperan menghadirkan identifikasi strategi penetapan harga dan kontrak yang efektif untuk proyek pembangkit listrik energi panas bumi, serta kondisi pemungkin yang dapat mendorong investasi panas bumi.

Pada akhirnya, dokumen ini ditujukan untuk memberikan masukan terhadap berbagai pemangku kepentingan untuk memajukan bisnis panas bumi di Indonesia.

Harris Yahya, S.T., M.T. selaku Direktur Panas Bumi, Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM mengatakan, "Kami menyambut baik inisiatif dari LPEM FEB Universitas Indonesia dalam meluncurkan white paper mengenai analisis bisnis dan kebijakan untuk mendorong investasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Indonesia.

Inisiatif ini sesuai dengan visi pemerintah untuk memperkuat sektor energi panas bumi sebagai bagian integral dari portofolio energi nasional".

Peluncuran buku putih ini diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan yang berharga bagi para praktisi, akademisi dan pembuat kebijakan yang tertarik dalam menggali potensi energi panas bumi di Indonesia.

Kami mengundang seluruh pihak yang peduli terhadap perkembangan energi berkelanjutan untuk mempelajari studi yang dilakukan oleh LPEM FEB UI.

Sebagai penutup, pemerintah berkomitmen untuk bekerja sama dengan semua pihak terkait guna mencapai target strategis pembangunan sektor energi panas bumi di Indonesia.

“Terima kasih kepada LPEM FEB Universitas Indonesia atas kontribusinya dalam mengakselerasi perkembangan energi terbarukan di negeri ini", tutup Harris Yahya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI