Yusuf meyakini bahwa minat atas program Jargas bisa sangat tinggi. Sebab juga memiliki dampak lingkungan yang positif terutama berkaitan dengan peran gas bumi sebagai energi transisi menuju Net Zero Emission (NZE).
”Seharusnya dengan semangat mencapai NZE kemudian juga mencapai poin SDGs yang ingin disasar oleh pemerintah dan menjadi tujuan bersama secara global, menurut saya ini kemudian bisa dirancang untuk mendapatkan skema pendanaan blended finance,” yakinnya.
Terpisah, Pengamat energi, Iwa Garniwa, sependapat bahwa program Jargas penting untuk dijalankan. ”Peran Jargas ini lebih ke arah pengembangan availability (ketersediaan) gas dan juga akses masyarakat terhadap gas.”
Pengembangannya dirasa strategis untuk kebutuhan energi masyarakat yang selama ini masih mengandalkan LPG. ”Memang Jargas ini harus dikembangkan. Dampaknya akan meningkatkan keandalan dan juga akses masyarakat untuk mendapatkan gas,” tegasnya.
Hal ini juga yang sebelumnya melandasi Badan Pengaturan Hilir (BPH) Migas supaya Indonesia bisa konsisten dan semakin cepat menjalankan program Jargas. Tujuannya supaya bisa segera melepas ketergantungan atas subsidi LPG.
Pemerintah sejauh ini telah membangun infrastruktur Jargas dengan mekanisme APBN dan PGN. Sampai dengan Desember 2023 tercatat telah terealisasi sebanyak +/- 800 ribu SR pelanggan Jargas aktif yang dikelola PGN.
Data PGN mencatat, pada 2024 target tambahan pelanggan Jargas mencapai sebanyak +/- 117.000 Sambungan Rumah (SR). Maka proyeksi pengelolaan pelanggan Jargas sampai dengan akhir tahun ini mencapai lebih dari +/- 900 ribu SR.
Direktur Sales dan Operasi PGN, Ratih Esti Prihatini saat dikonfirmasi mengatakan pembangunan Jargas merupakan bagian dari komitmen Perseroan untuk mendukung pemerintah dalam rangka mengoptimalkan gas bumi sebagai andalan energi transisi. ”PGN berupaya semaksimal mungkin sesuai perannya dalam hal ini melalui pengembangan Jargas untuk meningkatkan pemanfaatan gas sebagai energi transisi,” ujarnya.
Pembangunan Jargas dilakukan melalui dua sumber pembiayaan yaitu bersumber dari APBN dan dari dana internal PGN. Dari total estimasi +/- 900 ribu SR pada 2024, sebanyak +/- 330 ribu SR di antaranya dibangun dari biaya yang bersumber dari perusahaan dan sebanyak +/- 570 ribu SR lainnya dibiayai APBN.
Baca Juga: Melihat Beragam Alat Industri di Indonesia Energy & Engineering Series 2023
”Dengan dukungan harga pasokan gas yang kompetitif dan dilakukannya penyesuaian harga jual gas secara berkala menyesuaikan daya beli masyarakat kami meyakini Jargas akan memberikan manfaat yang luas bagi negara dan masyarakat,” tutupnya.