Suara.com - Bulan November hingga bulan Maret merupakan musim tanam utama yaitu musim tanam yang dilakukan saat musim penghujan di mana ketersediaan air cukup tinggi.
Namun, perubahan iklim yang terjadi telah mengakibatkan kita sulit memprediksi datangnya musim hujan dan kemarau sehingga mengganggu musim tanam yang akan berakibat pada produksi pangan nasional.
Menurut laporan United States Department of Agriculture (USDA), Indonesia menjadi produsen beras terbesar keempat di dunia sekaligus nomor satu di Asia Tenggara dengan estimasi produksi 34,6 juta metrik ton pada musim 2022/2023. Produksi ini diharapkan terus meningkat sehingga dapat mencukupi kebutuhan dalam negeri bahkan ekspor.
Salah satu yang dapat mempengaruhi peningkatan produktivitas padi diantaranya adanya serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) seperti tikus, wereng batang coklat, blas, hawar daun, hingga hama penggerek batang.
Baca Juga: Hadirkan Inovasi Teknologi, HxGN Live Indonesia 2023 Sukses Digelar
Dari semua OPT tersebut, hama penggerek batang padi kuning masih menjadi hama utama terutama di Pulau Jawa, Sumatra, dan Sulawesi.
Serangan hama penggerek batang padi kuning dapat mengakibatkan kehilangan hasil panen hingga 30% jika tidak dikendalikan secara efektif pada waktu yang tepat. Bahkan serangan di fase generatif dapat membuat petani kehilangan hasilnya hingga 95%.
Untuk membantu petani mengatasi serangan hama penggerek batang padi kuning tersebut, Syngenta, sebuah perusahaan teknologi pertanian terkemuka telah memperkenalkan solusi perlindungan tanaman terbarunya - INCIPIO® 200SC untuk tanaman padi. Peluncuran insektisida baru INCIPIO® 200SC ini dilakukan pada 22 – 23 November di Pusat Riset dan Pengembangan Perlindungan Tanaman Syngenta yang berada di Cikampek, Jawa Barat.
“INCIPIO® 200SC dengan teknologi Plinazolin® merupakan insektisida terbaru yang dapat mengendalikan serangan penggerek batang padi kuning baik di fase vegetatif maupun generatif. Teknologi ini bekerja secara kontak dan lambung, tahan cuaca (hujan dan panas), aman bagi pengguna juga tanah, serta mampu memutus resistensi hama dari bahan kimia lama dan golongan diamida dengan masa pengendalian 14 - 21 hari. Insektisida INCIPIO® 200SC ini dikembangkan untuk memenuhi tantangan yang timbul akibat perubahan iklim dan resistensi hama secara efisien, yang menyebabkan hilangnya panen padi dalam jumlah besar setiap tahunnya. Dengan menggunakan INCIPIO® 200SC, petani akan merasa tenang tanpa beban dari serangan penggerek batang padi kuning,” jelas Frendy Tarigan, Brand Manager Insektisida Syngenta Indonesia.
Kegiatan peluncuran teknologi baru ini dihadiri oleh manajemen Syngenta dan mengundang total sekitar 1,500 petani padi dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra Utara, Aceh, Sumatra Selatan, Lampung, dan Sulawesi Tengah, Ketua Tim Teknis Komisi Pestisida Kementerian Pertanian, perwakilan dari Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT), Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP), perwakilan dari Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PPVTPP), Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karawang beserta staf, Ketua Tim Kerja Pelayanan Perizinan 1, dan perwakilan dari Kepala Desa setempat,. Dalam kegiatan ini petani mendengar penjelasan lengkap mengenai keunggulan dan manfaat INCIPIO® 200SC. Petani juga diajak melihat lahan demo plot yang memperlihatkan perlakuan antara yang menggunakan dan yang tidak menggunakan INCIPIO® 200SC agar dapat melihat perbedaannya secara nyata.
Baca Juga: Melek Teknologi di Era Digital, SDG Jabodebeka Adakan Pelatihan Fotografi
Ketua Tim Teknis Komisi Pestisida, Prof. Dr. Dadang, M.Sc., menyebutkan ciri-ciri petani maju inovatif yaitu selalu merasa ingin tahu ilmu pertanian dan teknologi pertanian terbaru, ingin mencoba, dan pada akhirnya akan menyampaikan informasi yang dirasa bermanfaat tersebut kepada petani lainnya. Petani maju inovatif inilah yang diharapkan dapat membantu mendorong pengaplikasian teknologi baru termasuk INCIPIO® 200SC untuk mendorong peningkatan produksi tanaman.
Kazim Hasnain, Presiden Direktur Syngenta Indonesia menekankan komitmen Syngenta dalam membantu petani mengatasi berbagai tantangan termasuk iklim, hama penyakit, dan lingkungan melalui inovasi teknologi. Kali ini, Syngenta meluncurkan teknologi INCIPIO® 200SC yang telah dirancang khusus untuk melindungi tanaman padi dari hama penggerek batang padi kuning agar produktivitas tetap terjamin sehingga Indonesia dapat menjadi eksportir beras di masa mendatang.
Drs. Asep Hazar, M.Sc, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karawang mengatakan semoga hadirnya teknologi baru ini dapat membantu petani dalam melakukan pengendalian hama penyakit tanaman. Pemerintah melalui Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) berusaha membantu dan membimbing petani untuk mengendalikan OPT. Dengan berkolaborasi bersama pihak swasta, dia percaya upaya pengendalian OPT ini akan lebih maksimal.
Syngenta juga memanfaatkan teknologi digital dalam kegiatan peluncuran INCIPIO® 200SC ini. Mulai dari penggunaan Artificial Intelligence (AI) sebagai pendamping pembawa acara (co-host), penggunaan aplikasi Cropwise Grower yang memudahkan petani untuk mendapatkan panduan bertani secara digital agar dapat meningkatkan kualitas pertanian dan produktivitas, hingga demo penggunaan drone untuk aplikasi produk perlindungan tanaman (prolintan).