Solusi Atasi Perubahan Iklim Melalui Teknologi Biosoildam MA-11

Iman Firmansyah Suara.Com
Senin, 16 Oktober 2023 | 15:00 WIB
Solusi Atasi Perubahan Iklim Melalui Teknologi Biosoildam MA-11
Ilustrasi. Petani bekerja di sawah. (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo mencatat dampak negatif El Nino terhadap produksi pangan dalam negeri. Meskipun hasil panen di beberapa wilayah terlihat baik, kekeringan akibat El Nino telah mengurangi hasil produksi.

Untuk mengatasi ini, pemerintah menambah cadangan beras nasional sebanyak 1,5 juta ton.

Prestasi petani yang menggunakan teknologi Biosoildam MA-11 sangat mengesankan, dengan hasil panen yang meningkat hingga 2 kali lipat dan biaya produksi yang lebih rendah.

Pemantauan terus dilakukan, dan hasilnya menunjukkan peningkatan tingkat keasaman tanah dan ketersediaan hara yang memungkinkan pertumbuhan tanaman yang lebih baik.

Baca Juga: Syahrul Yasin Limpo Datangi KPK Besok: Saya Siap Hadapi Hukum sebagai Tersangka, Tapi...

Akademisi peraih Kalpataru 2023 yang juga pegiat agrokonservasi, Nugroho Widiasmadi mengatakan Penerapan teknologi Biosoildam MA-11 dalam pertanian, terutama dalam kasus Bawang Merah di Pidi Aceh, merupakan contoh konkret bagaimana inovasi teknologi dapat membantu petani menghadapi tantangan iklim ekstrim seperti El Nino.

Dampak negatif El Nino terhadap produksi pangan dalam negeri menjadi isu yang perlu diatasi dengan solusi yang cerdas.

“Biosoildam MA-11 membuktikan dirinya sebagai alat yang efektif dalam mengubah dinamika pertanian di wilayah tersebut. Dengan aktivasi populasi mikroba yang tinggi dalam tanah, teknologi ini mampu meningkatkan ketahanan tanah terhadap perubahan cuaca ekstrem, menjaga kandungan nutrisi, dan pada akhirnya, meningkatkan hasil panen Bawang Merah hingga mencapai 18 Ton/Ha,” ucapnya.

Menurutnya keberhasilan ini adalah bukti bahwa inovasi teknologi berperan penting dalam mendukung ketahanan pangan dan lingkungan yang berkelanjutan.

Selain itu, penerapan Biosoildam MA-11 oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia di berbagai provinsi sejak tahun 2011 adalah langkah yang positif dalam menjaga ketahanan pangan dan mengendalikan inflasi.

Baca Juga: Profil 2 Adik Eks Mentan Syahrul Yasin Limpo, Sekeluarga Kompak Terjerat Kasus Korupsi

Hasilnya, petani yang mengadopsi teknologi ini telah mencapai peningkatan hasil panen hingga dua kali lipat, sambil mengurangi biaya produksi. Lebih dari itu, pemantauan yang berkelanjutan juga menunjukkan perbaikan tingkat keasaman tanah dan ketersediaan hara, yang berarti pertumbuhan tanaman yang lebih baik dalam jangka panjang.

Dengan kata lain, teknologi Biosoildam MA-11 adalah contoh bagaimana inovasi teknologi di sektor pertanian dapat menjadi pilar utama dalam menjaga ketahanan pangan, mengatasi dampak perubahan iklim, dan meningkatkan produktivitas petani.

“Langkah-langkah seperti ini seharusnya menjadi inspirasi untuk investasi lebih lanjut dalam penelitian dan pengembangan teknologi pertanian yang berkelanjutan. Dengan upaya bersama, kita dapat menghadapi tantangan iklim dan memastikan ketahanan pangan yang berkelanjutan di masa depan,” terang Nugroho.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI