Sebanyak 58% CSO di Indonesia menilai bahwa perubahan iklim dapat menjadi ancaman yang mempengaruhi keamanan pada tahun mendatang. Angka ini paling tinggi dibandingkan dengan negara lainnya dan lebih tinggi dibandingkan dengan angka rata-rata global (38%). Kemudian, 49% CSO menyebutkan bahwa krisis ekonomi akan menjadi bahaya terbesar kedua tahun depan yang dapat berdampak pada keamanan.
Banyak perusahaan di Indonesia yang menerapkan teknologi untuk mengantisipasi berbagai permasalahan yang dapat muncul. Laporan ini menunjukkan bahwa 69% perusahaan Indonesia sudah menggunakan teknologi canggih.
Angka ini lebih tinggi di atas angka rata-rata regional (43%) dan global (38%). Dalam lima tahun ke depan, 62% CSO di Indonesia berharap dapat menggunakan lebih banyak teknologi kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin (machine learning) dibandingkan dengan negara lainnya di kawasan Asia Pasifik.
Managing Director G4S in Indonesia, Faisal Muzakki, mengatakan banyak perusahaan internasional yang beroperasi di Indonesia karena negara ini kaya akan sumber daya alam. Namun, ancaman intrusi seringkali menjadi masalah utama karena lokasi operasional mereka yang berada di daerah terpencil.
“Salah satu cara untuk mengurangi risiko ancaman ini adalah dengan bekerja sama dengan masyarakat setempat dan mencari solusi yang dapat diterapkan melalui kegiatan tanggung jawab sosial. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan, mengedukasi, dan mempekerjakan masyarakat setempat,” terangnya.
Regional CEO G4S Asia Pacific, Sanjay Verma, menambahkan Asia Pasifik merupakan kawasan yang sangat penting dan dinamis bagi berbagai perusahaan besar di dunia.
Banyak yang menjalankan kegiatan manufaktur dan rantai pasokan global di kawasan ini. Meskipun demikian, kawasan ini juga rentan mengalami ketegangan geopolitik yang terus meningkat.
“Tahun depan tampaknya akan penuh tantangan, di mana Asia Pasifik diperkirakan akan sangat terdampak oleh krisis ekonomi. Para pemimpin perusahaan telah menyadari hal ini dan mulai berfokus mempersiapkan keamanan seiring dengan kawasan Asia Pasifik yang mengalami pemulihan pasca pandemi serta tingkat pertumbuhan yang positif pada tahun 2023,” paparnya.