Suara.com - Untuk tujuan mendorong pertukaran dan kerja sama dalam industri medis antara China dan Indonesia dalam pengembangan pencegahan dan pengobatan kanker, St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou di Jakarta diresmikan. Ini merupakan langkah penting bagi St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou sebagai Basis Pelatihan Medis Onkologi Terintegrasi Belt and Road dari Asosiasi Anti-Kanker China.
Kantor perwakilan Jakarta akan menyediakan serangkaian layanan, seperti pertukaran pengetahuan onkologi, konsultasi medis, dan perawatan lintas batas untuk pasien kanker Indonesia. Hal ini dinilai akan akan mendorong kemajuan dan perkembangan perawatan medis di China dan Indonesia.
Pada kesempatan tersebut, He Lang Bing, Wakil Manajer dan Direktur Departemen Hubungan Internasional St. Stamford Modern Cancer Hospital mengatakan, St. Stamford Modern Cancer Hospital akan menjunjung tinggi konsep "Berpusat pada Pasien dan Berbasis Teknologi" untuk memberikan pasien program layanan yang bersifat personal.
Rumah sakit telah berkomitmen untuk terus berinovasi dan melakukan pengembangan di bidang pengobatan kanker dan telah menguasai teknologi pengobatan tumor internasional yang efektif, termasuk Terapi Partikel, Terapi Intervensi, Cryotheraphy, dan Drug-eluting Beads TACE (DEB TACE), yang telah memberikan kualitas hidup yang tinggi bagi pasien dengan tumor stadium lanjut.
Baca Juga: Pengobatan Kanker Paru-paru Bukan Cuma Kemoterapi, Ada Solusi Lain dan Begini Penjelasannya
Sementara itu, Hong Weihao, Wakil Ketua Konsil Kesehatan Tradisional Indonesia menambahkan, St. Stamford Modern Cancer Hospital telah mengatasi keterbatasan teknologi medis di Indonesia dan menghadirkan metode pengobatan yang lebih efektif, seperti pengobatan tumor minimal invasif, yang diharapkan dapat memberikan harapan baru dan lebih banyak opsi pengobatan bagi pasien kanker di Indonesia.
Teknik DEB TACE
Profesor Peng Xiaochi, Kepala Dokter St. Stamford Modern Cancer Hospital memperkenalkan teknik pengobatan minimal invasif, termasuk Nanoknife, Combined Knife, dan Cryoablation. Ia menjelaskan teknologi pengobatan intervensi minimal invasif yang baru diluncurkan di St. Stamford Modern Cancer Hospital, yaitu Drug-eluting beads TACE (DEB TACE).
"Drug-eluting beads adalah bahan emboli yang dapat menyerap dan membawa obat kemoterapi. Setelah manik-manik (bead) yang dimuat obat memasuki pembuluh darah tumor, bead tersebut menyumbat pembuluh darah tumor dan pada saat yang sama secara perlahan melepaskan obat kemoterapi untuk jangka waktu yang lebih lama (hingga 1 bulan atau lebih) yang terus bekerja di bagian dalam tumor. Pengobatan intervensi minimal invasif ini dapat sangat mengurangi efek samping toksik dari obat kemoterapi pada pasien dan meningkatkan kualitas hidup pasien," katanya.
Ani, seorang yang sembuh dari kanker berbagi pengalamannya setelah berobat ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou. Ia menderita kanker payudara dan setelah menerima pengobatan minimal invasif di St. Stamford Modern Cancer Hospital, tumornya menghilang dan berhasil menang dari kankernya.
Baca Juga: Coba Konsumsi Makanan Ini Untuk Membantu Meringankan Efek Samping Pengobatan Kanker Payudara
Dalam 10 tahun terakhir, St. Stamford Modern Cancer Hospital telah meraih pencapaian dalam teknologi pengobatan tumor, mendapatkan akreditasi JCI internasional, dan mendapat pengakuan yang tinggi dari pasien dan para profesional di negara-negara Asia Tenggara, seperti Malaysia, Filipina, dan Vietnam. Pembukaan kantor perwakilan di Jakarta juga merupakan langkah besar bagi perkembangan internasional St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou pasca pandemi Covid-19.
Peresmian dihadiri oleh Ji Guo Zhang, mantan Presiden Perhimpunan Pengobatan Tradisional Cina Indonesia, Hong Weihao, Wakil Ketua Konsil Kesehatan Tradisional Indonesia, Dr. Dollar, Presiden Asosiasi Dokter Indonesia, He Lang Bing, Wakil Manajer dan Direktur Departemen Hubungan Internasional St. Stamford Modern Cancer Hospital, Kepala Dokter St. Stamford Modern Cancer Hospital Dr. Peng Xiaochi dan Manajer Kantor Perwakilan Jakarta Mr. Hu Ye Hai.