Suara.com - ASEAN Weekend Market, yang digelar pada 1-3 September 2023, merupakan side event ASEAN Business and Investment Summit (ABIS) 2023. Melalui pameran ini, para pelaku UMKM di ASEAN dapat mempromosikan produknya, sekaligus saling bertukar ide dan kreativitas, serta menjalin kolaborasi lintas budaya.
ASEAN Weekend Market diikuti oleh 45 UMKM dari Indonesia, Kamboja, Myanmar, Thailand, Singapura, Malaysia, dan Filipina, yang bergerak di bidang kuliner, fesyen, hingga kerajinan.
Pada kesempatan itu, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki mengatakan, negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia, sangat kaya dengan produk berbasis kuliner, fesyen dan kerajinan yang bersumber dari kekayaan budaya.
“Tantangan kita, bagaimana bisa tumbuh bersama ASEAN dan go global bersama,” katanya di sela-sela pembukaan ASEAN Weekend Market di Jakarta.
Menurutnya, Indonesia dan ASEAN punya sejumlah keunggulan domestik yang bisa bersaing pada pasar global. Kemenkop UKM dan Kadin Indonesia, telah merintis Indonesia Trading House di Swiss sebagai pintu masuk produk UMKM di pasar Eropa.
“Produk Indonesia bisa masuk ke pasar Eropa tanpa bea masuk melalui Swiss karena kita ada agreement dengan Swiss,” ujarnya lagi.
Sementara itu, Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid, yang juga Chairman ASEAN-BAC mengatakan, UMKM tidak boleh dilupakan karena telah menjadi fondasi ekonomi Indonesia dan ASEAN.
"UMKM terbukti menjadi tonggak dan motor penggerak perekonomian negara-negara ASEAN di tengah tantangan krisis ekonomi global, baik dalam hal penciptaan lapangan kerja maupun kontribusi langsung terhadap pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.
Menurut data Kementerian keuangan (Kemenkeu), peran UMKM dalam perekonomian ASEAN sangat signifikan. UMKM di kawasan ASEAN menyerap 35-97 persen tenaga kerja dan berkontribusi sebesar 35-69 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) di masing-masing negara.
Baca Juga: Perempuan Dayak Minta Pembangunan IKN Selaras Dengan Budaya Lokal
Menurut Arsjad, partisipasi UMKM dalam ASEAN Weekend Market menggambarkan pentingnya kreativitas dan inovasi lokal dalam menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan, dan memperkuat fundamental ekonomi regional.
ASEAN Weekend Market, kata Arsjad, bukan soal angka transaksi, tetapi lebih pada menularkan semangat kebersamaan untuk lebih inklusif sehingga mengangkat tema “ASEAN Centrality: Innovating Towards Greater Inclusivity”.
Chairman ASEAN-BAC ini menegaskan, pekerjaan yang paling penting selanjutnya adalah membawa produk UMKM Indonesia dan ASEAN ke level dunia. Dia optimistis, produk UMKM Indonesia dan ASEAN bisa bersaing di kancah global.
"Harapannya, ini bisa menjadi awal kolaborasi UMKM di ASEAN. Ini sejalan dengan kehadiran platform Wiki Entrepreneur, suatu platform untuk menghubungkan UMKM di negara ASEAN dengan negara partner ASEAN," paparnya.
Di dalam negeri, salah satu perusahaan yang memberikan perhatian besar pada pendampingan dan pembinaan UMKM adalah PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) melalui melalui program pemberdayaan UMKM Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) dan Sampoerna Retail Community (SRC) di bawah payung Program Keberlanjutan “Sampoerna Untuk Indonesia”.
Bersama, Kadin Indonesia dan Japanese Trade Organization (Jetro) pada program WikiExport Jepang (WikiExport.JP), SETC turut berpartisipasi dalam business matching yang dilaksanakan pada 8-11 Agustus lalu.
“Sampoerna berkomitmen untuk terus menciptakan nilai bagi perekonomian Indonesia, salah satunya dengan memfasilitasi peningkatan daya saing UMKM melalui transformasi digital dan memperluas akses pasar mereka agar dapat bersaing, serta menjadi bagian dari rantai pasok global,” ujar Kepala Urusan Eksternal Sampoerna, Ishak Danuningrat.
Sejak dimulai pada 2007, program SETC telah memberikan pelatihan kewirausahaan kepada lebih dari 67.000 peserta di Indonesia, baik secara daring maupun luring. SETC merupakan pusat pelatihan kewirausahaan terpadu yang memberikan pelatihan, pendampingan hingga jejaring agar pelaku UMKM bisa tumbuh berkembang.