Botol plastik dikumpulkan dari tiga sumber yaitu: pusat penyortiran kota (TPS3R), pusat pengumpulan (pengepul) dan intersepsi sungai. Harapannya, selain mengurangi beban TPA, pengumpulan botol PET juga akan meningkat untuk bisa diolah kembali menjadi campuran pembuatan botol baru. Rantai proses tersebut kemudian juga diharapkan bisa memberikan manfaat kepada semua elemennya dan terwujud sirkular ekonomi.
Danone AQUA menggandeng YPCII (Yayasan Pembangunan Citra Insan Indonesia) sebagai mitra pelaksana dalam program IRI.
“Melalui Collection Center yang ada, Selain pelatihan tentang pengetahuan pemilahan sampah dan keselamatan kerja, kami memberikan edukasi terhadap 300 pemulung. Mereka mendapatkan financial literacy atau pengetahuan pengelolaan keuangan. Pemulung didorong untuk menabung, akses kepada lembaga keuangan dibuka supaya mereka bisa merencanakan keuangan dengan lebih baik”, jelas dr. Lydia sebagai project manager dari YPCII.
“Kami percaya bahwa pemulung memiliki peran penting dalam pengelolaan sampah di Indonesia. Dengan bantuan dari Danone Indonesia melalui IRI, kami sebagai pelaksana di lapangan juga berharap pemulung dapat meningkatkan kesejahteraannya dan dapat berkontribusi lebih banyak untuk pengelolaan sampah khususnya di Yogyakarta”, tambah dr. Lydia.
Sektor informal seperti yang dilakoni Wahyuni, adalah bagian dari rantai sirkular ekonomi yang mampu menghidupi sekaligus secara paralel mengurangi beban lingkungan di perkotaan. Pemahaman bersama akan persampahan dan penghargaan pada sektor informal perlu menjadi perhatian semua pihak. “Cukup saya yang memulung, dari memulung ini saya berharap anak saya bisa sekolah tinggi dan menjadi orang yang sukses”, tutup Wahyuni.