Berperan Penting dalam Rantai Sirkular Ekonomi Persampahan, Pemulung Yogyakarta Perlu Diberdayakan

Iman Firmansyah Suara.Com
Sabtu, 26 Agustus 2023 | 18:30 WIB
Berperan Penting dalam Rantai Sirkular Ekonomi Persampahan, Pemulung Yogyakarta Perlu Diberdayakan
Wahyuni jadi salah satu potret pemulung di Yogyakarta yang menjadi bagian kecil dari rantai pengelolaan sampah di perkotaan Yogyakarta. (Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di Tepi Kali Code, tepatnya di lapak rosok Ibu Sapari nampak wanita paruh baya yang mengangkati karung berisi botol PET, membersihkan serta menyortir botol untuk diangkut ke mobil pick up.

Lapak pengepul ini berukuran tidak terlalu besar, terselip diantara deretan rumah perkampungan yang menghadap sungai. Sampah yang dikumpulkan pemulung dan terkumpul di lapak pengepul tersebut kemudian di setorkan ke Collection Center yang lebih besar di Bantul dan dikirim ke industri daur ulang.

Wahyuni, 45 tahun adalah salah satu pekerja wanita di lapak rosok ini kemudian bercerita tentang aktifitasnya. Dia telah bekerja menjadi pemulung selama 12 tahun. Dulu dia mengumpulkan sampah plastik dari rumah ke rumah dan menjualnya ke pelapak atau pengepul.

Sekarang tugasnya membantu Bu Sapari, pemilik lapak pengepul untuk menyortir dan menimbang sampah terpilah. Dulu dia mengambil barang rongsokan jenis apapun yang bisa dijual kembali seperti kardus, besi dan lain-lain. Sekarang lebih mengutamakan sampah kemasan berupa Botol PET karena lebih bernilai, juga jelas penanganan dan pengelolaannya.

Wahyuni adalah salah satu potret pemulung di Yogyakarta yang menjadi bagian kecil dari rantai pengelolaan sampah di perkotaan Yogyakarta, Bantul dan Sleman. Aktifitasnya berkontribusi pada pengurangan beban Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan yang saat ini ditutup. Selain pemilahan sampah dari rumah yang kini digalakkan.

Pemulung membantu menyerap sampah bernilai di perkotaan untuk diperpanjang masa hidupnya dengan di daur ulang menjadi kemasan plastik kembali.

Dalam kesehariannya Wahyuni bekerja menggunakan APD (Alat Pelindung Diri), pengetahuannya tentang penanganan dan jenis sampah plastik juga selalu terupdate. Dia juga sudah mampu mengelola penghasilan dan merencanakan keuangan dengan menabung.

“Saya merasakan sekali manfaat menabung, pertama kali saya gunakan tabungan adalah saat harus membeli seragam dan biaya sekolah anak waktu masuk STM. Sekarang anak saya sudah kelas 3, saya menabung lagi untuk persiapan biaya kelulusan dan ijazahnya”, jelas Wahyuni.

Pemulung seperti Wahyuni juga sudah mendapatkan akses menabung dari Perum Pegadaian. Pegadaian jemput bola datang ke lapak untuk melayani pemulung yang hendak menabung. “Orang seperti kami susah untuk bisa masuk ke kantor Bank dan menabung. Untungnya dengan fasilitasi Danone AQUA, Pegadaian bisa bantu kami, dan lagi, di Sabtu mereka tidak libur, jadi kami masih bisa ambil uang”, tambah Wahyuni.

Baca Juga: Mengenal Program Studi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta: Menggali Potensi Diri untuk Masa Depan Gemilang

Di Yogyakarta, sejak 2020 Danone AQUA telah mendampingi dua TPS3R (Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle) di Panggungharjo dan Minomartani juga satu Collection Center melalui program Inclusive Recycling Indonesia (IRI). Program ini bertujuan untuk menciptakan siklus hidup kedua dari sampah botol plastik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI