Suara.com - Setiap usaha dan kerja keras memang tidak akan mengkhianati hasil. Pesan inilah yang dapat dipetik dari kisah seorang pengusaha muda asal Jakarta, bernama Abie Kurniawan.
Setelah berulang kali bangkrut dan sempat tertipu investasi bodong, Abie akhirnya menikmati buah dari hasil kerja kerasnya. Kini ia memiliki usaha tailor dengan omzet hingga ratusan juta rupiah yang ia beri nama Kaye Tailor.
Kesuksesan Kaye Tailor bermuka saat Abie sempat terpuruk hingga nyaris putus asa karena kegagalan beberapa bisnisnya, namun pada awal 2019 Abie kembali mendapatkan secercah harapan. Salah satu sahabat kecilnya terus meyakinkan Abie untuk segera bangkit. Dia adalah William Yananto.
William yang memiliki background interior design, sangat peka melihat peluang-peluang bisnis. Dan setelah melakukan riset yang cukup panjang, mereka akhirnya sepakat untuk merintis sebuah usaha baru di bidang tailoring. Dari sinilah cerita Kaye Tailor dimulai.
Baca Juga: Mengenal Harisandi Savari Pengusaha Asal Madura yang Sukses di Usia Muda
"Saya luluh karena sahabat saya terus memberi semangat. Kami akhirnya patungan merintis Kaye Tailor dengan modal Rp500 juta. Kebetulan, ayah saya sudah puluhan tahun berkecimpung di dunia tailor. Sedikit banyak saya belajar dari beliau," terang Abie Kurniawan.
Abie menambahkan, modal awal yang mereka kumpulkan langsung digunakan untuk membuka showroom di kawasan Pantai Indah Kapuk dan membeli stok bahan berkualitas. Sejak awal merintis bisnis tailor, ia bertekad memberikan pelayanan dan produk terbaik kepada para customernya.
"Saya ingin mengedukasi customer Indonesia seperti apa fabric atau bahan yang berkualitas dan cuttingan yang pas. Karena jujur di Indonesia itu susah mendapatkan fabrics yang berkualitas dan bagus," ujar Abie.
Beruntung bagi Abie, ia mendapatkan tawaran kerjasama dengan salah satu produsen wool yang berbasis di Singapura untuk pasar Asia Tenggara, dan masih berlangsung hingga kini.
Nah, untuk menghemat pengeluaran, Abie dan William juga meminta istri mereka membantu menjaga showroom. Proses fitting pun masih mereka lakukan sendiri. Bulan pertama Kaye Tailor beroperasi, mereka langsung kebanjiran 9 pesanan. Padahal harga yang ditawarkan tidak murah mengingat kualitas bahan yang digunakan.
Perlahan tapi pasti, bisnis tailor yang dirintis Abie berkembang pesat. Kaye Tailor bahkan sudah melebarkan bisnis ke industri wedding. "Saya pikir customer Kaye hanya orang kantoran dan hobby jas, ternyata industri wedding juga sangat welcome," imbuhnya.
Dalam perjalanannya, Kaye Tailor juga menghadapi sejumlah kendala. Hal ini berkaitan dengan konsep yang mereka usung yakni, Bespoke Experience. Proses pengerjaannya membutuhkan waktu selama dua bulan.
Dimulai dari tahap measuring atau mengukur badan customer dan memilih bahan, lalu dilanjutkan dengan fitting pertama saat produk setengah jadi. Dan proses terakhir adalah finishing sekaligus minor adjustment.
"Nah, kendalanya, saat proses measuring customer banyak yang buru-buru. Padahal untuk mengirim bahannya saja butuh waktu 2 minggu, karena kami import dari luar. Kecuali mereka memilih bahan yang ready srock, itu tentu lebih cepat. Kami juga murni handstitching, benar-benar dijahit secara manual jadi memang butuh waktu," beber Abie.
Berkat konsistensi mereka, Kaye Tailor berhasil mendatangkan banyak customer baru dari berbagai kalangan. Mulai dari kalangan selebriti, influencer, hingga pejabat pemerintah.
Omzet yang dihasilkan pun menyentuh angka Rp300 juta per bulan. Kendati demikian, Abie Kurniawan tidak mau berpuas diri. Ia terus berusaha mengembangkan bisnis, terlebih pasca pandemi Covid-19 beberapa tahun lalu.
"Sekarang kami juga fokus perkenalan secara online dan offline seperti mengikuti beberapa event wedding fair seperti Bridestory. Dan konsepnya memang lebih segmented ke gentlemen experience, karena tema yang kita usung juga british bold," ujar Abie.
"Kami juga sedang merancang program-program yang sifatnya long term," tutupnya.