Suara.com - Setelah dipilih menjadi salah satu souvenir di acara G20 tahun lalu, menjadi sajian di dalam setiap villa di Hotel Raffles Bali, dan menginisiasi perjalanan kuliner dan budaya bersama hotel heritage bintang lima The Shalimar Boutique Hotel, Iwak Arumery turut hadir di The 17th Indonesia Leading International Trade Exhibition for Hospitality, Food & Beverage Industry (Food Hotel Indonesia/FHI 2023), Jakarta International Expo, Kemayoran Jakarta.
Atas undangan dari PT Multifortuna Sinardelta, distributor Zwiesel, sebuah brand internasional ternama untuk gelas kristal, pada 26-27 Juli 2023, pukul 14:00-18:00 WIB berlokasi booth Multifortuna, di Hall B2, Booth No 4602, JIEXPO Kemayoran, Pencipta Iwak Arumery Ida Ayu Puspa Eny dan Business Strategist Iwak Arumery Nathan Santoso bersama dengan mixologist berbakat, Aloysius Raynald yang tengah menciptakan Java Bitters, produk bitters asli nusantara, hadir untuk berbagi cerita dan menciptakan sensasi dalam menikmati minuman fermentasi dalam negeri yang tidak biasa.
“Details matter! Menikmati mikol nusantara bukan hanya masalah rasa. Tapi juga menikmati budaya, menjadi bagian dari perjalanan sang pencipta dalam mencari cara yang terbaik dalam menyajikan mahakarya-nya. Ini yang ingin kami sajikan di acara FHI 2023,” ungkap Nathan.
Iwak Arumery pertama kali mengenal Zwiesel saat mencari cara penyajian Iwak Arumery yang proper dan berstandar internasional. Menurut Nathan, menciptakan sebuah produk adalah salah satu komponen, tapi untuk sebuah brand dapat mendunia.
Baca Juga: Kembangkan UMKM dan Buka Peluang Usaha Lewat Pelatihan Pembuatan Wajik di Musi Banyuasin
"Perlu ada pengalaman yang menyeluruh yang dapat menciptakan sebuah sensasi dan memori bagi para penggunanya,” katanya.
Keberadaan Iwak Arumery sangat lekat dengan sosok penciptanya; Ida Ayu Puspa Eny. Sebagai seorang perempuan, Ibu Dayu (panggilan akrab beliau) telah membuktikan kemampuannya “berkarya” di area yang didominasi oleh kaum pria.
“Saya ingin menciptakan karya yang baik dan mengharumkan budaya leluhur saya,” ujar Ibu Dayu.
Perempuan yang kaya akan pengalaman di 3 Benua ini, terpanggil untuk mengangkat derajat tradisi tanah kelahirannya dengan kemampuannya mengolah fermentasi nira tanaman Palma dan turut ambil bagian dalam upaya membantu meningkatkan kesejahteraan para petani Palma.
Cita rasa Iwak Arumery, lahir dari pengalaman masa kecil Ibu Dayu yang sakit-sakitan yang diberi minuman serupa oleh kakeknya- seorang Usadha/ Herbalist, sebagai obat. Ingin menjadikan Iwak Arumery sebagai karya seni ekspresi pribadi lewat paduan warna, aroma dan rasa, Ibu Dayu menambahkan cita rasa internasional dengan menggunakan teknik inovatif yang dipelajarinya kala hidup di benua Eropa.
Baca Juga: Pembayaran dengan Scan QR Code bagi Pelaku UMKM Kini lebih Mudah dengan Alpay Mobile
Merupakan kebanggaan tersendiri ketika Iwak Arumery dijadikan hadiah spesial yang diberikan ke setiap delegasi negara yang hadir di acara W20. Hal ini tentunya tidak lepas dari kenyataan bahwa Iwak Arumery mulai dikenal dan dicintai penikmat minuman yang terdiri dari banyak ekspatriat. Rasa yang khas dan unik dari bahan bahan eksotis khas nusantara, menjadikan Iwak Arumery cerminan budaya Indonesia yang ornamental dan penuh pesona.
Iwak berharap dapat menjadi sebuah benchmark brand dan produk minuman yang 100% nusantara (baik secara bahan, metode pembuatan maupun latar belakang sejarah dan budaya) yang bersedia memikirkan pengembangan user experience yang kreatif dan unik dan layak menjadi saingan yang dipertimbangkan oleh para brand raksasa di luar sana.