Suara.com - Indonesia memiliki sekitar 60 persen lebih anak muda yang tersebar di penjuru Nusantara, yang mana mereka memiliki potensi besar untuk memopong tanggung jawab yang besar untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Generasi Milenial dan Gen-Z seharusnya paham akan peran dan fungsi mereka sebagai Agent of Change atau agen perubahan bagi masyarakat Indonesia.
Sebagai generasi yang lahir antara tahun 1980 hingga 2000-an, generasi milenial pastinnya sangat mempunyai peran penting dalam membangun masa depan tanah Ibu Pertiwi.
Dewasa kini, secara jelas kita sudah melihat rekam jejak dan peran anak-anak muda Indonesia. Sebelum dan sesudah kemerdekaan, bangsa Indonesia sudah teruji bahwa para pemuda Indonesia tak pernah kenal lelah dan menyerah dalam menjalankan tanggung jawabnya sebagai generasi yang akan menorehkan tinta emas pada lembar kisah perjalanan bangsa ini.
Sejalan dengan itu, pengusaha dan politikus, Dipo Nurhadi Ilham mengatakan, sudah seharusnya generasi muda melek terhadap situasi sosial-budaya dan politik di Indonesia.
Baca Juga: Pekerja Generasi Z Lebih Rentan Kena Neuropati, Kenapa?
“Saya merasa, kian hari anak muda Indonesia sudah melek terhadap situasi perpolitikan dan sosial di sekitarnya. Apalagi dipermudah karena akses media sosial,” ujarnya.
Dalam menerapkan peran dan fungsinya, generasi milenial dan Z memiliki potensi yang besar untuk memberikan secercah harapan bagi khalayak masyarakat Indonesia. Hal itu didukung dari keterhubungan dan akses kepada teknologi.
Mereka bisa dengan cepat menerima informasi, berdiskusi dan mengorganisir melalui platform digital. Hal ini memungkinkan para generasi milenial dan Gen-Z untuk melek perihal isu-isu perpolitikan bahkan ikut serta dalam mencegah tindak pidana korupsi yang selalu menjadi pembahasan hangat di sepanjang siaran televisi dan media sosial.
Menurut Dipo, permasalahan korupsi sangat meresahkan, karena merugikan negara dan masyarakat, serta bertentangan dengan nilai-nilai pancasila. Korupsi di Indonesia harus diberantas dan diselesaikan untuk mengakhirinya.
Peran pemuda di Indonesia untuk memberantas korupsi ini dinilai sangat penting. Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh generasi muda dalam ikut serta mengurangi praktik korupsi.
Baca Juga: Gen Z Didorong untuk Rawat dan Kembangkan Seni Budaya Indonesia
Pertama dimulai dari orang terdekat, dimana peran orangtua serta faktor lingkungan tempat ia tinggal bisa memberikan pengetahuan terkait nilai- nilai anti korupsi ini.
Kedua, memperbanyak agenda pendidikan dan pelatihan anti korupsi, dengan memberikan pengetahuan bagi masyarakat tentang permasalahan korupsi, sehingga masyarakat mampu dan mau untuk bergerak melawan tindakan korupsi tersebut.
Menurut Dipo, anak muda harus menjadi mitra kritis publik dan pemerintah untuk mengawasi perkembangan perpolitikan pemerintah.
“Anak muda dapat berperan sebagai pengawas publik dengan mengikuti perkembangan politik dan pemerintahan, serta melaporkan praktik korupsi yang terjadi atau yang ia lihat disekitarnya. Mereka juga dapat menggunakan media sosial dan teknologi informasi untuk menyebarkan kesadaran tentang bahaya korupsi dan mendorong partisipasi publik dalam memberantasnya," katanya.
Selanjutnya, anak muda harus siap bersinergitas dengan semua elemen, termasuk organisasi anti-korupsi, dengan pemerintah dan dengan lembaga swadaya masyarakat untuk memberantas korupsi.
Generasi Z dan milenial biasanya sangat peduli dengan hal-hal seperti transparansi pemerintahan, keadilan sosial, dan lingkungan hidup. Mereka melihat politik berpotensi menjadi cara untuk menghasilkan perubahan positif dan merasa bertanggung jawab untuk mengatasi masalah-masalah ini.
“Politik bukan hal yang harus ditakuti, apalagi dijauhi. Justru sebaliknya, jika anak muda apatis terhadap politik, maka akan menimbulkan beberapa dampak negatif, diantaranya melanggengkan prakatik korupsi dan ketidakadilan," ujarnya.