Suara.com - Istilah hinoterapi mungkin masih terdengar asing di sebagian besar telinga masyarakat Indonesia. Menurut kbbi.web.id, hipnoterapi memiliki arti, penyembuhan gangguan jiwa, dengan membawa penderita ke suatu keadaan trans agar penderita mengeluarkan isi hatinya (dalam keadaan sadar ia tidak bersedia menceritakannya).
Angga Pratama, praktisi hipnoterapi, belum lama ini mengungkapkan fakta-fakta seputar hipnoterapi. Pria kelahiran Jakarta, 18 Oktober 1994 itu menegaskan komitmennya untuk memberi pemahaman dan edukasi kepada masyarakat tentang hipnoterapi yang sebenarnya, guna menghapus stereotip mistis dan sihir yang seringkali disangkut-pautkan oleh banyak orang.
Menurutnya, hipnoterapi bukanlah sihir atau ilmu gaib yang hanya dikuasai oleh segelintir orang terpilih. Hipnoterapi adalah bidang ilmiah yang didasarkan pada prinsip-prinsip kajian yang memerlukan pendidikan formal.
Dengan menjalani pelatihan dan sertifikasi yang ketat, Angga telah menguasai kemampuan untuk memahami dan mengoptimalkan potensi alam bawah sadar manusia guna mencapai perubahan positif.
Sebagai ahli hipnoterapi yang berpengalaman, Angga telah memberikan bantuan kepada banyak individu dalam menemukan solusi untuk masalah psikologis dan emosional mereka. Melalui hipnoterapi, klien dibawa ke dalam keadaan relaksasi yang dalam, sehingga pikiran mereka lebih menerima saran positif dan mampu mengatasi masalah yang dihadapi.
Metode ini telah terbukti efektif dalam mengatasi kecemasan, fobia, trauma, dan gangguan lainnya.
Sebagai hipnoterapist berpengalaman, Angga menyoroti pentingnya menghilangkan stigma negatif seputar hipnoterapi. Angga mengatakan, hipnoterapi adalah bentuk terapi yang aman dan tidak ada kaitannya dengan kehilangan kendali atau keadaan tidak sadar yang dalam.
Selama sesi hipnoterapi, klien selalu memiliki kendali penuh atas pikiran dan tindakan mereka.
Angga juga mengungkapkan visi dan misinya sebagai seorang praktisi hipnoterapi. Ia memiliki tujuan untuk menyebarkan pemahaman tentang manfaat hipnoterapi dalam mencapai keseimbangan jiwa dan pikiran kepada masyarakat luas.
Baca Juga: Pengidap Gangguan Mental di Indonesia Terus Meningkat, Terbanyak Alami Depresi dan Ingin Bunuh Diri

Menurutnya, dengan pendekatan ilmiah dan profesional, maka ia dapat lebih banyak membantu orang mencapai kualitas hidup yang lebih baik.