Hasil Survei: Gen-Z Indonesia Siap Mengambil Peran Terdepan dalam Aksi Keberlanjutan

Vania Rossa Suara.Com
Jum'at, 14 Juli 2023 | 15:24 WIB
Hasil Survei: Gen-Z Indonesia Siap Mengambil Peran Terdepan dalam Aksi Keberlanjutan
Mid-Year Conference 2023 bertema Sustainability Today, Legacy for Tomorrow
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Isu sustainability (keberlanjutan) masih menjadi sorotan yang signifikan di dunia internasional, termasuk di Indonesia, dengan isu utama yang terkait perubahan iklim ekstrem, risiko punahnya keanekaragaman hayati, kesenjangan sosial dan gender, serta tantangan keberagaman dan inklusivitas.

Berbagai institusi pun berupaya mengatasi tantangan ini dan berusaha menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan bagi generasi mendatang. 

International Association of Business Communicators (IABC) Indonesia menyelenggarakan Mid-Year Conference 2023 bertema Sustainability Today, Legacy for Tomorrow. Acara ini bertujuan untuk berdiskusi dan memaparkan hasil survey akan isu-isu Keberlanjutan khususnya dilihat dari sisi Milenial dan Gen-Z. 

Salah satu hasil survei yang diadakan IABC Indonesia terhadap 127 responden Gen Z usia 19-26 tahun di Indonesia dan luar negeri, menyatakan lebih dari 90 persen responden menyetujui perlindungan terhadap lingkungan harus menjadi prioritas bagi pemerintah dan masyarakat. Mereka juga melihat adanya urgensi berempati terhadap kelompok yang rentan dan minoritas, termasuk disabilitas, serta komunikasi berperan penting dalam meningkatkan kesadaran akan Keberlanjutan. 

Baca Juga: Mental Gen Z Lebih Lemah Dibanding Generasi Sebelumnya, Mitos atau Fakta?

Menurut survei  IABC Indonesia yang diadakan dalam rentang waktu 9 hari mulai dari 28 Juni hingga 7 Juli 2023, terungkap 90,5 persen responden setuju bahwa institusi harus mengintegrasikan praktik Keberlanjutan dalam operasional mereka. 

Berdasarkan survey ini, para–Gen Z sangat setuju penggunaan energi terbarukan dan pengurangan emisi karbon (48,8 persen) serta mengurangi penggunaan plastik sekali pakai (60,6 persen) dapat membantu mengurangi dampak perubahan iklim.

Perubahan iklim menjadi isu penting dalam praktik Keberlanjutan, untuk itu sebanyak 52,8 persen responden sepakat bahwa upaya perlindungan lingkungan harus menjadi prioritas bagi pemerintah dan masyarakat. Serta 45,7 persen responden mendorong pemerintah untuk memberikan insentif khusus kepada perusahaan yang mengadopsi praktik bisnis berkelanjutan.

Sebanyak 46,5 persen Gen Z yakin bahwa dengan upaya komunikasi yang tepat, tujuan praktik Keberlanjutan dapat lebih cepat terwujud. Untuk itu, profesional Komunikasi memiliki peran penting dalam mewujudkan keberhasilan praktik Keberlanjutan.

Elvera N. Makki, ABC, SCMP, President IABC Indonesia menyampaikan bahwa IABC memiliki posisi sebagai katalisator dan pemantik akselerasi pencapaian tujuan Keberlanjutan di Indonesia melalui komunikasi efektif dan berdampak. 

Baca Juga: 2 Drama China Terbaru Zhao Lusi, Tayang di Pertengahan 2023

Usman Kansong, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), mengungkapkan kesadaran akan praktik keberlanjutan mungkin belum banyak dimiliki oleh masyarakat umum, bahkan tidak menjadi prioritas dalam kehidupan sehari-hari. Itu sebabnya, menurutnya, langkah yang diambil IABC untuk mengambil peran dalam mendorong keberhasilan praktik Keberlanjutan adalah hal yang harus didukung bersama. 

Dalam kaitannya melakukan aksi nyata Keberlanjutan, sebanyak 90,6 persen responden Gen-Z menyatakan akan sukarela turut berpartisipasi. Bahkan, 40,2 persen responden akan merasa sedih jika tidak bisa ikut serta dan 60,6 persen akan merasa bahagia jika bisa terlibat langsung. 

Dengan pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik tentang isu-isu keberlanjutan, serta akses mudah ke teknologi dan media sosial, Gen-Z mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam mengubah perilaku konsumen menuju gaya hidup yang lebih berkelanjutan. Melalui upaya kolaboratif dan penggunaan teknologi yang kreatif, generasi muda dapat mengakselerasi perubahan dan menciptakan dampak positif dalam masyarakat secara keseluruhan.

Bambang Susantono, Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN), dalam sambutannya memaparkan, saat ini pemerintah Indonesia sedang membangun Ibu Kota Nusatara di Kalimantan bagian timur dengan prinsip Green (Hijau), Smart (Pintar), Inclusive (Inklusif), Resilient (Ketangguhan), and Sustainable (Berkelanjutan). 

“Konsep pembangunan Ibu Kota Nusantara berfokus untuk menjadikannya kota hutan yang pintar dan berkelanjutan, dan ini merupakan konsep yang pertama di dunia. Jadi, dari sekitar 256.000 hektar area IKN, 65 persennya akan ditransformasikan menjadi hutan tropis,” ujar Bambang. 

Lanjutnya, pembangunan IKN juga sejalan dengan target-target global, antara lain dengan berperan aktif dalam mengatasi perubahan iklim. IKN akan menjadi kota pertama di Indonesia yang memiliki Locally Determined Contribution (LDC), atau komitmen aksi iklim di tingkat kota. LDC ini selanjutnya akan berkontribusi pada Nationally Determined Contribution Indonesia dalam memenuhi target iklim di Paris Agreement. Transformasi menuju kota hutan berkelanjutan ini juga ditargetkan akan menjadikan IKN sebagai kota netral-karbon pertama di Indonesia di 2045.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI