“Akhirnya Jorong Kayu Jao ini pun dikenal sebagai tempat wisata KWT Bougenvile Kebun Stroberi Petik Sendiri,” tuturnya.
Dia mengutarakan tamu-tamu yang datang ke KWT Bougenvile Kebun Stroberi Petik Sendiri ini ada yang dari Pekanbaru, Medan, Palembang, dan Jambi. Tidak hanya dari dalam negeri saja, tamu-tamu dari luar negeri seperti dari India dan Australia juga ada yang datang ke tempat ini. “Mereka senang karena bisa memetik langsung stroberi yang mau dibeli dari kebun,” ucapnya.
Selain itu, KWT Bougenvile Kebun Stroberi Petik Sendiri juga menjadi tempat edukasi bagi anak-anak Paud, TK, dan SD yang mau belajar menanam stroberi. Salah satunya adalah kunjungan dari TK Kabupaten Dharmasraya. “Mereka datang 50 orang dan masih-masing membeli satu pot dan bibitnya seharga Rp 10 ribu untuk kita ajarkan cara menanam stroberi dan media tanamnya,” ujarnya.
Roziana mengatakan hasil buah stroberi dari kebun milik para ibu KWT Jorong Kayu Jao ini bibitnya didatangkan dari Cibodas, Jawa Barat. Tapi, saat ditanam di Jorang Kayu Jao, menurutnya, buahnya lebih manis dan besar-besar. “Tanaman stroberi kita juga tidak menggunakan pestisida tapi organik, sehingga para tamu aman kalau mau makan langsung stroberi yang baru dipetiknya dari kebun,” katanya.
Selain para tamu yang datang ke Jorong Kayu Jao, ibu-ibu KWT juga melayani pesanan olahan stroberi dari sekolah-sekolah dan kantor-kantor. “Dari hasil penjualan itu, kami bisa menyekolahkan anak-anak kami. Setidaknya uang sekolah anak-anak kami nggak pernah nunggak-nunggak lagi,” ujarnya.
Tapi, kata Roziana, KWT Bugenvil Kebun Stroberi Petik Sendiri Jorong Kayu Jao sempat terhenti akibat pandemi Covid-19 yang terjadi pada awal tahun 2020 lalu.
Namun, mulai tahun 2023 ini, dia dan anggota KWT lainnya mulai lagi untuk menanami kebun stroberi mereka. “Kita baru mulai lagi dan memang masih sedikit hasilnya. Hasilnya baru 30 kilo sebulan dan kami jual dengan harga Rp 80 ribu perkilo. Tapi lumayanlah untuk menambah penghasilan keluarga,” ungkapnya.
Dengan ilmu yang didapatkan dari pelatihan yang diberikan sebuah perusahaan AMDK Solok, para ibu KWT Jorong Kayu Jao saat ini juga mengajari para ibu lainnya yang bukan anggota KWT untuk ikut memberdayakan lingkungan mereka dengan menanam stroberi. “Kami memberikan mereka polybag agar bisa berkebun stroberi juga di halaman-halaman rumahnya untuk menambah penghasilan keluarga. Kami juga mengajari mereka bagaimana cara untuk bertanam stroberi agar hasilnya baik,” ujarnya.
Roziana dan anggota KWT Jorong Kayu Jao lainnya berkomitmen untuk tetap melanjutkan dan membangun kembali KWT Bougenvile Kebun Stroberi Petik Sendiri seperti saat sebelum terjadinya pandemi. “Kalau bisa kontinyu atau berkelanjutan lagi. Jadi, produk stroberi dan olahannya bisa terus terjual. Nanti, rencananya kami juga ingin membuat sebuah outlet pusat oleh-oleh yang khusus olahan dari stroberi dari hasil kebun para petani di sini. Kami berusaha untuk ngumpulin modal dulu,” tukasnya.
Baca Juga: Resmikan Pabrik Pengemasan Teh Retail, PTPN Group Perkuat Industri Teh Nasional di Pasar Global