Obsession Media Group Gelar Obsession Talk 2023 Soal Investasi

Rabu, 12 Juli 2023 | 18:29 WIB
Obsession Media Group Gelar Obsession Talk 2023 Soal Investasi
Obsession Talk 2023, di Hotel The Tribrata, Jakarta, Darmawangsa, Jakarta Selatan, Rabu (5/7/2023). (Dok: OMG)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Obsession Media Group (OMG) menggelar Obsession Talk 2023, di Hotel The Tribrata, Jakarta, Darmawangsa, Jakarta Selatan, Rabu (5/7/2023), yang bertema Tips & Trik Berinvestasi Aman Menghasilkan Profit untuk Milenial.

Acara ini juga dihadiri oleh  CEO OMG Nurbaiti Hisyam, Direktur Bank Central Asia (BCA) Haryanto T Budiman, Head of Unit Gadai Efek Pegadaian Wisnu Nurcahyo, Head of Wealth Specialist Bank Syariah Indonesia (BSI) Anjar Gumelar, Head of Preferred Wealth and Business Bank CIMB Niaga Ariteguh Arief, dan Financial Mentor Bibit Axel Efraim.

Nurbaiti menyampaikan, secara demografis, Indonesia saat ini sedang diuntungkan bonus demografi. Pada 2020, jumlah usia produktif Indonesia mencapai angka 191, 1 juta jiwa, atau 70,72 persen dari total populasi penduduk Indonesia sebanyak 270,2 juta jiwa di mana saat ini didominasi oleh generasi milenial (25,87 persen) dan generasi Z (27,94 persen).

Menurutnya, keberadaan generasi milenial atau generasi yang lahir pada tahun 1981 - 1996 (saat ini berusia 24 - 39 tahun) merupakan potensi besar dalam pengembangan ekonomi Indonesia.

Baca Juga: Perusahaan Asal Jepang Ini Berminat Investasi ke Indonesia

Bank Indonesia (BI) mencatat, semakin banyak anak muda yang tertarik berinvestasi. Berdasarkan data jumlah single investor identification (SID) yang tercatat di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada 14 Oktober 2022, sebanyak 58,91 persen merupakan investor dengan usia 30 tahun ke bawah.

Kendati demikian, BI khawatir generasi muda Indonesia rentan terjerat investasi bodong. Data terkait kasus investasi bodong di Indonesia menunjukkan kasus penipuan investasi bodong masih menjadi masalah serius.

OJK mencatat, kerugian investasi ilegal pada sepanjang 2022 berjalan mencapai Rp109,67 triliun. Bahkan pada awal 2023, Satgas Waspada Investasi (SWI) telah menemukan 10 entitas investasi tanpa izin dan 50 pinjaman online tanpa izin.

SWI dan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) telah mengambil tindakan untuk memberantas kegiatan perusahaan investasi ilegal dan menutup ribuan situs investasi bodong. Penanganan terhadap investasi dan pinjol ilegal dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh anggota SWI dari 12 kementerian/lembaga.

"Melihat situasi ini, Obsession Media Group menyelenggarakan acara Obsession Talk bertajuk Tips dan Trik Berinvestasi Aman yang Menghasilkan Profit untuk Milenial," ujar Nurbaiti dalam sambutannya.

Baca Juga: Inara Rusli Pilih Investasi Tanah Ketimbang Mobil: Tanah Adalah Aset, Bukan Mobil

Dia berharap, acara ini dapat membantu pemahaman sahabat milenial mengenai literasi keuangan dan investasi yang aman, terpercaya, dan menghasilkan profit, sehingga dapat berkontribusi dalam mengembangkan ekonomi Indonesia.

Di kesempatan yang sama, Haryanto menyampaikan, investasi itu penting, khususnya para generasi milenial. Dalam diskusi ini, dia membahas beberapa hal. Pertama, mengenai Conventional Investment dan Unconventional Investment.

Kedua, mengenai Investment solusi yang ada di BCA, dan yang ketiga mengenai Welma. Welma adalah salah satu aplikasi Investment yang bisa Anda download di aplikasi My BCA.

Contoh dari Conventional Investment, ada empat. Pertama Bon, adalah surat hutang, contohnya ada surat hutang negara, yaitu memberikan income setiap bulan atau setiap kuartal. 

Kedua adalah stok, ini adalah saham.  Ada juga reksa dana. Dana reksa memiliki tidak hanya satu saham, tapi risikonya terdistribusi. Ada juga investasi emas dan perhiasan, jam tangan mewah, dan properti.

"Itu yang saya sebut investasi yang sifatnya Conventional. Namun tidak berarti investasi Conventional ini tidak beresiko, ya semua investasi pasti ada resikonya," jelasnya.

Kedua, non Conventional Investment.

"Di sini saya tulis bisa ilegal, tidak semuanya ilegal. Yang masuk di awal itu cuan besar atau untung besar, sedangkan yang masuk belakangan go cuan atau hilang duitnya. Karena sistem Piramida, itu pasti ilegal," kata Haryanto.

Ada juga bitcoin. Bitcoin itu adalah kripto lebih kredibel, tapi folatilitasnya tinggi sekali. 

Sementara itu, Wisnu Nurcahyo menyampaikan juga soal investasi. Dia menjelaskan, investasi di Pegadaian didominasi oleh komunitas emas.

Selain dari emas, Pegadaian juga ada produk-produk yang berbasis selain emas. Kemudian pada 2019, Pegadaian juga meluncurkan produk Gadai Efek, di mana produk dari gadai efek ini adalah produk pembiayaan yang diberikan kepada nasabah dengan dasar hukum gadai dengan polateral saham dan obligasi.

Berbeda perusahaan berbeda pula cara pandang berinvestasi. Menurut Anjar Gumelar, berinvestasi yang aman dan menghasilkan adalah mengenali terlebih dahulu market update dan memahami investasi yang tepat.

"Karena dengan memahami marketnya, kita juga memahami produk investasinya secara komperhensif," ujarnya.

Lain lagi menurut Ariteguh Arief. Menurut dia, berinvestasi itu tidak perlu mahal dan investasi tidak hanya untuk orang kaya saja.

Dia mengatakan, nasabah milenial cukup melalui Dana Reksa, karena cukup aman dan diawasi oleh OJK.

Lain lagi menurut Axel Efraim. Menurutnya, milenial berinvestasi harus sejak dini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI