Sampah Plastik Masih Jadi Masalah di Bali, TPS dan Pengelolaan Daur Ulang Jadi Solusi Efektif

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Sabtu, 08 Juli 2023 | 06:29 WIB
Sampah Plastik Masih Jadi Masalah di Bali, TPS dan Pengelolaan Daur Ulang Jadi Solusi Efektif
Ilustrasi daur ulang sampah plastik. (unsplash.com/Sigmund)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sampah plastik masih menjadi masalah yang perlu diselesaikan demi meningkatkan pendapatan dari sisi pariwisata. Tata kelola sampah melalui Tempat Pengolahan Sampah (TPS) dan daur ulang menjadi semakin penting, apalagi oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

Inilah yang menjadi alasan Coca-Cola Europacific Partners Indonesia (CCEP Indonesia) bersama dengan Pemerintah Kabupaten Badung, Provinsi Bali serta dukungan dari mitra kerja, PT Tata Logam Lestari, meresmikan pengembangan infrastruktur berupa gedung penampungan serta pemilahan sampah dan sarana-prasarana pendukung kepada Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R Seminyak. Dukungan ini dimaksudkan sebagai upaya menambah kapasitas tampung sampah di TPS 3R Seminyak agar dapat menjadi semakin maksimal. Langkah ini turut mendapatkan dukungan dari pemerintah pusat, melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia.

“Kami sangat mengapresiasi langkah CCEP Indonesia untuk mendukung terciptanya pengelolaan sampah yang baik di Bali melalui dukungannya pada TPS 3R Seminyak ini. Dukungan yang telah diberikan sangat luar biasa, baik berupa moral maupun finansial untuk membantu menjaga Badung dari dampak yang dihasilkan dari persoalan persampahan. Kami juga akan terus berupaya mengatasi persoalan sampah ini, salah satunya di tahun 2024 mendatang, kami akan membuat regulasi, di mana setiap desa akan keluarkan sampah sesuai jenis di hari tertentu,” ucap Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta, dalam keterangan pada wartawan.

TPS 3R Seminyak yang berdiri di lahan seluas 1.270 meter persegi ini sendiri merupakan bagian tidak terpisahkan dari inisiatif program pengelolaan sampah yang dilakukan oleh CCEP Indonesia. Sejak tahun 2007, TPS 3R Seminyak turut menjadi bagian penting dari program Bali Beach Up yang diinisiasi CCEP Indonesia, sebuah program bersih-bersih di lima pantai sepanjang 9,7 kilometer, yang meliputi Pantai Kuta, Pantai Seminyak, Pantai Legian, Pantai Kedonganan, dan Pantai Jimbaran.

Baca Juga: Sampah Makin Menggunung, Yuk Kita Olah Indonesia Lewat Program Edukasi Yok Yok Ayok Daur Ulang!

sampah plastik, botol plastik di pantai [shutterstock]
sampah plastik, botol plastik di pantai [shutterstock]

“Dukungan kepada TPS 3R Seminyak ini merupakan bagian dari perwujudan komitmen kami dalam hal pengelolaan sampah yang komprehensif dan melibatkan berbagai pihak, yang kami sebut sebagai pendekatan kolaborasi Nona-Helix. Inisiatif ini juga merupakan bagian tidak terpisahkan dari strategi keberlanjutan kami serta bagian dari bentuk dukungan atas komitmen pemerintah untuk mengurangi sampah laut sebesar 70% pada 2025 dalam upaya mengatasi Classification - Internal persoalan polusi plastik,” ujar Lucia Karina, Vice President Public Affairs, Communications, and Sustainability CCEP Indonesia dan Papua New Guinea.

Karina menambahkan, sebagai perusahaan pembotolan dan distribusi minuman kemasan, CCEP Indonesia berkomitmen kuat untuk mewujudkan praktik ekonomi sirkular. Setidaknya ada tiga komponen utama yang dilakukan perusahaan untuk mencapai hal tersebut, yaitu: menghilangkan kemasan yang tidak perlu, dengan target 100% recyclability pada tahun 2025 sekaligus menghentikan penggunaan plastik murni (virgin plastic) dalam kemasan botol yang diproduksi pada 2030; mendorong kemasan sirkular dengan menggunakan 50% konten daur ulang (rPET) pada kemasan di tahun 2025 sekaligus mengumpulkan 100% botol plastik yang diproduksi pada 2030; dan melakukan investasi dan inovasi dalam solusi pengemasan masa depan.

Terkini, CCEP Indonesia bersama dengan mitra kerjanya, Dynapack Asia, berupaya dalam hal investasi serta pengumpulan, dengan didirikannya pabrik daur ulang, Amandina Bumi Nusantara (Amandina) dan juga Yayasan Mahija Parahita Nusantara (Mahija). Melalui pabrik berkapasitas 25.000 ton per tahun ini, CCEP Indonesia akan memiliki sumber bahan baku daur ulang kemasan pascakonsumsi, yang didapatkan dari masyarakat, komunitas seperti bank sampah, dan sebagainya. Hingga tahun 2022, sebanyak 12.585 ton sampah kemasan PET berhasil dikumpulkan dari 24 pusat pengumpulan yang dikelola oleh Mahija.

Peresmian fasilitas baru di TPS Seminyak 3R di Bali. (Dok. CCEP)
Peresmian fasilitas baru di TPS Seminyak 3R di Bali. (Dok. CCEP)

Kehadiran Amandina dan Mahija melengkapi rangkaian upaya CCEP Indonesia menuju pengelolaan sampah yang tepat melalui pendekatan ‘siklus tertutup, dari botol ke botol’. Langkah ini merupakan dukungan nyata perusahaan dalam upaya terwujudnya praktik ekonomi sirkular di Indonesia.

Seiring dengan langkah tersebut, pada kesempatan yang sama juga dilakukan peresmian kerja sama dengan TPS 3 R Seminyak sebagai mitra pengumpulan sampah kemasan plastik PET yang akan dikelola oleh Mahija. Nantinya, TPS 3R Seminyak akan bergabung dalam rantai pasok bahan baku kemasan plastik PET ke Amandina, sebagai produsen resin kemasan rPET produk-produk CCEP Indonesia. Inisiatif-inisiatif pengelolaan sampah yang dilakukan CCEP Indonesia juga dianggap sejalan dengan agenda hijau berkesinambungan yang dicanangkan oleh PT Tata Logam Lestari.

Baca Juga: Mengenal Lebih Dekat dengan Daur Ulang (Recycle): Upaya Mengurangi Sampah dan Merawat Lingkungan

”Hal ini merupakan salah satu bukti nyata walk the talk komitmen kepedulian kami terhadap lingkungan termasuk komunitas, bumi dan planet ini demi kelangsungan hidup layak anak cucu kita bersama serta dalam rangka menyukseskan agenda pemerintah hijau berkesinambungan dan perubahan iklim,” ujar Maharny Putri, Head of Government and Public Relations, Tatalogam Group.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI