Suara.com - Sejalan dengan pengumuman terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyatakan berakhirnya pandemi Covid-19, ekonomi global mencatat titik balik, memberikan peluang baru bagi pertumbuhan bisnis, terutama bagi para pengusaha. Namun, di tengah pergeseran positif ini, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menghadapi tantangan berkelanjutan, termasuk akses terbatas ke lembaga keuangan dan kurangnya literasi keuangan.
Kementerian Koperasi dan UKM mencatat, jumlah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mencapai 65,47 juta unit pada tahun 2019. Sejak pandemi Covid-19, banyak pelaku UMKM yang mengharapkan tambahan atau pinjaman modal. Namun, faktanya di lapangan, belum banyak para pelaku UMKM yang memahami sektor keuangan dari sektor perbankan maupun produk finansial lainnya.
Sehingga, tidak sedikit para pelaku UMKM yang akhirnya terjerumus ke pinjaman online ilegal, yang semakin memperkeruh bisnisnya. Selain itu banyak pelaku UMKM yang masih menjalankan usahanya secara tradisional, sehingga literasi keuangan dan bisnis di era digital ini mutlak diperlukan.
Menanggapi hal ini, PT Visa Worldwide Indonesia (Visa Indonesia) menginisiasi upaya untuk mensosialisasikan prinsip dasar literasi keuangan di kalangan UMKM, terutama mereka yang menjalankan bisnis kecil dan mikro dari rumah. Literasi digital harus memberikan pencerahan bagi UMKM dan dapat mengangkat mereka ke tingkat bisnis berikutnya. Tantangan besar terletak dalam bagaimana mereka dapat beradaptasi dalam ekosistem digital yang kompleks.
Baca Juga: Klaster Pempek 26 Ilir Binaan BRI Hidupkan Wisata Kuliner Digital di Palembang
“Sebagai bagian dari komitmen kami terhadap nota kesepahaman dengan Kadin Indonesia pada awal tahun ini untuk meningkatkan keterampilan bisnis dan literasi keuangan UMKM Indonesia, kami sangat senang dapat menjalin kemitraan dengan Cakap untuk menyediakan peluang peningkatan keterampilan ini yang kami harap akan membantu UMKM di Indonesia berkembang,” ucap Presiden Direktur Visa Indonesia, ujar Riko Abdurrahman,
Visa menggandeng edtech Cakap dalam memberikan pembelajaran mandiri yang mencakup materi tentang bisnis dan literasi keuangan. Chief Financial Officer Cakap, Jonathan Dharmasoeka, menyampaikan apresiasinya atas kerja sama ini, karena adanya visi misi yang sama dengan Visa, agar UMKM di Indonesia bisa menjalankan usaha yang berkelanjutan.
“Akan terdapat dua materi utama yang diberikan kepada para peserta. Yakni mengenai literasi bisnis yang meliputi pengetahuan dasar bisnis, manajemen bisnis, dan digitalisasi. Kedua, mengenai literasi keuangan, yang meliputi perputaran keuangan, pengetahuan lembaga keuangan, dan pendanaan,” ujar Jonathan.
Materi yang diberikan Cakap yang didasarkan pada kurikulum Practical Business Skills dan Practical Money Skills dari Visa akan berupa self-paced learning dan peserta nantinya akan diundang untuk mengikuti webinar, yang akan dibimbing oleh pakar bisnis dan keuangan. Untuk menggaet peserta lebih luas lagi, Cakap bekerja sama dengan beberapa pemangku kepentingan, yang menaungi pelaku UMKM dari berbagai sektor usaha yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
“Kami berharap akses konten pembelajaran bagi penerima manfaat akan jauh lebih mudah. Selain itu, materi yang disiapkan Cakap adalah konten hiperlokal yang relevan,” tambah Jonathan.
Baca Juga: Smeru Institute: UKM Indonesia Masih Hadapi Tantangan dan Hambatan di Era Digital