Suara.com - Produk pertrokimia, Orthoxylene mulai diproduksi secara mandiri di kilang minyak di Tuban, Jawa Timur. Adapun kapasitas produksinya mencapai 50.000 ton per tahun, yang sudah mulai disalurkan Senin, 26 Juni 2023. Produk tersebut disalurkan kepada konsumen strategis domestik, PT Petrowidada.
Orthoxylene merupakan produk derivatif petrokimia, yang dianggap memiliki prospek keuntungan dan keberlanjutan yang menjanjikan. Orthoxylene adalah salah satu valuable produk dari unit 211 aromatic fraksionasi tanpa mengurangi produk Paraxylene.
Direktur Utama PT Pertamina Petrochemical Trading, Deni Febrianto menuturkan Pertamina berkomitmen untuk menyalurkan bahan baku Orthoxylene sebesar 30.000 MT sampai 40.000 MT pada Semester ke-2 tahun 2023 ini kepada PT Petrowidada.
“Dengan ketersediaan produk Orthoxylene dalam negeri, maka Petrowidada akan lepas dari ketergantungan suplai impor, dan akan turut meningkatkan nilai tambah produk derivative-nya sehingga berdampak positif baik bagi Petrowidada, juga konsumen akhir Phthalic Anhydride (PA) mereka, serta masyarakat sekitar,” kata Direktur Utama PT Pertamina Petrochemical Trading, Deni Febrianto.
Baca Juga: Pupuk Kaltim Paparkan Potensi Pengembangan Pabrik Petrokimia di Papua Barat
Sementara itu, Komisaris Utama PT Petrowidada, Bindra Setya Utama, yang hadir dalam peresmian pengapalan perdana menyambut baik pasokan bahan baku domestik ini. Menurutnya, produksi Orthoxylene dalam negeri ini sejalan dengan visi Indonesia Maju yaitu hilirisasi dan industrialisasi sumber daya alam.
“Dengan hilirisasi ini, kami harap ketahanan industri kimia lokal semakin kompetitif, sehingga impor menurun dan TKDN meningkat,” katanya.
PT Petrowidada merupakan perusahaan yang bergerak di industri kimia yang sudah berproduksi sejak 1985. Manajemen Perusahaan ini dikendalikan sepenuhnya oleh pemegang saham baru, yaitu Eber Petrochemical Limited sejak akhir Juli 2021.
PT Petrowidada memiliki kapasitas produksi mencapai 70.000 MT per tahun. Menurut Bindra, kapasitas produksi dari Petrowidada ini sudah mencukupi sebagian besar kebutuhan nasional.
Selain itu, PT Petrowidada juga menjadi satu-satunya penghasil bahan kimia Phthalic Anhydride di Indonesia, sehingga tantangan banjirnya produk PA impor dari negara lain menjadi tantangan terbesar bagi perusahaan yang berada di bawah manajemen Eber Petrochemical Limited ini.
Baca Juga: Peran Industri Hulu Migas Dalam Pemenuhan Kebutuhan Energi dan Mendorong Industri Petrokimia
Produksi dan penyaluran produk domestik Orthoxylene ini juga mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kementerian Perindustrian, Ignatius Warsito. Ia mengatakan, produksi Orthoxylene domestik ini akan mengurangi ketergantungan bahan baku impor, membantu neraca perdagangan Indonesia sekaligus mengamankan rantai pohon industri petrokimia.
Hal senada juga disampaikan peneliti di Alpha Research Database Indonesia, Ferdy Hasiman.
“Industri dalam negeri akan semakin kuat kalau industri kimia kita menjadi stabil. Ini langkah yang bagus,” katanya.
Industri Petrokimia cukup menjanjikan karena belum banyak pemain yang terlibat. Ia juga menilai, hilirisasi industri Petrokimia tidak akan mendapatkan resistensi seperti hilirisasi di sektor tambang seperti nikel atau batubara.